Pentingkah Ranking di Rapor Anak?


Ranking anak

"Mama Yumna, tadi dikasih tahu nggak ranking Yumna waktu menerima rapor?"

Begitu pesan yang masuk ke handphone saya ketika tiba di rumah setelah mengambil rapor Yumna untuk semester pertamanya di kelas dua.

"Nggak ada nanya, Bu. Lupa tadi waktu mau nanya. Lagian tadi sudah dilihatkan daftar peringkatnya sama Mama X jadi nggak kepikiran mau nanya," jawab saya akhirnya.

Memang beberapa menit sebelum para orang tua memasuki kelas untuk pembagian rapor, sebuah percakapan muncul. Hal ini bermula dari ketika seorang ibu memberikan selamat kepada salah satu wali murid terkait anaknya yang meraih peringkat pertama. Saya yang merasa ketinggalan berita tentu saja bingung kenapa para ibu ini bisa mengetahui peringkat anaknya padahal rapor belum dibagi. 

"Darimana nih ibu-ibu tahu siapa yang ranking satu?" tanya saya kemudian.

"Nah, Mama Yumna nggak lihat status pak guru ya, ternyata?" Salah satu ibu yang lain balik bertanya kepada saya. Rupanya beberapa hari sebelumnya guru wali kelas Yumna sempat membagikan status terkait penilaian anak muridnya dan beberapa ibu mungkin sempat melihat dan akhirnya menyimpannya di handphone mereka masing-masing.

"Yah, aku ketinggalan deh. Ada yang tahu nggak Yumna rangking berapa?" tanya saya kemudian.

Seorang ibu kemudian memperlihatkan screenshot dari status pak guru. Sebenarnya gambarnya sangat kabur namun masih bisa dilihat berdasarkan urutan absen murid di kelas. Dari daftar tersebut terlihat kalau Yumna berada di urutan ke-10, ranking yang sama yang diraihnya saat pembagian rapor kelas 1 enam bulan sebelumnya.

Belakangan, saya kemudian diberi tahu juga kalau rekap nilai yang dilihat para ibu ini bukan rekap peringkat anak di kelas. Bisa jadi rekap tersebut adalah rekap ulangan sumatif yang dilakukan sebelum pembagian rapor. Dan akhirnya saya juga tetap tidak tahu di peringkat keberapa anak saya di kelasnya.

Pentingkah Ranking di Kelas saat Pembagian Rapor? 

Sejak beberapa kurikulum pendidikan terakhir, penulisan ranking pada rapor anak sebenarnya saat semakin ditinggalkan. Hal ini cukup berbeda dengan era tahun 90-an di mana pada setiap pembagian rapor guru akan menuliskan ranking di kolom ranking sehingga orang tua dan murid bisa mengetahui pada tingkat berapa dirinya berada. Penulisan ranking di raport ini pastinya juga akan menentukan siapa yang mendapat predikat paling pintar di kelas.

Lalu sejak kapankan penulisan ranking pada rapor ini ditiadakan? Setelah saya coba mencari tahu, ternyata peniadaan ranking pada rapor anak ini dimulai sejak kurikulum 2013. Alasan dari tidak dituliskannya ranking di rapor ini adalah ranking anak di kelas dipandang tidak tepat untuk menggambarkan potensi serta bakat murid. Sebagai gantinya, pada kolom keterangan nilai di rapor guru akan menuliskan kelebihan dan kekurangan murid dalam menangkap pelajaran yang diberikan.

Selain dianggap tidak bisa menjadi acuan terkait potensi dan kecerdasan murid, tidak dituliskannya ranking pada rapor murid juga diharapkan bisa memberikan rasa percaya diri setiap anak akan kemampuannya karena dengan tidak adanya ranking mereka akan dianggap setara. Murid juga bisa berteman dengan siapa saja tanpa memandang anak si A yang paling pintar atau si B yang ranking buncit.

