Sebagai pribadi, saya tentunya juga pernah memiliki rasa iri dan kehilangan rasa percaya diri (kalau ini sering banget). Contoh sederhananya di dunia blog. Boleh dibilang saya berkenalan dengan dunia blog ini sudah cukup lama yakni 10 tahun lebih. Namun selama 10 tahun ngeblog itu, hampir tidak pernah saya mendapat prestasi yang benar-benar membanggakan. Menang lomba blog bisa dihitung dengan jadi dan dari segi kepopuleran juga kayaknya blog saya sangat tidak populer.
Lalu saya kemudian bertemu dengan blogger-blogger lain yang mulai ngeblog setahun dua tahun namun melesat dengan cepat. Mereka menang lomba blog, menjadi narasumber dan bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang jauh lebih besar dari saya. Ah, sungguh saya langung minder kalau ikut lomba dan melihat nama mereka terpampang sebagai peserta karena memang tulisan para blogger langganan juara ini benar-benar unik dan berbobot jika dibandingkan dengan tulisan saya.
Itu baru di dunia blog. Dalam bidang lain terutama di dunia nyata juga banyak hal yang membuat saya merasa rendah diri. Mulai dari anak yang susah makan, karir yang gitu-gitu aja hingga ke berbagai pencapaian lainnya. Bahkan meski memiliki karakter plegmatis yang dikenal cinta damai dan tak memiliki banyak ambisi, ego dalam diri saya juga lama-kelamaan terusik saat melihat satu per satu orang yang saya kenal semakin maju.
Munculnya rasa iri dalam diri sebenarnya adalah hal yang wajar dalam diri manusia. Namun tentunya sebaiknya kita bisa mengelola rasa iri dalam diri menjadi sebuah motivasi untuk meningkatkan kemampuan diri bukannya malah terbakar dalam rasa iti tersebut. Hal ini karena rasa iri yang hadir dalam diri kita berkaitan dengan self esteem yang kita miliki. Apakah teman-teman tahu apa itu self esteem?
Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, self esteem atau yang kerap disebut sebagai harga diri adalah cara seseorang memandang, menghargai dan mencintai dirinya sendiri. Penting sekali bagi seseorang untuk memiliki self esteem yang seimbang karena jika orang self esteem-nya terlalu tinggi bisa membuatnya menjadi sosok yang sombong dan tidak mau belajar. Sebaliknya jika kita memiliki self esteem yang rendah akan menjadikan kita sosok yang rendah diri dan tidak percaya akan kemampuan diri sendiri.
Kita semua tentunya ingin memiliki self esteem yang seimbang dong yaa. Nah, saya pribadi selama beberapa waktu terakhir mulai belajar untuk bisa tetap menjaga keseimbangan self esteem dalam diri dengan beberapa cara sebagai berikut:
Meyakinkan diri bahwa di balik saya yang iri pada hidup orang, pasti ada juga orang yang iri pada kehidupan saya
Rasa iri biasanya kerap muncul jika kita melihat orang lain yang mendapatkan lebih dari kita. Di masa kecil kita mungkin akan iri dengan saudara yang terlihat lebih disayang ibu atau pada teman sekolah yang dibelikan banyak mainan orang tuanya. Ketika dewasa rasa iri muncul ketika pencapaian kita nyatanya tidak sehebat pencapaian teman atau saingan kita.
Untuk saya pribadi, ketika rasa iri itu muncul maka saya akan mengucapkan sebuah mantra. Saya lupa kalimat ini saya dapatkan dari mana namun setidaknya cukup efektif untuk menghalau pikiran negatif ketika iri dengan pencapaian atau kehidupan orang lain. Kalimat yang sering saya tanamkan tersebut adalah, "Tidak usah iri dengan orang lain. Siapa tahu orang lain juga iri dengan kehidupan kita." Ya, kadang kita tidak sadar saat kita iri dengan hidup orang lain eh ternyata ada orang lain juga yang iri dengan kehidupan kita.
