Pahami 3 Hal Ini Agar Komunikasi dengan Pasangan Lancar

Saya baru selesai membaca sebuah novel karya Sasa Ahadiah di salah satu aplikasi baca buku digital. Novel ini memiliki premis yang cukup menarik yakni tentang pasangan yang sudah hampir 30 tahun menikah dan tiba-tiba saja sang istri mengungkapkan keinginannya untuk bercerai. Sang suami tentu saja kaget dan bingung dengan keinginan istrinya ini karena merasa selama ini rumah tangga mereka baik-baik saja. Rupanya selama puluhan tahun sang istri menyimpan banyak kekecewaan terhadap suaminya dan ketika anak-anaknya sudah menikah, ia merasa sudah waktunya untuk membebaskan diri dari jerat pernikahan.

Dalam dunia nyata, kondisi seperti yang saya baca dalam novel tersebut mungkin pernah juga kita temua. Bahkan seorang di twitter juga pernah mempertanyakan "Mengapa pasangan yang sudah puluhan tahun menikah tiba-tiba bercerai?" Bagi saya pertanyaan ini tentunya hanya bisa dijawab oleh pasangan tersebut. Namun, setelah membaca novel tersebut, saya pun mulai memiliki bayangan terkait kenapa sebuah pernikahan yang sudah berumur ini akhirnya harus berakhir.  

Masalah komunikasi dalam pernikahan

Bagi mereka yang sudah menikah, tentunya tahu kalau dunia pernikahan itu sangatlah rumit. Pernikahan mempertemukan dua individu dengan sifat dan karakter yang berbeda. Tak peduli apakah pasangan suami istri ini sudah kenal lama atau baru berkenalan beberapa bulan sebelum pernikahan, tetap akan ada kejutan yang muncul ketika memasuki dunia pernikahan. Saya ingat betul cerita istri dari dosen saya yang kebetulan pernah menjadi senior saya saat bekerja. Beliau bercerita bagaimana setelah menikah dibuat kaget dan nyaris bertengkar hebat di awal pernikahan karena kelakuan suaminya padahal sebelum menikah mereka sudah bersahabat dari SMA. 

Ada bara dalam sekam. Mungkin inilah istilah yang cukup tepat digunakan untuk menggambarkan hubungan pernikahan yang terlihat adem ayem eh tiba-tiba muncul berita perpisahannya, seperti berita artis yang kita dengar beberapa waktu terakhir. Apalagi diketahui pasangan ini tidak memiliki masalah ekomoni, KDRT dan juga orang ketiga pastinya merupakan pasangan yang membuat iri orang lain. Namun tentunya kita tidak bisa menilai sesuatu hanya dari luarnya. Bisa jadi sebenarnya ada masalah besar yang tersembunyi di balik keharmonisan yang terlihat di dunia maya. 

Beberapa waktu terakhir, saya cukup sering mendengarkan ceramah dari dr. Aisah Dahlan yang dikenal dengan ilmu-ilmu terkait komunikasi suami istrinya. Dari beberapa kajian dr. Aisah Dahlan yang saya ikuti di youtube, saya menangkap salah satu permasalahan yang kerap terjadi dalam rumah tangga adalah komunikasi yang tidak berjalan dengan baik antara suami istri. Kenapa komunikasi bisa tidak berjalan baik? Ini karena otak laki-laki dan perempuan itu diciptakan berbeda sehingga cara berkomunikasinya juga berbeda sehingga penting sekali bagi kita untuk mengetahui cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan pasangan. 

Permasalahan komunikasi ini juga yang diperlihatkan dalam novel Sasa Ahadiah yang saya baca sebelumnya. Sosok istri merasa kelelahan mengurus rumah dan berusaha memberitahu suaminya terkait permasalahan mereka sementara suaminya menganggap hal tersebut bukanlah hal yang penting untuk dibahas. Suami tak pernah mendengarkan keinginan istrinya dan hanya fokus pada dirinya sendiri dan juga bermain game dengan teman-temannya. Pada akhirnya istri merasa tak ada gunanya bercerita dan memilih diam sambil tetap menjalankan perannya sebagai istri. 

