Tahun ini adalah pertama kalinya saya membawa kedua anak saya untuk salat tarawih di masjid yang letaknya tak jauh dari komplek kami tinggal. Tahun-tahun sebelumnya, saya dan suami lebih banyak tarawih di rumah karena suami menganggap anak-anak kami belum siap untuk diajak tarawih ke masjid. Selain itu, alasan lainnya tentu saja karena dua tahun terakhir kita masih dalam masa pandemi yang membuat rasanya masih riskan untuk menjalankan salat tarawih berjamaah.
Di Ramadhan 1444 H ini anak pertama saya sudah berusia 6,5 tahun sedang anak ke dua usianya memasuki 4 tahun. Jika dilihat dari usianya rasanya cukup aman untuk diajak tarawih ke masjid dalam artian tidak akan membuat rusuh. Lagipula saya dulu juga cukup sering melihat ibu-ibu yang bahkan mengajak anaknya tarawih sejak usianya masih bayi dan balita dan anak-anak itu terlihat cukup tenang selama ibunya salat. Namun tentunya dengan syarat disediakan perbekalan entah itu cemilan atau juga handphone agar anak tidak bosan menunggu ibunya salat.
Saya sendiri tahun ini memutuskan untuk tidak membawa handphone saat salat tarawih di masjid. Jujur ini adalah sebuah tantangan tersendiri karena anak-anak saya ini lumayan sering bermain handphone saat di rumah. Pastinya mereka mungkin akan merasa sangat bosan jika selama salat tarawih yang waktunya 1 jam lebih tersebut diminta diam saja. Untuk si kakak mungkin tidak terlalu bermasalah karena dia sudah mulai bisa diajak salat tarawih atau diminta menggambar saja di tablet mainannya. Beda dengan adiknya yang benar-benar gabut ketika tahu saya tidak membawa handphone. Ujung-ujungnya Yafiq putra kedua saya itu bolak-balik lari-lari di sepanjang shaf salat.
Di hari lain, sempat saya mencoba mengalah dengan membawa handphone saat salat tarawih. Benar sih anak saya bisa diam di tempatnya tapi sebagai gantinya dia malah ribut sendiri saat bermain game kesukaannya. Bagi saya ini malah lebih menganggu jamaah lain yang sedang menjalankan salat. Akhirnya saya putuskan untuk seterusnya tidak membawa handphone saat salat tarawih di masjid. Risikonya ya jadinya anak-anak saya malah super aktif saat di dalam masjid tersebut. Apalagi kalau ketemu temannya jadinya main melulu deh. Saya sih berharapnya ibu-ibu jamaah lain bisa memaklumi tingkah anak-anak yang aktif di saat salat tarawih ini.
Tips saat mengajak anak tarawih ke masjid
Mengajak anak terutama yang masih berusia balita untuk tarawih ke masjid memang bisa menjadi sebuah tantangan yang besar bagi para ibu. Di usia tersebut, anak biasanya masih sangat aktif dan tidak bisa diam dan juga memiliki rentang konsentrasi yang pendek. Mungkin ada anak-anak yang sedari kecil sudah terbiasa diajak ke masjid sehingga bisa tetap anteng saat orang salat. Namun jika anak belum terbiasa diajak ke masjid, maka mungkin kita akan menemukan anak-anak yang berlari-larian saat salat tarawih dilakukan. Karena itulah kadang kita menemukan orang tua yang akhirnya memberikan handphone kepada anaknya agar tidak membuat keributan selama berada di masjid.
Perkara membawa handphone saat tarawih ini kemudian konsultasikan di grup Berpikir Kritis yang diadakan oleh Komunitas Rangkul yang saya ikuti. Saat itu tema yang sedang dibahas adalah tentang Tantangan Dunia Digital yang mungkin juga menjadi tantangan bagi semua emak di era sekarang. Karena seperti yang kita tahu, anak-anak generasi Alpha adalah anak-anak yang sejak lahir sudah terpapar dengan dunia digital berupa handphone yang sebenarnya memiliki banyak efek buruk bagi anak. Nah, sebagai ibu maka tugas kita adalah mencari jalan yang terbaik dalam menyikapi penggunaan gadget pada anak-anak ini.
Dalam sesi tanya jawab di malam itu, saya pun bertanya tentang bagaimana agar anak-anak bisa tetap anteng di saat tarawih tanpa harus memberikan mereka handphone? Untuk menjawab pertanyaan saya ini, Mbak Elya Afifah sebagai nara sumber pun memberikan jawaban berdasarkan pengalaman pribadi beliau. Berikut beberapa langkah dan tips yang bisa kita lakukan saat mengajak anak tarawih ke mesjid di bulan Ramadhan.
Survey terlebih dahulu kondisi masjid yang akan dipilih untuk salat tarawih
Lakukan sounding dan kesepakatan terlebih dahulu sebelum salat tarawih
Hal berikutnya yang bisa dilakukan sebelum mengajak anak untuk tarawih adalah membuat kesepakatan dengan anak. Sebelumnya ibu mungkin bisa memberikan gambaran terlebih dahulu terkait ibadah tarawih yang akan dijalankan termasuk durasinya yang mungkin agak lama. Ibu kemudian bisa menyebutkan hal-hal yang diharapkan dari anak saat ibu sedang salat tarawih seperti tidak berlari-lari, duduk dengan tenang dan tidak membuat keributan. Dengan adanya kesepakatan yang dilakukan sebelum tarawih ini harapannya anak bisa lebih mengontrol diri mereka saat ibadah tarawih dijalankan.
