"Yafiq hari ini nggak usah pakai popok, ya. Kita latihan lepas popok," kata saya pada putra ke dua saya setelah selesai memandikannya dan mulai memilihkan pakaian.
"Nanti kalau Yafiq mau pipis gimana?" tanya anak saya yang kini sudah berusia 3,5 tahun tersebut.
"Ya, bilang sama Mama kalau mau pipis. Nanti kita pipis di kamar mandi. Ok?" jawab saya lagi yang akhirnya disetujui oleh Yafiq. Setelah selesai memakaikan pakaiannya, Yafiq pun langsung berlari menuju kakaknya yang siap bermain sepeda.
Akhir tahun 2022 yang lalu, usia putra ke dua saya menginjak 3,5 tahun. Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk memulai toilet training untuknya. Jika berpegang pada kakaknya yang memulai toilet training di usia 2,5 tahun, maka toilet training yang saya jalankan pada Yafiq terlambat 1 tahun. Tentunya saya memiliki alasan mengapa baru di usia lewat darin 3 tahun memulai toilet training untuk Yafiq.
Jadi sewaktu memulai toilet training pada Yumna, kondisi saya saat itu baru melahirkan dan sedang menjalani cuti selama 3 bulan. Ini memberikan saya waktu yang panjang bagi saya untuk melatih putri sulung saya agar bisa lepas popok. Sementara untuk Yafiq, saya hanya bisa menjalankan toilet training di hari libur atau jika mengambil cuti panjang. Atas 2 pilihan ini, saya memilih untuk menjalankan toilet training di akhir minggu saja.
Saya ingat ketika memulai toilet training untuk Yumna, perlu waktu kurang lebih 2 minggu hingga putri saya tersebut bisa lepas popok di siang hari. Adapun untuk malam hari, Yumna baru bisa full lepas popok di usia hampir 4 tahun. Lalu bagaimana dengan proses toilet training untuk Yafiq?
Toilet training anak di usia 3 tahun
Seperti yang saya tuliskan di atas, saya menjalankan toilet training untuk Yafiq di hari Sabtu dan Minggu saat saya tidak bekerja. Sehari-hari Yafiq saya antarkan ke rumah salah satu tetangga untuk dijaga sampai saya pulang dari kantor. Karena itulah satu-satunya kesempatan saya untuk memulai toilet training-nya adalah saat saya tidak bekerja. Bisa sih saya meminta bantuan ibu yang menjaga Yafiq untuk memulai toilet training namun menurut saya akan lebih membanggakan kalau saya sendiri yang memulainya.
Untuk putra ke dua saya ini, saya tidak melakukan persiapan khusus dalam toilet trainingnya. Ini berkaca dari pengalaman toilet training anak pertama. Jika beberapa orang tua mungkin mempersiapkan diri dengan membeli celana khusus toilet training, maka saya memilih tidak membelinya karena saat toilet training Yumna dulu celana tersebut malah tidak terpakai. Satu-satunya hal yang saya lakukan adalah tidak memakaikan popok di siang hari.
Apakah jadinya bocor? Pastinya. Walau usianya sudah 3 tahun lebih, karena terbiasa memakai popok sekali pakai anak saya tentunya terbiasa membiarkan saja saat dirinya merasa akan pipis karena dia tahu ada popok yang akan menampung pipisnya. Jadilah meski saya selalu mengingatkan Yafiq untuk memberi tahu jika ingin pipis, putra saya itu biasanya baru akan mengatakan ingin pipis dengan kondisi celana yang sudah basah. Kadang dia pipis saat sedang bermain di luar kadang juga pipisnya saat berada di rumah.
Dalam menghadapi anak yang masih sering bocor saat proses toilet training ini tentunya saya harus banyak bersabar dan memaklumi jika rumah jadi. Karena menurut saya jika saya kelepasan marah atau protes saat Yafiq tiba-tiba pipis di celana itu akan membuatnya takut dan proses toilet training tidak akan berjalan mulus. Buktinya dalam beberapa kali kesempatan anak saya sempat menolak tidak pakai popok karena dia takut pipisnya bakal bocor. Kalau sudah begini saya jadinya harus melakukan affirmasi positif kalau saya tidak akan protes semisal Yafiq pipis di celana.
Mulanya saya pikir hanya dengan mengandalkan waktu 2 hari di akhir minggu maka proses toilet training Yafiq akan berjalan lambat. Namun nyatanya dugaan saya salah. Seingat saya kurang dari sebulan dari awal saya menjalankan toilet training Yafiq sudah mulai bisa memberi tahu kalau dia ingin pipis atau buang air kecil. Saya pun mencoba untuk tidak memakaikan popok saat mengantar Yafiq ke rumah ibu yang menjaganya sehari-hari sambil berpesan kalau Yafiq sedang menjalankan toilet training.
Nah, sepulang dari kerja saya pun bertanya kepada ibu yang menjaga Yafiq apakah anak saya itu pipis sampai bocor? Dan ternyata jawabannya tidak dong. Bahkan saat tidur siang aman-aman saja anak saya tidak ngompol di ayunan (iya Yafiq tidurnya di ayunan hehe). Wah senang dong saya ternyata anak saya dengan cepat beradaptasi dengan situasi barunya yang sudah tidak memakai popok lagi. Bahkan setelah itu setiap kali saya mengajaknya jalan-jalan Yafiq akan bertanya apakah di jalan nanti ada toilet agar dia bisa pipis nantinya.