Satu hal yang tidak diketahui sang suami, sejak istrinya berhenti berusaha berkomunikasi, sejak saat itulah rasa cinta istrinya menghilang. Ia hanya menjalani pernikahan sebagai sebuah komitmen kepada anak-anaknya sambil menunggu waktu yang tepat untuk bisa melepaskan diri dari pernikahan yang membuatnya tak bahagia. Ironisnya sang suami tak merasakan perubahan istrinya tersebut ia merasa istrinya sudah memiliki kesibukan baru dan dia juga sibuk dengan dunianya sendiri. Hubungan pernikahan yang dulunya manis berubah menjadi hambar seiring berjalannya waktu. 

Tak hanya dalam novel, permasalahan komunikasi ini juga hadir dalam film yang dibintangi Marsha Timothy dan Oka Antara di tahun 2022 yang lalu. Film ini juga menceritakan tentang sebuah rumah tangga yang sedang berada di ujung tanduk karena masalah komunikasi dan sedikit selipan orang ke tiga. Ambar sang istri bahkan datang ke konselor pernikahan untuk bisa memahami masalah yang ada dalam rumah tangga mereka karena setiap kali ia ingin berbicara dengan Gilang suaminya, pria itu terus menghindar sehingga mereka tidak menemukan titik temu bersama. 

Mengatasi masalah komunikasi dalam pernikahan

Sebagai wanita, mungkin kita kerap menemukan Meme atau jokes yang memperlihatkan bagaimana sulitnya memahami otak wanita bagi seorang pria. Kita kaum hawa adalah yang jika bilang sudah bilang "Terserah," maka itu bisa jadi itu adalah sebuah kata dengan berjuta makna. Kita meminta pendapat pria namun ujung-ujungnya mengambil keputusan yang berbeda dari pendapat yang diberikan. Dan kita juga yang kerap memberikan pertanyaan menjebak semacam, "Aku cantik nggak pakai ini?"

Mungkin karena otak kita yang rumit ini para pria juga selalu serba salah saat berhadapan dengan pasangannya. Di lain pihak, kami para wanita juga kerap dibuat kesal dengan berbagai tingkah pria yang tidak bisa memahami dan mengerti wanita. Diajak ngobrol kadang tidak ditanggapi, main game melulu saat berada di rumah dan berbagai hal lain yang bisa menjadi bibit kekecewaan yang jika tidak ditangani bisa membuat rasa cinta pun memudar dan mengancam keberlangsungan pernikahan tersebut.

Pasangan yang menikah tentunya berharap pernikahan mereka bisa bertahan lama hingga lanjut usia. Untuk bisa bertahan dalam pernikahan ini, tak cukup hanya cinta namun juga diperlukan berbagai usaha salah satunya adalah dalam hal komunikasi dengan pasangan. Kenapa komunikasi ini penting? Karena komunikasi adalah salah satu cara agar  Berikut adalah beberapa tips agar komunikasi 

Memahami otak bagaimana pasangan bekerja

Ketimbang mengeluh dan ngomel-ngomel dengan kelakuan suami kita yang mengesalkan, mungkin ada baiknya kita sebagai seorang wanita mengetahui bagaimana otak pria bekerja. Dr. Aisah Dahlan dalam berbagai kajian yang diisinya cukup sering membahas bagaimana otak pria ini bekerja seperti bagaimana para pria sudah kehabisan jatah bicara di sore hari sehingga tak bisa lagi meladeni istrinya yang berbicara. 

Begitu pula dengan pria, mungkin ada baiknya mencari tahu bagaimana cara kerja otak istrinya agar tidak bingung dengan tingkah laku istrinya. Dengan memahami bagaimana otak pasangan bekerja ini setidaknya akan membantu kita untuk tidak terlalu kecewa saat harus menghadapi perlakuan yang tidak sesuai harapan dari pasangan. 

