Berkenalan dengan Xanthelasma dan Cara Menghilangkannya


pengalaman mengatasi xanthelasma dengan cara dilaser

Sekitar awal tahun 2024 ini, saya menemukan sedikit keanehan pada wajah saya, terutama pada area di bawah mata kiri. Jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya, saya merasa ada semacam penebalan kulit berwarna putih kekuningan di area tersebut. Selama ini bagian bawah mata saya memang sangat berkantung karena berkacamata. Namun rasanya tidak sampai muncul penebalan kulit seperti yang saya perhatikan belakangan. 

Layaknya orang-orang pada umumnya, untuk mengetahui hal yang terjadi pada area bawah mata ini, saya bertanya dulu pada mbah Google. Sayangnya setelah melakukan pencarian saya tak kunjung menemukan jawaban yang tepat. Sebenarnya tidak ada rasa sakit atau apapun dari kulit yang menebal ini. Namun tetap saja ada rasa tidak nyaman melihatnya terutama jika saya harus mengambil foto untuk keperluan review produk kecantikan.

Mengunjungi Dokter Kulit untuk Konsultasi

Akhirnya setelah beberapa waktu saya memutuskan untuk mengunjungi dokter kulit di berpraktik di jalan Kinibalu Banjarmasin. Sebelum mengunjungi dokter ini saya terlebih dahulu melakukan pendataran secara online melalui whatsapp. Selanjutnya saya bisa langsung datang ke klinik untuk menkonfirmasi pendaftaran sekaligus melakukan pembayaran untuk pendaftaran. Tak banyak saya lihat pasien yang datang hari itu. Mungkin karena saya juga datangnya di awal jam praktik jadi belum banyak pasien yang datang. 

Setelah menunggu beberapa belas menit, nama saya pun dipanggil. Sebelum saya rupanya sudah ada pasien lain yang mungkin melakukan perawatan dengan dokter yang berpraktik. Sesuai dengan arahan dari asisten dokter, saya pun langsung masuk ke ruang praktik dokter tersebut. Di dalam ruang praktiknya, saya pun langsung menunjukkan area bawah mata saya yang mengalami penebalan ini.

Tanpa perlu memerlukan pemeriksaan detail, dokter langsung memberi tahu saya sebuah istilah yang lumayan baru di telinga saya. Xanthelasma, itulah nama kondisi yang saya alami. Dokter mempersilakan saya mencari tahu terlebih dahulu perihal xanthelasma ini sebelum memberikan penjelasan dari sisi beliau. Saya pun langsung membuka handphone dan mengetikkan istilah yang disebutkan dokter para saya. 

Begitu membaca sebuah artikel, ingatan saya langsung melayang pada sebuah tulisan saya terkait gejala-gejala kolesterol tinggi. Ya, beberapa bulan sebelumnya, saya sempat menulis tentang perbedaan asam urat dan kolesterol dan memang dalam tulisan saya itu juga menyebutkan tentang xanthelasma ini. Siapa sangka ternyata tak lama kemudian saya malah mengalami langsung gejala kolesterol bernama Xanthelasma. 

Apa itu Xanthelasma 


xanthelasma

Menurut artikel yang saya baca di Alodokter, Xanthelasma adalah plak kekuningan akibat gumpalan lemak yang muncul di kelopak mata. Plak kekuningan ini tumbuh di sudut mata pada sisi yang dekat dengan hidung, baik di kelopak mata atas maupun bawah. Penderita Xanthelasma umumnya mereka yang berusia di atas 40 tahun dan ternyata lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria. 

