Saat usia Yumna masih 3 tahun, saya sempat mengalami pengalaman yang cukup membuat deg-degan. Saat itu saya mengajak Yumna ke mall untuk bertemu dengan beberapa teman sesama blogger. Setelah kopdar berakhir, saya mengajak Yumna ke sebuah acara yang bermain yang diadakan oleh sebuah brand susu di area tengah mall. Bermodal struk pembelian produk susu tersebut, saya pun berhasil mengajak Yumna untuk bermain di dalam arena secara gratis.
Layaknya anak-anak lainnya, Yumna begitu senang dengan berbagai mainan yang ada di acara tersebut. Ia berlari ke sana ke mari mencoba berbagai permainan mulai dari perosotan hingga rumah-rumahan sementara saya mengawasi dari dalam arena. Di tengah acara, Yumna sempat meminta saya untuk menemaninya ke toilet karena kebelet pipis.
Setelah usai menunaikan hajatnya, saya membawa kembali Yumna ke area bermain. Nah, di saat inilah saya lengah dalam mengawasi Yumna hingga akhirnya saya tidak tahu kalau sosoknya sudah tidak ada lagi di arena bermain. Saya coba cek ke beberapa wahana permainan namun tak kunjung saya temukan sosok mungilnya. Saya mulai gugup. Dada saya berdegup kencang.
"Ke mana putri saya menghilang?" Pikiran buruk mulai menghantui kepala saya.
Saya berusaha menenangkan diri. Saya kemudian bertanya kepada salah satu panitia apakah melihat sosok anak saya. Beruntung saat bermain di arena tersebut, saya sempat mengambil foto Yumna sehingga bisa memperlihatkannya kepada panitia. Panitia kemudian membantu saya untuk menemukan putri saya tersebut. Tak lama, salah satu panitia datang dengan menggendong sesosok balita. Dia adalah Yumna putri saya yang ternyata keluar dari arena bermain dan mencari saya hingga ke bagian informasi.
Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan Saat Mengajak Anak ke Tempat Ramai
Mengajak anak terutama balita ke tempat ramai seperti mall kadang memang memberikan risiko tersendiri bagi orang tua. Anak-anak dengan jiwa eksplorasinya besar pastinya takkan berhenti berlarian saat berada di mall dan tempat umum lainnya. Kadang bahkan anak-anak ini menghilang ketika orang berpaling sedetik saja. Oleh karena itu saat mengajak anak ke tempat ramai orang tua tidak boleh lengah dan selalu waspada mengawasi keberadaan anak.
Kejadian anak yang menghilang di keramaian atau tempat sendiri bukan sekali saja terjadi pada saya. Pernah ketika kami singgah untuk salat di sebuah masjid di kota Banjarmasin, saya kerepotan mencari Yafiq yang menghilang ketika saya menunaikan salat. Saat itu seingat saya usia Yafiq juga masih 2 atau 3 tahun dan dengan beraninya anak saya itu berkeliling di area masjid. Saya sempat khawatir Yafiq pergi ke jalan raya namun untungnya kemudian kami menemukannya di salah satu celah masjid.
Kejadian terbaru terjadi ketika saya membawa kedua anak saya ke mall. Kali ini Yumna sudah berusia 7 tahun dan Yafiq sudah berusia 5 tahun. Nah, saat saya mengejar-ngejar Yafiq yang berlari menuju eskalator, saya melupakan Yumna yang berjalan di belakang saya. Ketika saya berbalik kembali, saya sempat melihat Yumna berlari ke arah sebaliknya. Saya berusaha mengejar Yumna namun anak saya itu cepat sekali menghilangnya. Dua kali saya bolak balik mencari Yumna di lantai atas namun sosoknya tak kunjung terlihat.
Akhirnya kemudian saya putuskan untuk turun ke lantai dasar dengan harapan bisa menemukan Yumna di sana. Dan benar saja! Baru saja saya turun dari eskalator sosok Yumna terlihat sedang berlari mencari saya. Saya pun memanggil namanya dan ketika wajahnya berbalik bisa saya lihat putri sulung saya itu hampir menangis karena kehilangan ibunya.