Di lain pihak, nyatanya kadang orang tua murid tetap penasaran dengan peringkat anaknya di kelas, termasuk saya juga tentunya. Karena itulah tidak heran ketika orang tua murid berhadapan dengan guru untuk menerima Rapor mereka akan menanyakan peringkat ke berapa anaknya berada. Sebagian guru ada yang memberitahu peringkat anak itu kelas dan ada juga guru yang memilih untuk tidak memberitahu peringkat anak di kelas dan lebih menjelaskan bagaimana perkembangan anak selama belajar di kelas tersebut. 

Lalu apa saja alasan mengapa ranking di rapor ini cukup penting bagi orang tua? Berikut yang bisa saya tuliskan:

Menjadi hal yang bisa dibanggakan

Tak bisa dipungkiri jika anak kita mendapat peringkat yang baik di kelas akan memberikan kebanggaan tersendiri bayi orang tua. Bahkan ada sedikit orang tua yang memberikan reward tersendiri jika anaknya berhasil meraih peringkat teratas di kelasnya. Namun perlu diingat apakah anak memiliki ranking atau tidak di kelas sebagai orang tua kita juga harus bisa bijak menyikapinya karena ada banyak hal lain yang bisa dibanggakan dari anak selain menjadi ranking 1 di kelas.

Dapat membantu orang tua dalam mengukur kemampuan anak

Bagi orang tua generasi millenial seperti saya, ranking di kelas merupakan salah satu indikator apakah anak bisa menerima pelajaran dengan baik atau tidak. Jika anak berada pada peringkat atas di kelas maka orang tua bisa sedikit tenang karena artinya anak bisa menyesuaikan dan menangkap pelajaran dengan baik. Sementara jika anak berada di peringkat bawah, maka orang tua bisa melakukan evaluasi di mana kekurangan anak dan mencari cara untuk memperbaikinya. 

Membantu memetakan posisi anak di kelas

Tak hanya itu mengukur kemampuan anak, adanya ranking pada rapor juga bisa membantu orang tua dalam memetakan posisi anak di kelas apakah berada di 10 besar atau di luar dari itu. Setidaknya dengan mengetahui posisi anak di kelas ini orang tua juga tidak memaksakan anaknya untuk bisa berprestasi di luar kemampuan dan sebaliknya orang tua bisa lebih menggali potensi anak di bidang lain. 

Pada akhirnya, ada tidaknya ranking di rapor anak ini memang tidak selalu bisa menunjukkan potensi anak yang sebenarnya. Ranking atau nilai anak yang bagus di rapor bisa jadi menunjukkan kemampuan otaknya yang memang cerdas. Kita sendiri sebagai orang tua sebenarnya memiliki tugas dan kewajiban untuk bisa menemukan bakat anak dan memaksimalkannya sehingga apakah anak mendapat ranking yang baik di kelas atau tidak bukanlah hal yang penting lagi untuk diketahui. 


Baca Juga
Reactions

Post a Comment

13 Comments

  1. Memang terkadang orang tua merasa penasaran dengan peringkat anak di kelas, apalagi kalau anak bisa berprestasi. Tapi, setuju banget dengan pandangan bahwa ranking bukanlah segalanya. Ada banyak aspek lain yang lebih penting dalam perkembangan anak, seperti bakat dan minat mereka yang sering kali tidak tercermin dalam angka atau urutan peringkat. Aku pun merasa lebih penting untuk melihat proses belajar anak dan bagaimana mereka mengatasi tantangan. Makasih ya mbak udah mengangkat topik ini dengan perspektif yang bijak!

