Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat tugas dari perusahaan untuk mengikuti pelatihan terkait inventarisasi barang. Nah, salah satu materi yang sempat dibahas dalam pelatihan ini adalah terkait dengan 5R yang merupakan singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin yang merupakan sebuah metode penataan dan pemeliharaan tempat kerja yang berasal dari Jepang.
Budaya kerja 5R ini sebenarnya juga sudah disosialisasikan oleh pihak perusahaan ke setiap departemen di perusahaan. Ada satu divisi yang mendapat tugas khusus untuk memantau penerapan 5R di setiap departemen. Jadi setiap beberapa bulan sekali akan datang beberapa rekan yang memeriksa apakah meja kerja karyawan sudah memenuhi konsep 5R ini di mana di meja karyawan hanya ada barang-barang yang mendukung produktivitas kerja.
Saya sendiri jujur agak kesulitan dalam menerapkan konsep 5R ini di meja kerja saya. Jika teman-teman melihat meja kerja saya, bisa dipastikan akan setuju kalau bahwa saya adalah orang yang tidak suka beres-beres. Jika meja karyawan lain terlihat rapi dengan barang-barang yang sedikit, maka meja saya jauh terbilang berantakan dan tidak terorganisir. Padahal ya, saya sudah tamat membaca buku Marie Kondo yang mengajarkan tentang berbenah namun nyatanya saya masih belum terlalu maksimal dalam urusan pengorganisasian ini.
Tipe-tipe pengorganisasian barang
Belakangan, saya baru tahu kalau setiap orang memiliki gaya pengorganisasian yang berbeda. Hal ini sendiri baru saya ketahui saat menonton sebuah drama detektif wanita di salah satu OTT di mana si detektif wanita ini memeriksa ruangan salah satu tersangka dan langsung menebak gaya pengorganisasian orang tersebut dari barang-barang yang diletakkannya di ruangan. Hal ini akhirnya membuat saya merasa sedikit tercerahkan terkait gaya pengorganisasian saya yang berantakan ini.
Dalam drama tersebut, pemeran utama wanita ini menyebutkan empat gaya pengorganisasian barang yang diwakilkan dengan nama-nama binatang yakni jangkrik, lebah, kepik dan kupu-kupu. Nah, setelah googling di internet, saya pun kemudian berhasil menemukan penjelasan yang lebih lengkap terkait tipe-tipe pengorganisasian barang ini. Saya sendiri juga meyakini kalau setiap orang memiliki gaya pengorganisasian barang-barangnya masing-masing.
Ada yang suka menyimpan semua barang di tempat khusus dan rapi, namun ada juga yang memang barangnya itu harus terlihat agar dia mudah menemukannya. Mereka yang menyukai barang-barangnya tersimpan dalam kategori khusus disebut micro organizing sementara mereka yang memilih barang disimpan dalam kategori yang lebih besar disebut macro organizing. Lalu ada juga tipe yang menyukai barang-barangnya tersimpan dengan rapi di tempat tertutup yang disebut dengan tipe hidden organizing sementara mereka yang barangnya harus terlihat oleh mata mereka termasuk dalam tipe visual organizing.
Berikut adalah tipe-tipe pengorganisasian barang yang informasi lebih lengkapnya saya temukan di website https://www.elenasdeclutter.com:
5 Comments
Hem, aku masih bingung ya termasuk tipe pengorganisasian yang mana. Kalau lagi rapi yang teratur banget. Seringnya acak-acakan juga, hahaha. Tapi emang lebih mudah naruh barang yang sering dipakai dan terkumpul di satu tempat
ReplyDeleteSeru banget, jadi tahu tipe pengorganisasian barang yang cocok buat gue
ReplyDeleteWah, seru banget bahas tipe-tipe pengorganisasian barang! Jadi inget meja kerja sendiri yang kadang mirip "sarang kupu-kupu" juga—semua ada di permukaan, tapi ya itu tadi, semua terasa lebih gampang dijangkau 😄 Masing-masing memang punya gaya sendiri ya, yang penting fungsional dan bikin nyaman.
ReplyDeleteKupikir orang yang terlihat berantakan tuh menunjukkan orang yang tidak bisa mengorganisir barangnya sendiri. Ternyata emang tipe pengorganisian seperti kupu-kupu tuh ada. Hehehe
ReplyDeleteMenyusun dan merapikan barang itu sangat menyenangkan. Namun, karena aktivitas ini lumayan lelah juga kalau sedang punya anak kecil, saya mungkin masuk tipe buterfly ya, hehe. Asalkan barangnya rapi aja, ga perlu sampai detail harus di mana.
ReplyDelete