Tahun Pertama Yumna di Sekolah Dasar



Dalam sistem pendidikan di negara kita, bulan Juni merupakan bulan di mana ibu-ibu harus sedikit pusing memikirkan pengeluaran mereka karena di bulan ini adalah bulan persiapan anak-anak masuk sekolah. Bagi mereka yang anaknya bersekolah baik itu sekolah negeri atau swasta pastinya harus siap dengan berbagai rincian keperluan sekolah mulai dari uang masuk sekolah, SPP, seragam hingga juga alat tulis sekolah. Nah, selain identik dengan bulan persiapan anak masuk sekolah, bulan Juni juga merupakan bulan kenaikan kelas bagi anak-anak yang sudah bersekolah.

Putri saya Yumna tahun 2023 lalu terdaftar sebagai siswa di salah satu SD negeri di kota Banjarmasin. Lokasi sekolah Yumna ini cukup dekat dengan kantor sehingga ia setiap hari berangkat ke sekolah bersama saya. Sabtu, 22 Juni 2024 yang lalu sekolah Yumna mengadakan pembagian rapor untuk siswa kelas 1 hingga kelas 5. Sama seperti pembagian rapor pada umumnya, orang tua juga turut hadir dalam agenda ini untuk mendapatkan informasi terkait perkembangan anak-anaknya dan juga nilainya di semester terakhir. Sebelum berkisah tentang rapor Yumna, saya ingin berkisah terlebih dahulu tentang perjalanannya selama 1 tahun sebagai siswa kelas 1 SD.

Perjalanan Yumna sebagai anak kelas 1 SD




Sebagai siswa baru di sekolah negeri, Yumna putri saya ditempatkan di kelas 1B bersama 23 siswa lainnya. Di sekolah tempat Yumna belajar ini sendiri memiliki 2 kelas untuk setiap tingkatannya dengan kapasitas maksimal 25 murid per kelas. Di hari pertama sekolah, para orang tua berkumpul bersama untuk membentuk grup paguyuban yang menjadi wadah komunikasi antara orang tua dan guru terkait berbagai informasi di sekolah. Dalam grup ini juga ditentukan siapa yang menjadi ketua dan bendahara yang akan mengatur iuran bulanan untuk keperluan kelas.

Untuk kurikulumnya sendiri, sekolah Yumna sudah menerapkan kurikulum merdeka untuk siswa kelas 1. Ini artinya sistem pembelajaran akan kembali dipisah sesuai dengan mata pelajarannya seperti Matematika, Pancasila, Agama Islam, Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya. Untuk beberapa mata pelajaran, siswa mendapatkan buku wajib yang dipinjamkan selama 1 tahun oleh sekolah. Selain itu ada juga LKS untuk mata pelajaran utama dan mata pelajaran tambahan.

Jujur melihat buku-buku yang digunakan Yumna selama belajar di kelas 1 membuat saya teringat pada masa saya bersekolah SD dulu. Yang jelas di tahun 90-an di mana saya masih berstatus siswa SD, belum ada sistem LKS seperti sekarang. Untuk buku pelajaran saya juga lupa-lupa ingat apakah dibagikan di sekolah atau siswa membeli sendiri di luar. Nah, yang membuat kaget pastinya adalah materi pembelajaran siswa yang aduhai sungguh di luar nalar saya sebagai orang tua.

Tentunya saya sudah tahu kalau pelajaran SD di era sekarang sangat berbeda dengan di masa saya dulu. Hanya saja saya tidak menduga kalau pelajarannya setingkat dengan anak SMP di masa saya. Haha. Contohnya tentang penerapan sila-sila Pancasila yang seingat saya baru saya pelajari saat SMP. Bahkan untuk mata pelajaran seni budaya juga lebih canggih karena ada teori tentang tekstur dan bahkan mata pelajaran olahraga ada teorinya juga padahal dulu seingat saya olahraga hanya berbentuk praktik.

Terlepas dari materi pelajaran yang menurut saya tingkat kesulitannya cukup tinggi, alhamdulillah Yumna masih bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Nilai-nilainya di saat ujian semester ataupun UTS terbilang bagus dan tidak pernah mengikuti remedial. Saat pembagian rapor semester 1, guru menyebutkan kalau Yumna berada di peringkat 5 di kelasnya (ini hanya secara lisan karena di rapor tidak ada ranking), sebuah prestasi yang jujur tidak saya duga sebelumnya.

Selain mata pelajaran wajib sekolah, di sekolah Yumna sebenarnya juga ada beberapa ekstrakurikuler. Saya sempat mendaftarkan Yumna untuk ekskul menggambar namun ia hanya sempat ikut sekali dan ogah ikut lagi di pertemuan ke dua karena waktunya pas jam makan siang yang pastinya membuatnya terlewat jam makan. Beberapa lomba juga sempat diadakan di hari-hari nasional seperti lomba 17-an dan lomba di hari Kartini. Di akhir tahun ajaran, siswa kelas 1 melakukan kegiatan memasak kue bersama orang tua masing-masing. 