Fokus meningkatkan kualitas diri
Untuk bisa mencapai tujuan hidup tentunya saya tidak bisa berpuas diri dengan kemampuan yang dimiliki sekarang. Salah satu cara untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik adalah dengan cara meningkatkan kualitas diri entah itu lewat banyak membaca dan mengikuti kelas pengembangan diri atau juga mencoba berbagai hal baru sehingga kita bisa mengenali potensi baru dalam diri. Mungkin hasil yang didapat dari meningkatkan kualitas diri ini tidak terlihat secara instan namun setidaknya bisa memberikan rasa percaya diri pada saya kalau saya memiliki beberapa kemampuan yang bisa dimaksimalkan nantinya.
Istirahat dari media sosial
Seperti yang sudah saya tuliskan di awal, media sosial merupakan salah satu pemicu hadirnya ketidakpuasan dalam hidup kita. Berbagai pencapaian yang ditampilkan di media sosial seseorang bisa membuat kita iri dan membandingkan dengan diri sendiri. Bisa juga sih pencapaian ini dijadikan sebagai motivasi untuk lebih semangat bekerja atau meningkatkan kemampuan diri. Namun jika dirasa sudah memberi efek negatif dalam diri ada baiknya kita untuk istirahat dari media sosial, berhenti mengecek story dan postingan teman sehingga bisa lebih menikmati dan fokus pada diri sendiri.
Berpikir positif
Cara lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan self esteem dalam diri adalah dengan berpikir positif dan berprasangka baik pada Allah. Ada sebuah istilah yang kerap digunakan saat kita melihat sisi positif dari sebuah kejadian yakni reframing. Reframing ini memiliki banyak manfaat dalam diri kita salah satunya adalah mengubah energi negatif menjadi energi positif.
Dalam keseharian mungkin ada kejadian-kejadian yang membuat kita merasa tak nyaman atau kecewa. Misalnya pagi ini sepatu saya kena kotoran kucing yang membuat saya harus membersihkannya. Mana ketahuannya pas apel pagi pula. Jika dilihat dari sisi negatif pastilah hal ini membuat saya kesal dan bahkan bisa mempengaruhi mood dalam bekerja. Namun dengan teknik reframing saya bisa menganggapnya sebagai teguran untuk membersihkan sepatu yang mulai kotor.
Itulah dia sedikit tips yang bisa saya bagikan terkait meningkatkan self esteem dalam diri. Bagaimana dengan teman-teman sekalian?
26 Comments
Sepakat sama poin-poinnya. Udah lama gak buka sosmed emang suka lupa waktu hehe terus suka insecure sama pencapain orang lain. Tapi, dibalik pencapaian itu merrka juga sama punya effort yang bener² bikin nangis juga ya. Sekarang lebih ke positive thinking aja.
ReplyDeleteIstirahat dari media sosial sih Mba yang buatku paling terasa manfaatnya untuk mengembalikanku sama keyakinan kalau aku punya kemampuan. Sama deh Mba. Aku pun ngeblog dari lama. Tapi yaaa nggak keren juga karena memang menang lomba pun sama, masih hitungan jari. Kadang ada sih rasa kalau orang lain lebih keren dan aku bukanlah siapa-siapa. Tapi setelah dikaji lagi, memang kemampuan setiap orang tuh berbeda. Mungkin one day kemampuan dalam bidang konsistensi ini yang bikin aku punya "sesuatu".
ReplyDeleteBener sih ketika kita iri dengan kehidupan orang, sebenarnya ada juga orang yang iri dengan apa yang kita miliki.
ReplyDeleteProses menjadi pribadi yang udah puas dengan apa yang dimiliki ini panjang jalannya. Yang lebih penting sebenarnya adalah belajar menerima kemampuan diri, dan itu hal terbaik yang kita miliki
Aku setuju banget untuk sementara istirahat dari medsos.
