Lebaran 2025 ini bioskop Indonesia diisi dengan satu film animasi yang proses pengerjaannya memakan waktu 5 tahun berjudul Jumbo. Film ini disutradari oleh Ryan Adriandhy dan diisi oleh sederet nama aktor dan aktris cilik seperti Prince Poetiray, Quinn Salman, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, Muhammad Ahdiyat, Angga Yunanda, hingga Ariel dan Bunga Citra Lestari.
Sebagai penikmat film, tentunya saya tidak ingin melewatkan keseruan menonton film animasi ini bersama keluarga. Sebagai ibu dengan 2 anak berusia 8 dan 5 tahun, saya ingin memberikan pengalaman seru menonton film untuk mereka. Yah, meski sebenarnya ini bukan pertama kalinya anak-anak saya menonton film di bioskop, pastinya mereka tetap bersemangat jika diajak nonton.
Berikut adalah review saya untuk film animasi anak Jumbo:
Review film Jumbo
Jumbo bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Don yang tinggal berdua dengan neneknya setelah kedua orang tuanya meninggal. Oleh ayah dan ibunya, Don diberi sebuah harta berupa buku dongeng yang ditulis khusus untuknya. Buku dongeng inilah yang kemudian terus-menerus dibacakan Don kepada teman-temannya hingga teman-temannya merasa bosan.
Don memiliki 2 orang sahabat yakni Nurman dan Mae. Di saat teman-teman lain meninggalkan Don karena lelet saat bermain kasti atau sepak bola, Nurman dan Mae inilah yang setia menemani Don di berbagai kesempatan, termasuk juga mendengarkan semua cerita Don. Selain Don, ada juga sosok Atta yang tinggal berdua saja dengan kakaknya yang ahli reparasi. Atta kerap meremehkan dan mengejek Don karena tubuhnya yang gemuk dan selalu membuat timnya kalah saat bermain kasti atau bola.
Satu hari ada festival seni di kampung Seruni tempat Don tinggal. Don awalnya tak tertarik untuk berpartisipasi. Namun ketika kemudian ia menemukan sebuah lirik lagu yang ditinggalkan kedua orang tuanya di halaman terakhir buku dongeng, Don pun bersemangat untuk mendaftar. Beruntung bagi Don karena di menit terakhir pendaftaran, ada grup yang batal ikut sehingga Don bisa ikut acara tersebut.
Berbeda dengan Don, Atta yang mendaftar tepat sebelum dirinya tidak berhasil karena saat itu kuota peserta sudah habis. Mengetahui Don bisa mengikuti festival membuat Atta sangat marah. Apalagi Don juga tidak memberi tahu alasan sebenarnya mengapa ia bisa mengikuti lomba setelah pendaftaran ditutup. Rasa iri dan kecewa karena tidak bisa ikut pentas membuat Atta spontan mengambil buku dongeng yang memang selalu dibawa Don ke mana-mana.
Tentu saja Don sangat sedih karena buku dongengnya direbut Atta. Selain buku itu adalah peninggalan kedua orang tuanya, hanya dengan buku itu Don bisa tampil di festival kampung Seruni. Nah, di saat Don dan kedua sahabatnya mencari cara untuk mengambil kembali buku dongengnya, muncullah Meri seorang hantu cilik di hadapan mereka.
Meri meminta bantuan kepada Don untuk bisa menemukan orang tuanya yang disekap oleh seorang penjahat. Meri menawarkan diri untuk mengambil kembali buku dongeng Don dari Atta sebagai ganti permintaannya untuk menemukan orang tuanya. Mendengar tawaran ini, Don pun langsung setuju untuk membantu Meri. Nah, setelah berhasil mendapatkan buku dongengnya, Don malah ngelunjak meminta Meri untuk membantunya tampil di pentas. Apakah Meri akan membantu Don lagi agar bisa bertemu dengan kedua orang tuanya? Dan bagaimana dengan Atta? Apakah Atta akan diam saja melihat Don pentas sementara dirinya tidak?
Karakter di film Jumbo
Don
Don adalah seorang anak laki-laki yang ditinggal pergi orang tuanya di usia 4 tahun. Sebelum meninggal, ayah dan ibu Don membuat sebuah buku dongeng untuk menemani Don jika mereka pergi ke luar kota. Siapa sangka ternyata buku itu benar-benar menjadi setelah mereka meninggal.
Atta
Atta adalah seorang anak laki-laki yang tinggal berdua saja dengan kakaknya yang berprofesi sebagai ahli reparasi. Sama seperti sang kakak, Atta juga memiliki kemampuan di bidang elektronik yang membuatnya mendaftarkan diri di agar bisa mengobati kaki kakaknya yang patah. Sebelum bergabung dengan Don, Atta kerap mengejek Don karena tubuhnya yang gemuk dan selalu membuat timnya kalah.
Nurman
Nurman adalah sahabat laki-laki Don yang tinggal bersama kakeknya. Sehari-hari Nurman membantu kakek menjaga 3 ekor kambingnya. Nurman memiliki hobi membuat berbagai catatan tentang tanaman atau apapun yang menarik di sekitarnya.
Maesaroh
Satu-satunya perempuan di geng Don yang tinggal bersama orang tua angkat.