Beberapa faktor penyebab munculnya Xanthelasma ini antara lain:
  • Kolesterol tinggi atau kadar HDL (kolesterol baik) yang rendah
  • Sirosis bilier primer, yaitu penyakit liver yang dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam darah
  • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Pola makan tinggi lemak.
  • Konsumsi obat yang dapat meningkatkan kadar kolesterol, seperti kortikosteroid atau obat untuk penyakit epilepsi
  • Hipotiroidisme
  • Obesitas
  • Diabetes
Berkaca pada diri saya sendiri, maka faktor penyebab Xanthelasma yang terjadi pada saya adalah kolesterol yang tinggi dan obesitas. Memang saat pemeriksaan kesehatan di tahun sebelumnya, saya menemukan angka kolesterol yang di atas ambang batas. Selain itu selama 2 tahun terakhir saya juga masih berupaya untuk menurunkan berat badan yang meningkat karena saya tak mengatur pola makan dengan baik. 

"Tapi angka kolesterol saya cuma sedikit aja lebihnya dari batas normal, Dok," begitu tanya saya setelah membaca 

"Ya itu artinya kolesterol kamu larinya ke kulit bukan ke darah. Kalau kolesterol tinggi ke darah nah kalau ke kulit jadinya xanthelasma. Dan ini bukan seperti kolesterol dalam darah yang bisa turun kalau minum obat karena kalau Xanthelasma ini harus diangkat

"Tidak bisa pakai krim atau perawatan saja, Dok?" 

"Tidak bisa. Jadi kamu jangan gampang percaya kalau misalnya ada yang berjualan krim penghilang xanthelasma di toko online." 

Saya hanya manggut-manggut mendengar penjelasan dokter di hadapan saya. "Kalau untuk proses pengangkatannya nanti bagaimana, Dok?" tanya saya lagi.

"Ya, nanti Xanthelasma-nya bakal diangkat pakai operasi kecil aja. Nggak lama kok," balas dokter.

"Kalau biayanya gimana, Dok?"

"Ini untuk tindakannya biayanya 900 ribu rupiah. Tapi bisa juga di rumah sakit tindakannya," Dokter menyebutkan biaya tindakan di kliniknya yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi saya. Akhirnya setelah konsultasi selesai saya pun pulang kembali ke rumah.

Konsultasi ke dua di Rumah Sakit



Sepulang dari konsultasi pertama saya di klinik dokter kecantikan, beberapa hari berikutnya saya habiskan dengan mencari info apakah Xanthelasma ini bisa dicover dengan menggunakan asuransi pemerintah atau tidak. Saya mendatangi dokter yang menjadi faskes pertama untuk pengobatan saya, namun saat itu dokter tersebut ternyata belum bisa memberikan rujukan karena tidak memiliki informasi pasti apakah Xanthelasma bisa dicover asuransi pemerintah. Saya pun diminta kembali keesokan harinya untuk mendapatkan kepastian dan memang benar Xanthelasma tidak ditanggung oleh asuransi pemerintah karena termasuk dalam perawatan kecantikan. 

Saya juga menyempatkan diri untuk mencari tahu seputar cara-cara pengangkatan Xanthelasma lewat beberapa video dan juga pastinya artikel. Dan ternyata ada 4 cara yang bisa digunakan dokter untuk mengangkat Xanthelasma, yakni:
  • Eksisi bedah. Eksisi bedah adalah prosedur yang sering direkomendasikan dokter guna menghilangkan lesi xanthelasma. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan pisau yang sangat kecil biasanya. Pemulihan biasanya memakan waktu empat minggu.
  • Kauterisasi kimia. Kauterisasi kimia menggunakan asam asetat yang sudah terklorinasi untuk menghilangkan endapan lemak tanpa meninggalkan banyak jaringan parut.
  • Cryotherapy. Cryotherapy untuk menghancurkan xanthelasma dilakukan dengan menembak semprotan dingin di area lesi. Prosedur ini lebih berisiko menimbulkan jaringan parut dan merubah pigmen kulit.
  • Ablasi laser. Ablasi laser karbon dioksida dan argon adalah prosedur yang dinilai lebih efektif menghilangkan xanthelasma ketimbang operasi. Namun, prosedur ini tetap berisiko merubah pigmen kulit.
Akhirnya setelah berpikir selama beberapa hari saya pun memutuskan untuk datang langsung ke rumah sakit daerah yang ada di kota Banjarmasin untuk mencoba alternatif lain. Karena tidak menggunakan asuransi pemerintah, maka saya pun melakukan pendaftaran untuk pasien umum dan alhamdulillah hari itu tidak banyak pasien di klinik kulit di rumah sakit tersebut. Jadi tanpa perlu menunggu berjam-jam, saya pun bisa langsung berkonsultasi dengan dokter yang bertugas hari itu. 