Memahami watak bawaan pasangan

Selain memahami cara kerja otak pasangan, hal lain yang penting juga dipahami adalah watak dari pasangan kita. Dalam dunia psikologi kita mengenal 4 jenis watak yakni sanguinis, koleris, melankolis dan plegmatis. Setiap orang terlahir dengan watak bawaannya masing-masing dan setiap watak ini memiliki ciri khas masing-masing. Saya yang plegmatis, misalnya, dikenal sebagai karakter yang cinta damai dan cenderung menghindari konflik. Lalu orang dengan watak melankolis juga identik dengan sifatnya yang senang keteraturan, kesempurnaan dan pemikir. 

Nah, pastinya kita sebagai individu juga cukup tahu dan mengenal bagaimana watak dari diri kita sendiri. Tinggal bagaimana setelah menikah kita berusaha memahami watak bawaan pasangan dan bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka. Beberapa kata kunci yang bisa dipakai sesuai watak pasangan ini diantaranya menggunakan kalimat tanya sesuai watak pasangan. Dari paparan dr. Aisah Dahlan yang pernah saya tonton di youtube, orang dengan watak koleris akan responsif jika ditanya "Apa?", lalu mereka yang sanguinis bisa kita tanyai dengan kata, "Siapa?", watak plegmatis lebih mudah ditanya dengan pertanyaan, "Bagaimana?" dan sosok melankolis lebih pas jika diberi pertanyaan, "Mengapa?" 

Memahami love language pasangan

Tips terakhir dalam adalah dengan memahami love language pasangan kita. Love language atau bahasa cinta sendiri adalah bagaimana cara seseorang mengekspresikan rasa cintanya pada orang lain. Teori Love Language ini sendiri pertama kali disebutkan oleh Dr. Gary Chapman, dalam bukunya yang berjudul “The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate” pada tahun 1992.

Menurut Dr. Gary Chapman, ada 5 bahasa cinta yang biasanya kita temukan dari pribadi seseorang yakni:
  1. Affirmation of words (kata-kata)
  2. Act of service (tindakan melayani)
  3. Quality time (waktu berkualitas)
  4. Physical Touch (sentuhan fisik)
  5. Receiving gifts (menerima hadiah)
Jika kita salah dalam memperlakukan pasangan tak seperti bahasa cinta yang dimilikinya, maka akan membuat pasangan tersebut merasa tidak dicintai. Karena itulah penting sekali bagi seseorang untuk memahami love language pasangannya agar tangki cinta pasangan kita bisa selalu terpenuhi. 

Demikian sedikit sharing yang bisa saya bagikan terkait tips agar komunikasi lancar dalam pernikahan. Saya sendiri juga masih perlu banyak belajar terkait ilmu pernikahan ini dan semoga saja tulisan saya ini bisa saya terapkan pada pasangan dan juga bermanfaat bagi teman-teman yang membaca.   
Baca Juga
Reactions

Post a Comment

28 Comments

  1. Ngomongin masalah komunikasi pasangan auto keinget sama Noktah Merah Perkawinan. Masalahnya ya... Karena komunikasi yang buruk.

    ReplyDelete
  2. Ngapain bertahan lama2 sampai menua. Jika tak ada kecocokan banting stir ajah. Haha ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kalau nggak cocoknya sampai beneran bikin berantem tiap hari dan nggak bahagia kayaknya mending pisah aja ya, bun.