Kesan setelah menonton film Jumbo

Salah satu alasan saya mantap mengajak anak-anak untuk menonton film Jumbo adalah review positif yang saya baca di berbagai sosial media. Apalagi Jumbo juga memiliki visual yang sangat bagus yang pastinya juga menjadi salah satu alasan film ini menarik perhatian. Lalu apakah saya sepakat dengan review penonton sebelum saya?
Nah, sebelum membahas tentang kesan saya, tentunya saya juga akan membahas terlebih dahulu reaksi dari kedua anak saya yang menonton film ini. Usai menonton film, saya bertanya kepada Yumna dan Yafiq apakah mereka menyukai film Jumbo dan jawaban mereka sama, mereka menyukainya. Pertanyaan berikutnya, apakah mereka mengerti filmnya? Alhamdulillah kedua anak saya cukup mengerti dengan alur film ini.
Untuk saya sendiri, bisa dibilang plot dari Jumbo ini cukup kompleks sebenarnya. Plotnya berpindah dari Jumbo yang ingin mengikuti pentas beralih ke petualangan melawan penjahat yang dibagi menjadi beberapa bagian film. Plot ini mungkin agak terlalu berat bagi anak-anak di bawah usia 7 tahun. Selain itu adanya unsur hantu dalam film ini juga ternyata sedikit menjadi kontroversi di antara beberapa penonton film. Tapi kalau untuk bahasan hantu ini saya rasa tergantung orang tua masing-masing saja menyikapinya.
Terlepas dari plotnya yang berlapis, Jumbo pastinya juga memberikan pengalaman menonton yang seru dan pesan yang bagus untuk anak-anak kita. Dalam film ini kita bisa melihat bagaimana karakter Don yang mulanya egois bisa belajar untuk bisa lebih mendengarkan. Jujur ya, di pertengahan cerita saya sempat sebal dengan karakter Don ini karena memang kesannya ingin menjadi pusat dunia. Saya malah kemudian lebih tertarik dengan karakter Atta yang awalnya digambarkan sebagai pembully, namun nyatanya di balik sikapnya itu menyimpan hati yang baik dan rasa iri pada Don.
Film Jumbo juga cukup berhasil membuat saya nano-nano sebagai penonton dewasa. Dalam film ini juga kita melihat bagaimana persahabatan yang terjalin antara Don, Nurman dan Mae lengkap dengan konflik yang terjadi karena keegoisan Don. Bagaimana akhirnya ketiga sahabat ini bisa berbaikan dan bahkan juga menambah anggota baru mereka. Dan tentunya penonton pasti akan selalu ingat pesan nenek Don dalam film ini, yang kira-kira begini, "Kalau mau jadi pendongeng yang baik, maka jadilah pendengar yang baik."
Sebagai orang tua, saya senang sekali sineas kita semakin keren dalam memproduksi film animasi. Bahkan saat review ini ditulis, Jumbo saat ini sudah mendapat 1 juta penonton. Semoga saja ke depannya kita bisa menonton semakin banyak film animasi yang keren dan memberikan pesan positif bagi anak-anak kita!
Baca Juga
7 Comments
Sempat liat posternya di mol, kirain film luar. Ternyata karya anak bangsa ya.
ReplyDeleteWaah pas banget weekend ini aku mau ajak anak2 nonton Don, kmrn waktu libur lebaran rencananya mau nonton Don di bioskop kota kelahiranku pas mudik tapi batal melulu krn setiap siang ke sore cuaca hujan deras dan mendung anak2 mager. Sekalinya bisa ke mall, malam hari. Takut terlalu malam agak jauh pulang ke rumah ibuku yg di pinggiran. Jadilah sepakat ditunda nonton Don saat sudah kembali ke Jakarta. Alhamdulillah dapet review yang lumayan lengkap dan jujur dr Mba Antung nih. Jd ada bayangan bakal jawab apa klo anak2 ajak diskusi kenapa Ibu mau banget nonton Jumbo hahaha
ReplyDeleteAku jg tdk cocok dgn karakter hantunya, padahal kalo karakter hantu itu digambarkan secara real misalnya ortu yg menolak di gusur gitu, kenapa jadi bahas kuburan, hantu bs diikat, bersuara, dll itu kaya merusak pemahaman anak soal hantu. Tapi selebihnya aku suka aja sih, animasinya bagus, jalan cerita bagus. Apalagi ada angga yunanda hehehe
ReplyDeleteWah terima kasih review-nya kakak, jadi punya gambaran tentang film ini jadi bisa siap-siap amunisi jika twins ngajak diskusi. Soalnya film ini jadi waiting list mereka kalau nanti pulkam he..he..he..
ReplyDeleteAku baru lihat dubbernya ternyata ada aktor Chico Jerico ya ish keren banget suaranya bisa menirukan berbagai jenis kambing lucu banget
ReplyDeleteSemakin mantap aku buat nonton film Jumbo. Dari awal ada sebetulnya udah tertarik namun ada aja aral melintang alias belum punya waktu tepat buat nonton film nya. Rencana weekend ini harus nonton sih.
ReplyDeleteTepat ya mba, ngajak anak nonton film Jumbo dan mereka bisa memetik banyak hal baik dari film bagus ini. Kagum sama yang terlibat di film, idenya cemerlang sekali.
Duh ini salah satu film yang ingin saya tonton bangeet. udah dijadwalkan niih akhir pekan ini mau nonton di bioskop terdekat. Film Jumbo bagai oase di tengah film-film horor dan dewasa yang merajalela di bioskop-bioskop kita.
ReplyDelete