Tahun 2024 ini, usia saya resmi berganti dari kepala tiga menjadi kepala empat. Jujur cukup aneh rasanya ketika menyadari kalau saya tak lagi bisa dengan bangga bilang usia saya masih 30-an. Berat badan saya kini sudah bertambah 10 - 15 kilo jika dibandingkan dengan usia awal tiga puluhan dulu. Wajah yang dulunya kencang kini sudah memperlihatkan sedikit kerutan dan flek hitam. Kacamata minus saya kini lebih sering bertengger di atas kepala karena tak kunjung menemukan fokusnya. Belum lagi uban yang kini semakin banyak muncul mewarnai rambut saya. Satu-satunya yang cukup saya senangi di usia jelang 40 ini mungkin kondisi kulit yang lebih terawat jika dibandingkan saat usia saya masih dua puluhan dulu. Hehe.
Tentunya ada banyak kisah yang mewarnai kehidupan saya dalam dua dekade terakhir. Meski mungkin kisah saya tak semenarik kisah orang-orang, saya tetap ingin menuliskannya di sini sebagai sebuah rekam jejak perjalanan saya dari awal usia dua puluhan hingga menjadi wanita dewasa di usia empat puluhan.
Perjalanan hidup di usia dua puluhan
Umroh di usia 25 tahun tentunya dibiayai orang tua |
Saat usia saya 25 tahun, saya cukup beruntung karena mendapat undangan dari Allah untuk mengunjungi rumahnya di kota Mekkah. Tentunya umroh ini disponsori oleh orang tua saya yang satu hari secara mendadak mengatakan kalau kami semua kecuali adik bungsu akan berangkat umroh beberapa bulan ke depan. Saya yang waktu itu masih berstatus karwayan dan bahkan tak ada niat umroh akhirnya hanya bisa menerima rezeki ini dengan sebaik-baiknya.
Jalan-jalan ke Tenggarong usia 26 tahun |
Selain umroh, saya juga sempat melakukan perjalanan ke kota Tenggarong tempat salah satu sahabat saya semasa kuliah tinggal. Perjalanan ini rencananya saya lakukan bersama seorang teman. Namun di hari H teman ini membatalkan rencananya dan saya dengan pedenya berangkat sendiri naik bus dari Banjarmasin menuju Samarinda. Sebuah perjalanan yang cukup panjang dan kemudian melahirkan sebuah cerpen yang alhamdulillah dimuat di majalah nasional.
Pertama kali ke Jakarta sendirian di usia 28 tahun |
Jalan-jalan ke Batu Malang usia 29 tahun |
Perjalanan hidup di usia tiga puluhan
Memasuki usia 30, ada beberapa kejadian hidup yang bermakna penting bagi saya. Momen pertama di usia tiga puluh yang saya lalui adalah ketika saya diterima bekerja di perusahaan tempat saya bekerja sekarang. Sebelumnya, saya menjalani kurang lebih 7 tahun bekerja di sebuah konsultan pengawas teknik yang lingkup pekerjaannya adalah melakukan pengawasan terhadap proyek-proyek pemerintah. Sementara untuk sekarang, saya bekerja di perusahaan daerah yang memberikan pelayanan air bersih di kota Banjarmasin.
Selain memulai karir di bidang yang baru, di usia 30-an saya juga bertemu dengan bapak-nya anak-anak. Sebenarnya sosok suami saya ini bukan orang baru dalam hidup saya. Kami sebelumnya tergabung dalam sebuah lembaga kepenulisan namun tak terlalu akrab dan jarang berinteraksi. Yah, namanya juga jodoh ya, ada saja jalan dari Allah untuk bisa mempersatukan saya dan suami dalam ikatan pernikahan dengan berbagai riak gelombangnya.
Setelah menikah, tentunya hal besar yang terjadi pada saya di usia 30-an adalah menjadi seorang ibu. Putri sulung saya lahir di tahun 2016 ketika usia saya 32 tahun dan putra ke dua lahir 3 tahun kemudian saat usia saya 35 tahun. Menjalani peran baru sebagai ibu tentulah sebuah proses yang penuh pembelajaran buat saya. Mulai dari proses menyusui yang sulit hingga juga harus belajar mengelola emosi saat menghadapi anak-anak dengan tingkah polah mereka yang jelas tidak bisa saya hadapi ala Mama Jennifer Bachdim atau Nikita Willy.
