Beberapa waktu yang lalu, perusahaan tempat saya bekerja membuka seleksi untuk posisi supervisor bagi para karyawan yang memenuhi persyaratan yang diberikan. Lowongan untuk posisi supervisor ini dibuka mengingat ada beberapa supervisor yang memasuki masa pensiun, mutasi ke departemen baru hingga yang mendapat kenaikan jabatan untuk menjadi manajer di perusahaan. Saya sendiri untuk masa kerja sudah memenuhi syarat seleksi tersebut dan atas berbagai pertimbangan, saya putuskan untuk mengikuti seleksi ini.
Dalam seleksi supervisor yang diadakan, saya hanya perlu mengirimkan file presentasi terkait posisi yang saya incar. Saya memilih posisi sesuai dengan divisi tempat saya bekerja saat ini. Presentasi dibuat dan saya kirimkan di hari terakhir pendaftaran. Setelah beberapa hari, kami para peserta mendapatkan jadwal terkait jadwal pemaparan presentasi yang sudah dikirim. Saya mendapat jadwal hari terakhir untuk melakukan presentasi.
Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti sebuah seleksi untuk kenaikan jabatan. Berhadapan dengan para pejabat di kantor jujur membuat saya grogi setengah mati. Apalagi saya sadar kalau presentasi yang saya buat benar-benar mentah dan banyak kekurangan. Beberapa pertanyaan dari penguji cukup mengejutkan pikiran saya dan membuat saya kebingungan menjawabnya. Pada akhirnya, nama saya tak tercantum dalam daftar karyawan yang dinyatakan lulus menjadi supervisor. Namun tentunya pengalaman ini akan menjadi pelajaran berharga bagi saya dalam dunia kerja ini.
Kenaikan pangkat dan jabatan
Bagi para pekerja seperti saya, kenaikan pangkat dan jabatan merupakan sebuah jalan untuk bisa meningkatkan pendapatan lewat kenaikan gaji dan tunjangan dan bisa juga penambahan juga fasilitas yang disediakan kantor. Untuk bisa mendapat kenaikan jabatan dan pangkat ini ada beberapa proses yang harus dilalui karyawan bergantung instansi atau perusahaan tempatnya bekerja. Berikut adalah beberapa proses kenaikan jabatan yang terjadi di instansi dan perusahaan:
Kenaikan pangkat berkala
Dalam instansi pemerintahan, kenaikan pangkat bisa terjadi jika seseorang sudah memenuhi persyaratan masa kerja atau memenuhi angka kredit tertentu. Misalnya untuk pegawai negeri sipil, setiap masa kerja sekian tahun akan ada kenaikan golongan dan pangkat. Pegawai tinggal mengajukan usulan untuk kenaikan pangkat tersebut dan jika administrasi lengkap maka kenaikan pangkat bisa terjadi. Proses kenaikan pangkat berkala ini bisa jadi merupakan impian setiap pegawai karena tak perlu melewati persaingan ketat pangkat bisa naik setiap beberapa tahun sekali.
Promosi jabatan
Berbeda dengan instansi pemerintah, kenaikan jabatan di perusahaan swasta biasanya bisa terjadi jika posisi di atasnya kosong dan si pegawai mendapat promosi atau rekomendasi dari atasannya untuk mengisi jabatan tersebut. Untuk bisa mendapat promosi ini tentunya juga diperlukan kinerja yang baik dari si karyawan sehingga bisa membuatnya dipercaya untuk mendapatkan promosi tersebut. Selain kinerja dan prestasi promosi jabatan juga bisa dipengaruhi faktor lain seperti kemampuannya menjalin relasi termasuk juga dengan atasan.
Seleksi atau assesment
Berpindah kantor
Cara terakhir yang bisa dilakukan untuk mendapat kenaikan jabatan adalah dengan cara mencari lowongan kerja baru. Dalam dunia kerja, bukan hal aneh jika seorang pekerja memutuskan untuk resign dan mencari tempat baru setelah beberapa tahun bekerja. Hal ini dikarenakan di tempat kerjanya yang sekarang tidak memungkinkan untuk naik ke posisi yang lebih tinggi sementara pengalaman dan kemampuan yang dimiliki bisa dihargai lebih di tempat lain. Berpindah kantor juga membuat seorang karyawan terlepas dari zona nyaman yang bisa menghambatnya dalam peningkatan karir.
Demikian sedikit sharing dan cerita saya terkait proses kenaikan jabatan yang ada di perusahaan maupun instansi. Buat teman-teman yang juga bekerja, ada yang bisa menambahkan?