    ReplyDelete
  2. sejak si Sulung kelas 1, gurunya gak pernah menyebutkan peringkat kelas para murid di kelas, begitupun juga di raportnya gak tertera peringkat berapa.

    sebenarnya penasaran sih pengen tahu juga tapi yasudahlah mungkin itu lebih baik sih memang, karena kita sebenarnya juga bisa menerka kok dari total nilai raport anak, kadang juga sih penasaran nanya langsung ke Gurunya tapi yasudahlah tiap anak punya potensi masing-masing tinggal kita sebagai orang tua harus selalu mendukung anak agar bisa lebih baik lagi.
    kadang kalau tahu rankingnya segini juga bisa jadi beban sendiri lho itu, hihih

    ReplyDelete
  3. kalau nggak salah juga untuk indikasi peringkat untuk sekolah juga nggak sih, lupa istilahnya, selain untuk akreditasi itu. Setiap anak memiliki potensi masing-masing, dan raport juga untuk indikator seberapa paham anak-anak memahami pelajaran di sekolah

    ReplyDelete
  4. Karena orang tua dulu saat sekolah sangat mementingkan ranking, akhirnya saat punya anak, jadi pengen tahu juga gimana ranking anaknya. Padahal jamannya sudah berbeda, kurikulum dan kebijakannya berubah. Jadi memang perlu juga orang tua update perkembangan kebijakan kurikulum yang diterapkan di negara kita

    ReplyDelete
  5. Wah aku setuju banget mbak, anak gak cuma maju di akademik, tapi prestasi non akademik juga harus disupport. Tahu ranking anak di kelas memang penting gak penting sih buatku. Bisa jadi tolak ukur sejauh mana anak² bisa paham mengenai pelajarannya, jadi aku juga bsa bantu mereka.

    ReplyDelete
  6. Entah kenapa saat ini aku berpikir kalau ranking bukan segalanya dan tidak bisa dijadikan patokan sepenuhnya. Soalnya gaya pembelajaran masa kini lebih berfokus pada perkembangan anak dari sisi hobi, kemampuan komunikasi dan tahu apa yang jadi kelebihan serta kekurangan. Sehingga bisa lebih tepat dalam memilih jurusan di tingkat mendatang 🤩.

    Semangat terus membersamai anak 😇.

    ReplyDelete
  7. Menurut daku boleh sih pake rangking, biar anak makin semangat belajarnya. Jadi istilahnya gak menganggap remeh nilai atau terlalu santuy belajar

    ReplyDelete
  8. Aku dulu yang termasuk ngejar rangking. Ada bagusnya karena kalau kita bisa, dapat kelas bagus, jadi ikut semangat belajar. Cuma aku sekarang gak terlalu bebanin anak kudu rangking. Yang penting mereka enjoy buat belajar

    ReplyDelete
  9. Kalau di sekolah anakku gak dikasih tau mbak semua rangkingnya nih, dan aku juga biasanya gak tanya nih.
    Paling kalau pun ada gurunya untuk mengurutkan aja & ga diumumkan tapi suka ada orangtua yang maksa cari tau makanay dibuat gitu

    ReplyDelete
  10. Klo aku jujur bukan membanggakan, karena aku lebih suka anak berprestasi di eskul atau organisasi, sebagai ukuran aku mengetahui seberapa jauh kemampuannya selain akademik. Rangking aku tanya saat anak mau lulusan, untuk memantau agar mendapat sekolah yang bagus. Apalagi saat mau masuk kuliah, setidaknya dengan nilai bagus tsb merinngankan beban biaya pendidikan

    ReplyDelete
  11. Saya termasuk orang tua yang tidak mementingkan rangking anak di kelas. Karena menurut saya, setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing, tidak hanya cerdas secara akademik tetapi non akademik juga bisa jadi kelebihan anak. Lebih baik fokus pada kelebihan anak dan terus mengasahnya supaya mereka bisa jadi ahli di bidangnya.

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah gak ada peringkat yaah..
    Hehehe, karena aku dulu pas jaman sekolah ada peringkat, jadi super tertekan. Jadi banyak kali melakukan hal-hal yang sekiranya bisa bikin ranking naik, huhuhu.. ((pengakuan dosa))

    Semoga anak sekarang bisa lebih fun dalam belajar, mencintai sebuah proses dan mencintai ilmu.

    ReplyDelete
  13. Aku tetep penasaran rangking anak, tapi nggak terlalu penting juga asalkan anak sudah berusaha memberikan yang terbaik nggak masalah rangking brp

    ReplyDelete