Hasil Rapor di Semester Akhir Kelas 1




Memasuki semester 2, bisa dibilang Yumna sedikit ketinggalan terutama di mata pelajaran Matematika. Jadi saat guru melakukan tes persiapan sumatif tengah semester, saya cukup kaget karena ternyata pelajaran Matematika semester 2 sudah sampai pada penjumlahan puluhan dan penjumlahan menurun. Entah ini karena materinya waktu tes persiapan tersebut belum diajarkan, maka untuk mata pelajaran Matematika ini Yumna mengalami kesulitan menyelesaikan soal meski nilainya masih terbilang baik.

Jujur ini menjadi sebuah peringatan tersendiri bagi saya karena beberapa teman Yumna ternyata sudah menguasai penjumlahan menurun karena memang mengikuti les di luar sekolah. Saya pun berusaha untuk mengajari Yumna penjumlahan menurun ini. Sayangnya kayaknya saya memang tidak bakat jadi guru karena malah jadi emosi saat mengajari Yumna. Akhirnya saya biarkan saja Yumna belajar sendiri di sekolah dan alhamdulillah ternyata dia lama-kelamaan berhasil menguasai penjumlahan menurun.

Meski sudah cukup menguasai materi Matematika di semester 2, tampaknya putri saya ini masih perlu banyak latihan lagi dan harus lebih teliti saat mengerjakan soal. Pasalnya, ketika hasil UAS dibagikan, nilai matematikanya ternyata tidak sesuai harapan saya. Setelah saya periksa, ternyata ada beberapa soal yang Yumna salah memberikan jawaban dan juga sepertinya ada yang dia asal isi saja jawabannya. Jujur saya sempat kepikiran berhari-hari soal ini dan langsung memprediksi peringkatnya akan turun di hari pembagian rapor nanti.

Di hari pembagian rapor tiba, nama Yumna dipanggil terlebih dahulu karena kali ini guru memanggil siswa dari abjad terakhir. Sewaktu nama Yumna dipanggil, saya pun langsung menuju meja guru untuk mendengar penjelasan terkait perkembangan Yumna selama semester 2. Alhamdulillah sebenarnya nilai Yumna masih bagus namun sayang peringkatnya turun dari 5 menjadi 10. Saya hanya bisa tertawa mendengar penjelasan bu guru ini. Yah, setidaknya anak saya masih masuk dalam 10 besar di kelas kan ya?

Setelah menerima rapor, saya pun mengecek nilai-nilai yang ada di rapor Yumna. Ternyata nilai-nilai mata pelajarannya masih berada di angka 8. Memang ada beberapa mata pelajaran yang nilainya turun namun tidak terlalu siginifikan. Saya pun sempat berbincang dengan orang tua murid yang lain. Ternyata memang untuk semester 2 ini nilai anak-anak meningkat sehingga rata-rata kelas juga meningkat. Pastinya ini adalah hal yang bagus karena artinya para murid juga bisa menguasai pelajaran dengan baik. 

Pada akhirnya, tahun ajaran 2023/2024 sudah berakhir dan saya juga harus bersiap untuk tahun ajaran baru di mana Yumna menjadi siswa kelas 2 dan Yafiq adiknya masuk jenjang TK tahun ini. Tentunya masih ada banyak hal yang harus dipersiapkan lagi terkait membersamai anak dalam pendidikannya ini dan semoga saja saya bisa melakukannya dengan baik dan dicukupkan rezeki untuk mengantar anak-anak sekolah hingga jenjang kuliah nanti.

Demikian sedikit cerita tentang sekolah anak. Sampai jumpa di cerita berikutnya!


Baca Juga
Reactions

Post a Comment

5 Comments

  1. Alhamdulillah ya kalau ananda Yumna lancar sekolahnya. Saat ini pelajaran SD emang lebih susyeee. Kudu didampingi emang biar anak lebih semangat belajarnya

    ReplyDelete
  2. Wah adek Yumna udah masuk SD ya ternyata, semoga lancar selalu belajarnya dan pastinya banyak pengalaman baru buat Yumna sebagai anak sekolah dasar di tahun pertama ya, sehat selalu adek lancar belajarnya

    ReplyDelete
  3. Selamat belajar Yumna Semoga di kelas selanjutnya bisa berprestasi.nikmati terus prosesnya, dan jangan pernah lelah belajar dan juga menyerap semua ilmu yang diberikan oleh guru dan juga sekolah. Dan jangan lupa tetap hormat pada orang tua

    ReplyDelete
  4. MashaAllaa~
    Barakallahu fiik, Yumnaa..

    Anak sholihaaa.. semoga semakin cerdas dan semangat dalam menuntut ilmu.
    Suka banget sama seragamnya Yumna yang syari namun gak membatasi ruang gerak anak yang pastinya sedang aktif aktifnya.

    ReplyDelete
  5. Kurikulum sekarang tuh memang beda sama kurikulum di zaman kita dulu. Saya kadang-kadang suka syok kalau melihat buku pelajaran anak sekarang.

    Mudah-mudahan Yumna bisa mendapatkan hasil yang terbaik di semua pelajarannya ya. Semangat terus untuk bunda Dan Yumna ya.

    ReplyDelete