Sama seperti diagnosa pertama, dokter spesialis kulit di rumah sakit daerah ini juga menyebutkan kata xanthelasma untuk kondisi yang saya alami. "Xanthelasma ini sebenarnya tidak berbahaya jika tidak diangkat namun ia bisa bertambah banyak kalau pola makan tidak dijaga," begitu dokter menjelaskan pada saya terkait apakah berbahaya jika Xanthelasma dibiarkan saja tanpa perlu melakukan tindakan. Saya pun dipersilakan untuk berpikir ulang apakah akan dihilangkan Xanthelasma-nya atau tidak. Saya iseng bertanya terkait biaya pengangkatan Xanthelasma di Rumah Sakit ini dan ternyata biaya menghilangkan xanthelasma di Rumah Sakit jauh lebih murah dibandingkan ke klinik kecantikan yang saya datangi sebelumnya, yakni Rp. 500.000,00.

"Langsung dihilangkan aja deh, Dok. Biar nggak bolak-balik lagi," kata saya akhirnya.

Mendengar keputusan saya, dokter meminta saya menunggu kembali selama beberapa menit. Sebelum proses tindakan pengangkatan Xanthelasma dilakukan, terlebih dahulu area bawah mata saya dioles krim terlebih dahulu lalu saya diminta pun menunggu di ruang tunggu sampai nama saya dipanggil kembali. 


proses laser xanthelasma


Kurang lebih 15 menit menunggu, asisten dokter memanggil saya ke ruang tindakan. Berbeda dengan tindakan yang dijelaskan oleh dokter kulit pertama, dokter di Rumah Sakit ini menggunakan teknik laser untuk menghilangkan Xanthelasma di bawah mata saya. Prosesnya terbilang cepat karena untuk membakar lemak yang menumpuk ini hanya memerlukan waktu kurang lebih 20 menit setelah sebelumnya area bawah mata saya diberi krim agar baal dan juga disuntik agar tidak merasa sakit saat proses pembakaran dilakukan.

Setelah proses pengangkatan Xanthelasma selesai dilakukan, bekas luka bakar tersebut ditutup plester untuk menghindarkan terkena air. Oleh dokter saya juga diberikan resep salep krim gentacimin sulfate yang dioleskan setiap hari agar luka cepat mengering. Alhamdulillah selama proses penyembuhan luka tidak ada masalah sama sekali dan setelah kurang lebih 1 bulan kulit saya sudah kembali seperti dulu meski masih ada perbedaan warna dari kulit sekitarnya. 
proses penyembuhan setelah pengangkatan xanthelasma

Itulah dia sedikit cerita saya terkait Xanthelasma yang saya alami di area bawah mata dan cara menghilangkannya. Tentunya ini menjadi sebuah peringatan bagi saya untuk selalu menjaga kesehatan terutama makanan yang dikonsumsi sehingga Xanthelasma ini tidak muncul lagi di kemudian hari. 
Baca Juga
Reactions

Post a Comment

20 Comments

  1. Alhamdulillah, akhirnya Xanthelasmanya bisa diangkat. Speedy recovery, Mbak. Membaca tulisan ini dapat banyak informasi dan pelajaran. Terima kasih banyak untuk sharing yang begitu menarik ini.

    ReplyDelete
  2. sebuah pengalaman yang berharga, bisa dituangkan dalam artikel blog. makasih sharingnya kak

    ReplyDelete
  3. Aduhh, belom pernah melakukan ini itu di rumah sakit. Karena takut aja efek sampingnya. Tapi mkasih ya infonya....