ReplyDeleteEmm, karena terlalu banyak medsos, kadangkala eh gak kadangkala sii.. seringkali jadi banjir informasi sehingga sulit menyortir informasi mana yang bisa bikin kita happy dan informasi mana yang bikin ovt.
Biasanya aku lebih seneng main twitter.
Informasinya cepet dan selewat-lewat aja. Uda jarang banget main IG.
Tapi kembali lagi ya..
Kaya kita tuh gak butuh siapapun untuk terlihat baik, kita hanya butuh diri sendiri yang percaya akan kemampuan diri sendiri.
Bismillah~
Setuju banget sih, yang penting harus sabar tidak terbawa emosi dengan hal-hal yang terjadi diluar diri kita dan tentu harus selalu bersyukur dengan apa yang kita dapatkan.
ReplyDeleteAku sependapat bahwa meningkatkan self esteem memang bisa dengan berpikiran positif. Mungkin kita selalu menemukan orang yang lebih baik dari kita dan membuat kita kagum mungkin juga minder. Tapi, aku selalu yakin bahwa ada kok orang-orang yang mungkin juga ingin sepertiku.
ReplyDeleteSepemikiran dengan mba, Huhuhu. Aku kerucutkan di blog. Aku bermain blog sudah sejak tahun 2013. Aku tidak pernah mengikuti kompetisi apapun, ataupun mengikuti lomba yang khusus untuk blog. Namun karena serng blog walking, membaca artikel temen-temen yang mengikuti kompetisi, adsense, dll jadi membuat aku iri, kok ya aku gini-gini aja. Kok bisa ya kayak gitu, caranya gimana, sedangkan aku tidak memilih akses kemanapun daftar komunitas ini itu juga gak tau kelanjutannya. Pengen tanya tapi kok ya gak nemu jawabannya. Hahaha. Akhirnya ya udah gini-gini aja.
ReplyDeleteLalu menyadari kalau jadi manusia rata-rata diantara yang sudah berprestasi ataupun memiliki legecy itu tak masalah. Intinya menerima diri, mengupgrade oke tapi klo hasilnya tetap gini-gini aja yaudah gpp.
Meningkatkan kualitas diri paling ngefek buat saya. Selain itu karena sibuk belajar jadi gak gitu mikirin yang lain-lain.
ReplyDeleteWow! Tulisan yang sangat bagus, inspiratif sekali. Ijin save link ya kk
ReplyDeletemenaikkan kualitas hidup silahkan menepi dulu dari kesibukkan rutinitas, menepi ke pinggir kota atau camping ke lokasi tertentu.. tinggalkan dulu hingar bingar media sosial yang udah terlalu banyak memamerkan hedonisme dan bikin melelahkan fisik juga
ReplyDeleteSaya sepakat pada poin 1-3 dan untuk poin terakhir saya kurang bisa menerapkan untuk berfikir positif. Untuk sebagian orang berfikir positif ini seperti pemaksaan untuk segera baik-baik saja. Saya lebih memilih untuk ambil waktu sambil perlahan menerima/jujur bahwa kondisi saya ya iri sama A, B, C dan tidak memaksa untuk segera baik-baik saja. Baik itu berfikir posifitif dan negatif, jika dilakukan dalam koridor yg benar, maka akan lebih humanis. ❤️❤️
ReplyDeleteKayaknya trigger untuk bikin down itu tiap orang beda-beda. Saya malah sering ketrigger sama komunitas spiritual. Jadi sementara mending nggak usah bergaul dulu.