22 Comments
Izin post blog baru saya ya kak
ReplyDeleteAnak-anak saya ke masjid berdua aja kalau mamaknya nggak bisa ikutan, tapi untungnya sebelum puasa mereka udah sering ke masjid itu, setiap hari shalat Magrib dan Isha di sana.
ReplyDeleteYang resek tuh adiknya, sering kebanyakan tingkah, jadinya selalus aya sounding, kalau nggak mau tenang, nanti nggak boleh ikut kakak ke masjid :D
Semangat Mba ajak anak tarawih meski banyak tantangannya...Setuju mending di shaf belakang salatnya. Di masjik komplekku ada yang ajak anak, super aktif dan dia di shaf pertama dong...Jadi ya begitulah. Maklum sih namanya anak-anak ya, tapi akhirnya ada nenek-nenek yang marahin anak itu - bukan negur Mamanya - kasihan sih anaknya
ReplyDeleteKalau kami untuk saat ini memilih untuk shalat di rumah, soalnya masjid dekat rumah tarawihnya bisa sampai jam 10. kasian anak-anak, harus begadang padahal besoknya harus sekolah.
ReplyDeletehahaha bener banget, aku juga kalo anak dah gelisah dah marah2 langsung deh ajak pulang, daripada cranky teriak2 nangis di masjid
ReplyDeleteTips yang sangat berguna mba. Di satu sisi kita tidak memaksakan kehendak supaya anak mau ikut tarawih tapi melalui kesepakatan. Anak jadi bisa belajar menghargai orang lain juga.
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya, ilmu baru untuk aku, insya allah tahun depan ketemu ramadhan kembali, bisa ajak anak ke masjid untuk sholat teraweh. Karena skrng anak ku masih bayi
ReplyDeleteKebetulan anak saya laki-laki semua, jadi pada saat itu urusan ke mesjid adalah tugas beliau. Jadi saya bisa khusuk melakukan ibadah sendiri.
ReplyDeleteKalau aku punya pengalaman yang beda terutama yang dua laki-laki, yang sulung meskipun usia 3 tahun sering aku bawa taraweh tapi anteng asal dibawain camilan tapi ngak berlaku yang ke-2 meskipun usianya hampir 5 tahun tetep aja ngak anteng bolak-balik terus ke saya dan ayahnya...wkwkw kalau yang bungsu perempuan aman sentosa bahkan ikutan sholat juga.
ReplyDeletePenting sekali ya sounding ini.. makasih ya tipsnya ya ..kadang saya malas ke masjid karena anak-anak takut mengganggu padahal jika dikondisikan tidak mengapa ya
ReplyDeleteKebetulan anakku sepasang. Jadi yg cowok ikut ayahnya, yg cewek ikut aku. Aman sih, kayaknya takut kalau di antara bapak-bapak...wkwkwk. Kalau yg cewek walaupun di antara Ibu-ibu, yaa mager aja sih...engga lari-larian.
ReplyDeletesetuju sama tipsnya mbak antung, cuma aku survey sekalian solat sih. maksudnya sekalian lihat ini kondisi masjidnya gimana. alhamdulillah anakku biasanya jg tiduran kalau ngantuk. paling harus sedia minuman saja sm makanan kecil kalau bosan hehe.
ReplyDeleteDilema yang sama dengan saya dulu Mbak. Inginnya sih menghindarkan mereka dari bermain ponsel, tapi kadang saya kurang sabar dengan prosesnya. Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah semakin besar, mereka pun akhirnya paham sendiri adab saat berada di masjid. Walau kadang masih suka banyak lari ke sana sininya hehehe.
ReplyDeleteKeseruan mengajak anak sekarang untuk teraweh itu jauh lebih menantang dibanding zaman kita dulu ya... Secara zaman kita dulu ada tugas mencatat ceramah Ustadz di masjid sekaligus meminta tanda tangannya.
ReplyDeleteTapi kalau usia lebih kecil lagi, yang terpenting disediakan space yang luas dan makanan serta minuman sebagai camilan.
Mengajak anaknke Masjid memang baik ya mbak
ReplyDeleteNamun melihat situasi dan kondisi anak juga
Jangan sampai mengganggu kegiatan di masjid
Ngajak anak sebaiknya lihat kondisi anaknya juga sih untungnya anakku dari zaman balita baik alhamdulillah. Anteng diajak ke mesjid. Sekarang udah kelas 1 SD dia yang ngajak saya akhirnya.
ReplyDeleteSetuju sama poin terakhir kalau anak rbut saja, terpaksa ajak pulang agar tidak mengganggu jamaah lain. Itu bentuk tanggung jawa orang tua kepada anaknya
ReplyDeletePada akhirnya anak anak perlu ke mesjid ya kan. Tapi memang perlu survey dulu dan jika anak malah membuat ribut, sebaiknya pulang saja.
ReplyDeleteSeperti saudara saya yang punya anak TK banyak sekali dramanya saat akan terawih ini jadi harus tahu tipsnya agar mereka tetap nyaman dan tidak menganggu ibadah terawih nya
ReplyDeleteKadang saya merasa terganggu apabila ada jamaah yang membawa hp ke masjid. Masalahnya mereka gunakan mungkin untuk bermain tidak untuk menerima pesan penting
ReplyDeletekak anak-anak ini susah-susah gampang diajak tarawih di masjid ya, sebagai ortu kita memang harus paham trik nya agar mereka semangat , kadang harus memberi reward juga agar semangat
ReplyDeletembaa makasih banyak ya, allhamdulillah aku kemarin sukses aja anak sholat idul fitri meski baru usia 7 bulan masyaAllah senangnya
ReplyDelete