      Delete
  3. Wah ternyata menyambung komunikasi sama pasangan itu banyak syaratnya ya... Hehehehe, mungkin benar kata orang, ga ada pasangan yang beneran cocok kecuali saling mencocokkan. Ga ada pasangan yang serasi, kecuali saling menyesuaikan diri

    ReplyDelete
  4. Membangun komunikasi dalam pernikahan memang belajarnya seumur hidup ya. Karena pasangan bertumbuh, kita pun bertumbuh. Selain semua hal yang disebutkan sama mbak di atas, penting juga memahami bahwa Frame of Reference dan Frame of Experience kita dan pasangan seringkali berbeda. Dididik dari keluarga berbeda, sekolah di tempat yang berbeda.. makanya penting untuk membangun FoR dan FoE yang sama biar bisa tetap sejalan dan sevisi misi :)

    Kalau kata mentor saya, sering-sering ngobrol nggak penting itu penting :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah makasih tambahan infonya. saya baru dengar nih istilah frame of reference dan frame of experience ini jadi penasaran gimana penjelasannya

      Delete
  5. iya kayaknya sudah bukan zamannya yaa perempuan itu ngasih kode dan berharap laki-laki paham karena otak mereka tidak didesain begitu. hihi.

    ReplyDelete
  6. Wuhuuuy, ilmu daging ini. masukan banget untuk bekal yang baru nikah ini. semoga bisa menerapkan ilmu yang di berikan. terima kasih yaa

    ReplyDelete
  7. Bener lho, komunikasi produktif itu adalah kunci merawat pernikahan. Apalagi merawat pernikahan itu adalah ibadah terpanjang seumur hidup kan. Jadi harus terus belajar lagi, gimana cara kita memahami watak pasangan, memahami love languagenya, memahami otak pria bekerja. Jangan sampai deh seperti bara dalam sekam yang di kemudian hari baru panas. Makanya aku juga selalu ngobrol apa aja, bahkan sampe hal ga penting juga aku terbuka, dan sebaliknya. Biar kita sama-sama memahami dan saling mnegerti satu sama lain.

    ReplyDelete
  8. Part terakhir itu terkesan simpel tapi efeknya lumayan loh. "Bahasa Cinta", era sekarang Bahasa Cinta semacam harus jadi pertimbangan juga sebelum memutuskan ke jenjang yang lebih serius dengan pasangan. Bayangkan kalau cowonya "physical touch" sedangkan si cewe "words of affirmation hihihihi.

    ReplyDelete
  9. Komunikasi dengan pasangan dalam hal apapun memang sangat penting demi kelangsungan rumah tangga. Setiap pasangan mungkin caranya berbeda dan punya ciri masing-masing. Tapi intinya, komunikasi itu sendiri ya

    ReplyDelete
  10. Makasih kak Antuung, udah nulis hal yang pentiiinggg banget dalam pernikahan. Kesannya sepele, siapa sih yg gak bisa berkomunikasi... lha nyatanya banyak pernikahan yang dar der dor gara-gara yang disebut sepele ini. Artinya ya komunikasi itu nggak bisa dipandang sebelah mata...nggak zaman pakai kode-kodean, capeeek.

    ReplyDelete
  11. Dari kelima bahasa cinta di atas, tidak semua ada pada pasangan kita. Mendapatkan salah satunya aja udah alhamdulillah heheehee... Makanya penting nih bagi kedua belah pihak untuk meng-upgrade pengetahuannya tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan pasangan, agar bisa selalu menjadi pasangan yang harmonis hingga tua.

    ReplyDelete
  12. Benar sekali saling memahami satu sama lain adalah inti dari komunikasi yang sehat.

    ReplyDelete
  13. Yup katanya sih yaa emang 70% pernikahan itu diisi ngobrol, bisa ngobrolin apa aja dari masing-masing pasangan. Jadi kayaknya kebayang suasana harmonis didalemnya. Bahasa cintanya udah saling mengisi ya

    ReplyDelete
  14. Di tengah maraknya kegagalan pernikahan pesohor negeri, saya kembali meneladani orang tua saya sendiri yang Alhamdulillah saat ini sudah menikah selama 60 tahun. Meski setiap pernikahan punya tantangan berbeda tapi setidaknya memiliki teladan akan membuat kita menyikapi positif sebuah pernikahan. Dan setuju jika penting sekali bagi seseorang untuk memahami love language pasangannya agar tangki cinta pasangan kita bisa selalu terpenuhi.