Untuk karir dan dunia blog sendiri tentunya memiliki ceritanya tersendiri. Tahun 2024 menandai genap 10 tahun saya bekerja di perusahaan yang sekarang. Meski tidak memiliki jabatan penting dan strategis saya tetap bersyukur karena masih mendapat rezeki lewat pekerjaan ini yang bisa membantu perekonomian keluarga. Sementara untuk dunia blog, ini adalah tahun ke 7 saya berkecimpung di dunia blog yang dimonetisasi. Alhamdulillah, kalau dibilang berkembang saya cukup berkembang di bidang ini meski tidak semelesat yang lain. Blog juga bisa memberikan saya tambahan penghasilan lewat beberapa job yang saya dapatkan.
Bagaimana dengan travelling? Setelah menikah dan beranak pinak hampir 10 tahun lamanya, jujur pengalaman travelling saya dan keluarga masih seputaran pulau Jawa. Pernah sih saya ke Makassar tapi untuk dinas kantor dan tidak benar-benar bisa mengeksplor kotannya. Pengalaman paling berkesan tentunya saat kami sekeluarga melakukan perjalanan 10 hari mengunjungi keluarga suami di Tangerang dan Kebumen di bulan Juni 2023 lalu. Alhamdulillah selain bisa mempertemukan anak-anak dengan keluarga suami kami juga sempat mengunjungi beberapa tempat wisata selama di Pulau Jawa.
9 Comments
Aamiin. Sungguh perjalanan di usia 20-an dan 30-an yang seru dan banyak lika-likunya deh Mbakku ini. MasyaAllah. Semoga di perjalanan hidup Mba yang kini mulai menjejak pada angka empat di bagian depannya, Allah SWT menghadirkan segala rupa keberkahan buat Mba dan juga keluarga ya. Aamiin.Semoga terus semangat berkarya Mbakku. Wish one day kita benar-benar bisa saling bertemu langsung. Aamiin.
ReplyDeletewah selamat mbak. konon usia 40 itu usia rasulullah jadi rasulullah, tentu makin banyak tantangannya. tetap semangat mbak, jalani dengan lakukan yg terbaik untuk kehidupan ini
ReplyDeleteMasyaAllah, dua dekade belakangan ini penuh warna ya Mbak. Alhamdulillah masih diberi kesempatan memasuki masa 40 tahu kehidupan semoga semua harapan dan impiannya bisa terwujud satu demi satu, yang pasti diberikan kesehatan untuk bisa jalani hidup dengan lebih baik Aamiin.
ReplyDeleteMasya Allah mbak sungguh Perjalanan yang sangat panjang dan saya ikut bahagia saat membaca artikelnya semoga Allah selalu memberkahi Mbak dan keluarga dan semangat untuk ngeblok nya Mbak keren udah lama banget.
ReplyDeletejujur saya jadi terinspirasi nih buat ikutan nulis di blog tentang perjalanan usia saya hingga saat ini. karena dengan menuliskannya bisa kita jadikan sebagai refleksi dan rekam jejak ya. nice topic mba Antung.
ReplyDeleteoya, tuk foto di Bandung, kalo ga salah itu di halaman masjid Salman, ITB bukan ya mba?
n selain itu saya juga baru sadar kalo saya termasuk tipe plegmatis juga ternyata haha.
Iya, mbak itu di depan masjid Salman ITB
DeleteTahun ink saya juga berusia 40 tahun. Masih dalam pencaharian untuk menemukan suami. Kata orang sedikit terlambat, tapi saya percaya dengan semua rencana yang Allah berikan kepada saya. Semoga sehat selalu ya mbak
ReplyDeleteMembaca ini, aku juga berfikir kembali tentang investasi pensiun yang juga baru kumulai beberapa waktu yang lalu. Memang seolah terlambat tapi itu lebih baik. Dan tampaknya, harus lebih diusahakan kembali
ReplyDeleteBarakallahu fii umriik, ka Antung yang baik dan cantik, mashaAllaa~
ReplyDeleteAku seneng banget baca tulisan-tulisan ka Antung di blog karena beneran dari hati banget. Dan kalau kenal ka Antung secara langsung, kayanya gak banyak ngomong yaah..
Semoga suatu hari nanti, ja Antung main ke Bandung lagi yaah..
Beneran bisa kopdar nih.. hihihi~
Sukses selalu untuk ka Antung dan keluarga kecilnya.