    Newsartstory

    ReplyDelete
  4. Ternyata kolesterol bisa memberi dampak yang beda ya Mbak Antung. Pengetahuan baru buat saya agar menjaga pola makan dan gaya hidup.

    ReplyDelete
  5. Makasih sharingnya. Ini saya baru tahu, jadi oengetahuan yang bagus buat aku

    ReplyDelete
  6. Wow, baru tahu banget lemak bisa ke bagian kulit. Tapi sayangnya kenapa gak termasuk di asuransi pemerintah. Tapi bisa membesar sampe mengganggu penglihatan gak ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayaknya sih nggak mbak cuma pastinya bikin nggak pede karena nempel di wajah

      Delete
  7. Wow! Saya pernah lho lihat yang semacam ini, kirain sekedar tumpukan milia, ternyata beda ya. Tulisan ini menambah insight saya

    ReplyDelete
  8. pantesan pakai skincare yang dinyatakan bisa ngilangin Xanthelasma kok gak ngefek, emang gak bisa ya kudu operasi kecil. ini cerita temen sih, dia punya Xanthelasma cukup banyak di bawah mata. note banget nih aku kasih tahu ke dia langsung ke dokter aja ya

    ReplyDelete
  9. Bersyukur banget xanthelasma-nya bisa terangkat kak. Aku juga pernah baca-baca di artikel kesehatan ternyata kadar kolestrol juga berpengaruh terhadap munculnya xanthelasma ini. Wajib banget buat hati² dalam konsumsi makanan agar tetap sehat ya kak. Samoga selalu sehat kaka ❤️❤️

    ReplyDelete
  10. Sebuah pengalaman berharga. Lekas sembuh, Mb. Saya jg pernah pnya masalah kulit dan harus bolak balik ke dokter kulit. Smg saja ikhtiar yg kita lakukan dgn sabar senantiasa berbuah pahala :)

    ReplyDelete
  11. Baru tau aku kalau xhanthelasma harus diangkat mbak. Banyak banget emang krim yang dipasaran mengklaim bisa menghilangkan xhanthelasma ini

    ReplyDelete
  12. Daku kerap melihat orang dengan permasalahan seperti Kak Antung, dan baru engeh kalau itu namanya Xanthelasma

    ReplyDelete
  13. Mbak jujur aku baru tahu istilah ini. Jadi paham juga penyebab2nya kemungkinan apa. Jadi makin aware juga. Makasih mba infonya bermanfaat bgt dan semoga lekas pulih spt sedia kala, mba :) aamiin

    ReplyDelete
  14. Jujurly baru tahu saya xanthelasma ini dan pastinya mengganggu ya, apalagi tumbuhnya di dekat mata, apakah nantinya akan mengganggu penglihatan ya jika tidak dioperasi

    ReplyDelete
  15. Jadi kayak bengkak gitu ya mbak matanya. Ya Allah semoga bisa segera pulih ya mbak. Aku jadi waspada buat atur lagi pola makan nih. Nggak boleh banyak makan berlemak yaa.

    ReplyDelete
  16. BAru tahu juga istilah xanthelasma ini. Gak boleh dianggap enteng nih, apalagi secara pemicu salah satunya adalah kolesterol, sekarang ini siapa yang tidak punya resiko dengan kolesterol kan?

    Terima kasih sudah berbagi, kak.. soalnya saya juga sering pakai kacamata :D

    ReplyDelete
  17. Xanthelasma ini baru denger, ka Antung.
    Haturnuhun uda berbagi pengalaman. Jadi paham sekarang kalau ada penebalan kulit tuh apa dan bagaimana caranya. Pencerahan banget buat pembaca yang mencari tau informasi mengenai Xanthelasma.

    ReplyDelete
  18. Aku baru denger soal Xanthelasma ini mbak
    Syukurlah sudah teratasi ya
    Speed recovery

    ReplyDelete
  19. Mbak makasih banyak ya sudah share pengalaman yang berharga. Jadi pengingatku nih untuk atur pola makan. Soalnya berat badanku sdh masuk ke kategori obes

    ReplyDelete