Akhirnya setelah kondisi Yumna agak tenang saya pun membuat kesepakatan dengannya yakni jika saat berada di mall Yumna terpisah dari mama maka ia harus menunggu di depan tempat yang sudah kami sepakati. Dan begitulah sekarang setiap kali saya mengajak Yumna dan adiknya ke mall ia juga memberitahu Yafiq tentang kesepakatan ini.
Nah, terkait upaya mencegah anak hilang saat berada di mall atau tempat umum, berdasarkan pengalaman dan beberapa sumber yang saya baca, bisa dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
Beri anak pakaian dengan warna mencolok
Saat anak menghilang di keramaian, salah satu cara untuk bisa menemukan anak adalah dengan bertanya pada orang di sekitar. Agar lebih mudah dalam mendeskripsikan anak yang dicari ini akan lebih mudah jika anak kita menggunakan pakaian dengan warna atau aksesoris yang mencolok. Dengan demikian diharapkan anak akan lebih mudah ditemukan di keramaian.
Ambil foto anak agar mudah diperlihatkan
Selain mengenakan pakaian dengan warna dan aksesoris mencolok, kita juga bisa terlebih dahulu memotret anak sebelum berangkat ke tempat ramai. Dengan memiliki foto anak terbaru pastinya juga akan memudahkan saat mencari anak di keramaian.
Mengajarkan anak untuk mengingat nama orang tuanya
Anak-anak sebaiknya sejak sudah bisa berbicara diberitahu nama orang tuanya selain juga namanya sendiri. Dengan mengetahui nama orang tua akan memudahkan saat anak terpisah karena ia akan bisa menyebutkan nama orang tuanya saat ditanya orang.
Membekali anak dengan identitas dan nomor kontak orang tua
Cara ini juga bisa dilakukan sebagai langkah preventif jika anak terpisah saat di tempat ramai. Dalam sebuah drama Korea yang saya tonton, salah satu tokohnya mengenakan kalung dengan nama dan nomor handphone orang tuanya yang terukir di sana. Jadi jika anak terpisah dari orang tua, pihak yang menemukan bisa langsung menghubungi orang tua anak tersebut.
Membuat kesepakatan dengan anak sebelum berangkat
Cara lain yang bisa dilakukan orang tua untuk mengantisipasi "kehilangan" anak saat berada di keramaian atau tempat umum adalah dengan cara membuat kesepakatan dengan anak. Kesepakatan ini bisa terkait berapa jauh anak boleh berjalan hingga ke mana anak harus pergi jika terpisah dari orang tuanya. Anak juga mungkin perlu diberitahu terkait beberapa sosok yang bisa dimintai bantuan saat terpisah dari orang tua seperti satpam, penjaga toko dan sosok lainnya di tempat tersebut.
Itulah dia beberapa tips yang bisa saya bagikan terkait persiapan saat mengajak anak ke tempat ramai atau umum. Tentunya sebagai orang tua kita tetap harus selalu waspada ya saat mengajak anak terutama yang masih berusia balita ke tempat umum ini. Jangan sampai lengah sedikit anak tahu-tahu sudah menghilang dari pandangan.
14 Comments
Pernah Saladin ngilang selama sejam (pas dia masih usia 6 tahun) itu aja aku udah mewek banget. Ide bagus nih Mbak. Kudu bikin ID berisi nama dan nomer HP ortu ya lalu dijadikan Kaling, dipakaikan ke anak.