    ReplyDelete
  15. Urusan komunikasi ini memang pelajaran yang akan terus menerus kita pelajari bareng pasangan ya sepertinya. Kedua pihak harus sama-sama berbesar hati menyesuaikan diri agar prosesnya berjalan lancar. Sudah banyak cerita bahwa permasalahan rumah tangga banyak yang diawali karena komunikasi. Pun cara memperbaikinya ternyata juga lewat komunikasi yang baik.

    ReplyDelete
  16. Aduh memang komunikasi penting kalau perlu jelas sehingga gak ada miss , terang benderang

    ReplyDelete
  17. Memang komunikasi jadi salah satu poin penting dalam sejahteranya hubungan pernikahan ya. Rada ngeri juga kalau ada istilah ada bara dalam sekam. Setelah puluhan tahun nikah eh ternyata nggak merasa bahagia.
    Jangan sampai deh, keegoisan diri sendiei dan merasa paling benar jadi boomerang di akhir pernikahan

    ReplyDelete
  18. Wah iya nih Mbak kelihatannya sepele ya masalah komunikasi tapi ini sebenarnya bisa rumit kalau misalkan antara satu pasangan dan satu pasangannya itu nggak pas cara komunikasinya

    ReplyDelete
  19. mbak, suka deh dengan artikelnya, komunikasi itu punya peran yang penting banget kok, karena pernikahan kan ga hanya sekedar memenuhi kebutuhan biologis atau komitemen dengan anak-anak, alangkah indahnya jika tetap bersama hingga surgaNya kelak

    ReplyDelete
  20. aku manggut² muluuuu baca artikel ini.
    insightful bgt mbaaaa
    superr berfaedah

    ReplyDelete
  21. hmmm, ngerasain! memang rumit sih ya, sejauh ini 12 tahun pernikahan, masih belajar dan belajar untuk makin baik lagi,

    ReplyDelete
  22. Komunikasi bisa terbangun dengan baik ini ada beberapa faktor ya..
    Kalau faktor utamanya terpenuhi, biasanya komunikasi lancar. Kebayang sih, gimana dulunya berjuang bersama.. Jadi sebaiknya menjaga komunikasi dan kalau uda mentok, setidaknya bisa dicari jalan terbaik, semisal konsultasi ke lembaga pernikahan.

    ReplyDelete
  23. Hahaha sampai skrg tuh aku gabisa nebak love languagenya suamiku apaa, karena aku pake verbal, pake action dia suka semua waktu kutanya. itu emang bisa gitu? Kan pastinya condong kemana gitu yah mba?

    ReplyDelete
  24. aku masih percaya dengan Love language atau bahasa cinta kak, yakni bagaimana cara seseorang mengekspresikan rasa cintanya pada orang lain. misal lewat tatapan aja kita pasti tahu nih

    ReplyDelete
  25. Iya nih, mesti banyak-banyakin kesadaran tentang penting.y menjaga hubungan apalagi tentang komunikasi dan lainnya, kan bahasa cinta seseorang beda-beda

    ReplyDelete
  26. Sebagai bujangan, ini tipsnya sangat membantu. Aku banyak baca, banyak belajar, banyak mendengar segala macam kasus ketidakharmonisan RT orang-orang sekitar yang akar masalahnya pada komunikasi. Banyak mencari tahu walau tentu saja antara teori dan praktik bisa jadi nggak selalu berjalan tegak lurus. Ada yang secara teori idealnya begini, tapi gak selalu dapat dipraktikkan langsung. Tapi emang sebaiknya sebelum menikah banyak-banyakin ngobrol, menyamakan sudut pandang, mencari titik temu perbedaan gitu ya mbak. Nasihat yang bagus ini tulisannya. TFS.

    ReplyDelete