ReplyDeletedulu rasanya menghilangkan rasa iri terhadap orang lain tuh sulit. Tapi setelah saya jalani selama ini, kalau kita sebenarnya mampu untuk bisa fokus pada diri sendiri. kuncinya dengan merasa cukup atas diri kita dan apa yang kita punya. Dengan begitu, hidup kita akan menjadi tenang dan ga khawatir akan kehidupan orang lain yang lebih dari kita
ReplyDeleteSaya juga dari dulu paling susah percaya diri, lumayan jadi hambatan juga dalam berkarier. Penting bgt ya ternyata bisa meningkatkan kepercayaan diri sama kemampuan kita sendiri tuh
ReplyDeleteDari poin2 yang disebutkan ditas saya sepakat dengan poin berpikir positif dan meyakinkan diri bahwa dibalik kita merasa iri pada orang lain, hal yang sebaliknya mungkin saja terjadi. Btw karakterku juga kayaknya plegmatis gitu deh, kurang ambisi hehe
ReplyDeleteAku setuju banget sama meningkarkan kualitas diri nih pokoknya iri boleh2 aja tapi yang membangun jangan jadi berkepanjangan bkin penyakit hati hehehe
ReplyDeleteMeningkatkan self esteem dalam diri itu mungkin ada yang penuh effort banget ya.. Secara mungkin banyak masa lalu yang dilewatinya atau masa-masa yang kurang menyenangkan lainnya. Namun dengan melihat pencapaian diri sendiri, semoga bisa semakin menghargai diri sendiri, sekecil apapun pencapaian tersebut.
ReplyDeleteSebagai newbie yang juga belum pernah menang lomba blog hehehe, rasanya perjalanan saya di dunia blogging ini masih panjaaang sekali. Mimpi saya tentu punya blog yang enak dibaca, layoutnya bagus, kualitasnya ok. Alhasil kadang semangat pun naik turun. Memang hidup itu sawang sinawang ya Mbak, kadang kita ingin sekali bisa seperti orang lain, padahal sebenarnya diri kita sendiri pun sudah dikaruniai banyak kelebihan dari Allah. Makasi remindernya ya Mbak.
ReplyDeleteYang saya alami sih dengan adanya self esteem ini, jadi gak merasa minder gitu. Tapi tetap semangat meski tentu saja dibarengi dengan upgrade diri juga
ReplyDeleteSaya sedang mengalaminya dan sedang belajar untuk mengembalikan rasa percaya diri. Sampai-sampai saya jarang banget buka sosmed. Rasanya melelahkan, kepengen kayak orang-orang gitu.
ReplyDeletePadahal ya, semua itu sawang sinawang. Ada juga orang yang iri atas pencapaian kita.
Makasih tipsnyaaaa. Aku juga setipe sama Mbak. Pernah iri banget kenapa mereka menang lomba, kenapa banyak job dan lainnya. Terus habis itu kadang lihat status mereka yang entah mengapa bikin aku tertampar. Yap, hidupku mungkin juga banyak yang ngiriin. Jadi mari bersyukur dan lebih fokus untuk meningkatkan kualitas diri sendiri
ReplyDeleteSaya juga ngalamin. Iri dengan kehidupan orang lain tapi bisa jadi orang malah iri dengan saya. Btw kalau mau ikut lomba udah keder duluan. Saingannya makin berat dan, ah, berat banget emang nulis lomba.
ReplyDeletemungkin terlhat seperti: "rumput tetangga terlihat lebih hijau ya kak", padahal memungkinkan orang lain seperti itu juga ke kita. di sinilah untuk kita lebih menerima diri dengan baik dan bersyukur
ReplyDeleteMemang rasa iri itu muncul
ReplyDeleteMelihat keberhasilan orang lain
Memang perlu ya self esteem itu ya mbak
ya ada istilah hidup itu wang sinawang, rumput tetangga lebih hijau. tapi emang iya sih hahaha ya harus pandai2 meningkatkan wawasan atas diri kita sndiri dan menghargai diri sendiri juga. Kasian loh diri kita sendiri juga butuh penghargaan
ReplyDeleteyakini kalau dibalik kekurangan, pasti ada kelebihan
ReplyDeleteyang pasti biar kita ngga punya rasa iri, terus tingkatkan kualitas diri, bikin diri kita sibuk dengan mencoba hal hal baru misalnya
berpikir positif is a must, buat diri sendiri happy sehingga nggak muncul rasa iri terhadap orang lain