ReplyDeletepastinya, mbak. pastinya pikiran sudah kemana-mana aja ya saking takutnya
DeleteWah bagus juga mbak tipsnya. Anakku 1 juga udah deg-degan kalau dia lari-larian aktif di tempat umum. Kebayang dari cerita Mbak udah sport jantung. Kalau anak sudah besar lebih enak ya bisa di-brief dulu
ReplyDeleteKalo anak balita nih sering molly temuin suka ngilang di mall or tempat wisata publik yg luas gitu. Ortu kudu aware juga. Waspada terhadap anak, apalagi buat yg emang suka explor. Meleng dikit, ilang deh
ReplyDeleteMasya Allah, jadi ikutan deg-degan. Alhamdulillahnya Yumna segera ketemu ya.
ReplyDeleteBenar2 serasa nyawa melayang kalau sampai terpisah dg outra putri kita di tempat keramaian seperti mall.
Kebayang deg-degannya saat anak sempat menghilang dari pantauan di keramaian. Anak sulungku beberapa kali seperti itu, karena dia tipe mudah tertarik akan sesuatu, jadi pas jalan tiba-tiba belok dan terpaku memperhatikan itu. Padahal aku baru sekian detik duluan di depan dia dan ga ngeh dianya ga ada di belakangku..hadeh
ReplyDeleteKalau adiknya yang aku ingat, pas kami di sebuah wahana di Singapura...barusan aku gandeng, eh lepas tangannya, terus ga ada. Lagi rame banget pula. Ternyata dia minta gandeng ibu-ibu yang warna kerudungnya sama persis dengan aku. Ibu itu ngira si adik anaknya (padahal anak dia dua-duanya digandeng suaminya ). Ya ampun panik setengah mati waktu itu, mana di negeri orang pula.
Oh ya, tipsnya bagus banget...nambahin dikit kalau anak sudah agak besar ajarin dia hapalin no HP Bpak/Ibunya. Jadi, kalau ada apa-apa kita mudah dihubungi
Ya Allah, ikut deg deg degan. Kalau ke mall atau ke swalayan besar dengan anak tanpa suami, saya nggak berani. Takut kalau anak hilang. Ke alfamart aja dulu pas di semarang padahal kami tinggal disana lumayan lama 2-3 tahun tapi ke mini market aja aku ikuti terus. Takut ilang. Kan kami pendatang. Pas kami balik ke klaten kota asal kami, saya agak kendor tuh kalau ke toko padahal ya jauh dari rumah.
ReplyDeleteBelum pernah nih ngasih kontak dan nama orang tua . penting padahal
ReplyDeleteMasyaa Allah ya. Mengajak anak ke tempat umum memang tricky ya. Apalagi balita yang kadang masih bingung di tempat umum. Terimakasih tipsnya Mbak.
ReplyDeleteWaktu anak masih kecil kalau pas jalan2 sendiri dengan anak tanpa suami pasti tak gandeng terus mba, takut dia tertarik apa lalu kemana saya gak tahu kan bahaya. Ga kebayang sih kalau sampai hilang dari pandangan gitu..
ReplyDeleteTipsnya bermanfaat banget mbak. Pakaian dengan warna mencolok memudahkan kita untuk mengenali anak dari jauh. Jika berada di daerah ramai saya berbagi tugas dengan suami, belum berani pergi sendiri ke area ramai saat anak-anak masih kecil karena rawan sekali
ReplyDeleteTerlepas dari semua tips itu pastikan juga orang dewasa selalu memantau keadaan anak ya. Jangan membiarkan sendiri sampai terlepas dari pandangan. Membawa anak di tempat ramai memang harus ekstra waspada
ReplyDeleteAnak kalau aktif suka lupa deh sama pesan-pesan Mamanya. Tau-tau udah mencar aja, ngilang. Bener memang harus pakai baju mencolok, pakai topi kalau yg cowok. Kalau anakku memang ngasih kalung ID ke anaknya, karena berkebutuhan khusus.
ReplyDeleteWah bermanfaat banget tips-nya mbak untuk saya yang punya anak balita. Sering was was juga klo lagi bawa anak ke tempat ramai, klo saya sih belum berani melepaskan anak jalan atau main sendiri di tempat ramai tanpa digendong atau dipegangin tangannya.
ReplyDelete