Oh, ya ada beberapa kejadian menarik saat saya bepergian dengan Yafiq setelah dia lepas popok. Jadi satu hari kami pergi ke salah satu tempat wisata di kota Banjarbaru. Di perjalanan saat mampir makan Yafiq tiba-tiba ingin pipis. Saya bertanya apakah di warung tersebut ada toilet atau WC? Penjual mengatakan ada WC umum tapi lokasinya di belakang dan agak kotor. Akhirnya saya bersama anak saya berjalan ke belakang untuk mencari toilet yang dimaksud. Dan memang benar toilet yang ada tersebut tidak terurus dan berlumut.
Yafiq yang selama ini anaknya lumayan terbiasa bersih tentunya merasa tak nyaman saat akan buang air kecil di toilet tersebut. Berkali-kali dia bertanya kenapa lantainya kotor dan airnya juga tidak bening. Tapi ya mau gimana lagi? Mau diajak pipis di tempat sepi juga anak saya tidak mau karena terbiasa pipis di toilet. Bahkan terakhir kali kami dalam perjalanan, saya harus numpang izin ke pemilik warung untuk bisa menggunakan toiletnya agar Yafiq bisa buang air kecil.
Setelah berhasil lepas popok di siang hari, langkah selanjutnya adalah bisa lepas popok di malam hari. Sebenarnya untuk lepas popok malam hari ini saya masih belum menargetkan kapan waktunya. Namun setelah Yafiq berhasil lepas popok siang, saya beberapa kali lupa memakaikan popok saat dia hendak tidur. Nah begitu paginya saya menemukan kalau Yafiq tidak mengompol saat saya lupa memakaikan popok padanya. Pernah juga saya pakaikan popok eh saat pagi hari dicek popoknya kering.
Bagi saya ini adalah sebuah tanda kalau mungkin Yafiq juga sudah bisa lepas popok di malam hari. Akhirnya dengan mengucap bismillah saya pun berhenti memakaikan popok pada Yafiq di malam hari. Untuk malam hari ini sebenarnya masih ada beberapa kali dalam seminggu Yafiq ngompol di kasur terutama jika saya lupa mengingatkan Yafiq untuk pipis sebelum tidur. Meski demikian saya cukup senang karena akhirnya sekarang tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk beli popok. Hehehe.
Demikian sedikit cerita tentang toilet training anak ke dua saya di usia 3,5 tahun. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian
10 Comments
Mba Antuuuung, masyaallah aku beneran gak baca judul-judul link tulisan teman-teman tadi. Kok kebetulan banget aku juga nulis soal toilet training anakku yang mungkin bagi kebanyakan orang udah terlambat alias regresi. Hihihi. Anakku baru sukses toilet training pas usia 3 tahun 11 bulan mba. wkwkwk. Lebih parah lagi aku mah.
ReplyDeletePintar banget Yafiq. Semoga jadi anak soleh kebangaan kedua orang tua.
Alhamdulillah ya, Mbak Antung. Terhitung lancar lho ini toilet training-nya. Mbaknya juga beruntung karena punya banyak waktu untuk ngajarin anaknya buat toilet training.
ReplyDeleteWah Alhamdulillah toilet training putera kedua lancar ya mba... Good job, Yafiq.. Mencermati pengalaman teman2 dlm toilet training ini ternyata selain kesiapan anak juga tak kalah pentingnya adalah kesiapan orang tua juga ya.. Terimakasih sharingnya mba..
ReplyDeleteKalo anak udh lulus toilet training itu legaaaaa banget ya mba 😄😄. Jadi kalo diajakin traveling jauh, ga terlalu kuatir lagi.
ReplyDeleteDulu aku menyangka bakal lama juga, tapi ternyata beberapa anak memang bisa cepet adaptasinya. Apalagi kalo mereka udh tau enaknya ga pake popok. Dulu pas latihan, dan akhirnya bisa lepas popok, anakku udh ogah pale popoknya lagi, dia bilang gerah 🤣. Memang lebih enak ga pake
Good job Yafiq berarti sekarang udah gedhe ya krn udh ga pake popok lagi..bentar lg bisa skolah deh.
ReplyDeleteAlhamdhulilah anak2ku mulai toilet training masuk usia 2than. Anak pertama gampang krn dia anaknya risihan yg kedua perlu waktu yg lebih lama
Selamat mommy dan Yafiq yg sudah berhasil toilet training dg lancar 😆 Buat toilet training memang ga perlu dibandingkan dg yg lain ya mba karena kondisi tiap anak engga sama. Btw anggaran beli popok memang mayan ya mba Antung, syukurlah udah ga perlu beli lagi 😆😆😆
ReplyDeleteSusah-susah gampang ya. Ternyata ada trainningny aku baru tahu ada begitunya. Yeay senang banget akhirnya bisa lepas popok ya. Ya lega banget soalny kan udah belajar fase mandiri.
ReplyDeleteJadi ingat anak pertamaku yang belajar toilet training juga di usia tiga tahun. Setiap mau tidur malam hari, papanya selalu berbisik bahwa kalo dia mau pipis langsung bangun aja dan minta papanya antar ke kamar mandi. Alhamdulillah hanya seminggu dia udah lolos toilet training
ReplyDeleteWahhhh panjang proses buat toilet training jni yaaaa dan alhamdulillah berhasil.. inilah salah satu kepuasan jadi ibu.. nerhasil mengajarkan toilet training ke anak
ReplyDeleteYafiq, good job!
ReplyDeleteAku punya anak 4 dengan rupa-rupa toilet training juga mbak Antung, dan memang yang terbaik adalah : komunikasi hahahhaaa
dengan komunikasi yang baik akan terjalin juga kerjasama yang baik sama anak-anak