20 Comments
sukses selalu untuk kakak dan keluarga ya :D
ReplyDeleteBetul, ada yang memang berdasarkan tes berkala ada juga yang karena prestasi bisa langsung naik jabatan. Di kantor lamaku dulu proses kenaikan jabatan ini cukup fair. Kalau penilaian tahunan bagus, maka lebih enak lagi buat pangkas antrean buat tes dari pegawai pelaksana ke pegawai pimpinan.
ReplyDeleteYang lucu itu generasi boomer yang kurang bisa mengimbangi kemampuan anak muda pada suka sirik. Pada nggak mau "dipimpin" oleh anak muda yang bisa berimbas ke pekerjaan secara menyeluruh.
Tapi memang sih... pengembangan diri itu perlu ya mba agar tidak jalan di tempat saja. makanya juga kinerja selama bekerja di perusahan tersebut juga menjadi pertimbangan dalam kenaikan jabatan
ReplyDeleteBerpindah kantor ditempatkan pada urutan terakhir karena memang menjadi alternative paling akhir. Ada plus minusnya untuk solusi yang satu ini, tapi jika peluangnya sudah diyakini besar dan kuat, jangan ragu untuk melakukannya.
ReplyDeleteAku berada di dua kantor yang kebetulan menerapkan sistem kenaikan jabatan dan promosi yang lumayan open, jadi pas nikah dan kerja di sebuah kantor (website design dan internet provider) shock karena semua ya karena si boss
ReplyDeletebeliau cukup "adil" sih sebenernya tapi sekretarisnya pen dijambak, karena apa apa sekretaris ini yang dia percaya handle
untung aku bisa keluar dengan cara yang "semau gue" ketika bentroknya udah ngga tertahan sama si boss!
Makin ke atas, posisi itu makin menyempit. Jadi untuk naik pangkat memang butuh pengalaman dan pengembangan diri. Kalau di BUMN/PNS mungkin lebih terorganisir kali ya aturan kenaikan pangkatnya. Tapi kalau di perusahaan swasta, apalagi perusahaan yang nggak gede-gede amat, mungkin benar tergantung lagi kosong apa enggak, atau adanya rekomendasi.
ReplyDeleteKalau saya pribadi, lebih lihat 'uangnya' daripada pangkatnya. Hehe. Karena terkadang level SPV di perusahaan A bisa lebih 'besar' daripada level Manager di perusahaan B.
Untuk yang memilih berpindah kantor harus sudah memantapkan diri dengan matang dan sudah menemukan solusi yang terbaik sebelum memutuskan berpindah tempat untuk bekerja ya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
ReplyDeleteSudah bekerja di sekitar 5 jenis kantor berbeda, saya akhirnya mengalah dan merasa lebih tabah menjadi full freelancer saja.
ReplyDeleteTernyata saya tak setangguh yang saya harapkan, ketika berhadapan dengan kompleksnya interaksi di dunia kerja dengan buanyaaakk pekerja.
Yang jelas, memiliki pimpinan dari luar Indonesia, terasa jauh lebih menghargai pekerjaan kita dibandingkan bos sesama Indonesian.
Tapi bisa jadi karena kebetulan dan pengalaman pribadi saya saja.
mungkin karena beda kultur kerja ya, mbak kalau bos dari luar ini.
DeleteJadi ingat kalau di dunia kerja gak semulus yang kita bayangkan. Pasti ada yang namanya rekan kerja main sikut, main serobot dan ini bisa menurunkan kredibilitas di dunia kerja sehingga lama naik pangkatnya.
ReplyDeleteHUhu..
Tapi tetap, pekerjaan adalah sebuah tanggungjawab.
Semoga tetap tabah menjalaninya hingga jabatan tak lagi meresahkan.
Aku belum pernah merasakan kenaikan jabatan yang sangat pro proses kenaikkannya (seperti ujian gitu misalnya) paling sih penunjukkan langsung saja hehe
ReplyDeleteKalau di kantor saya dulu, karena perusahaan multinasional, salah satu cara untuk bisa naik jabatan adalah mau ditempatkan di cabang/negara lain. Misal di Korea dia adalah Team Leader, lalu ditugaskan ke Indonesia beberapa tahun, lalu saat kembali ke Korea, dia sudah bisa menjadi Dept Head.
ReplyDeletewah begitu ya ternyata kalau perusahaannya bersifat multinasional. pastinya ini tantangannya besar banget ya karena harus beradaptasi dengan lingkungan yang benar-benar baru
DeleteSebagai bukan orang kantoran, baca ini pencerahan banget haha. Dikirain naik jabatan yaudah naik jabatan aja. Ternyata banyak macamnya ya
ReplyDeletejadi ingat di kantor lamaku, kepala cabangku awalnya adalah rekanku di kantor. Beliau mengikuti seleksi kepala cabang, alhamdulillah lolos. Beliau adalah salah satu atasan terbaik yang pernah saya punya
ReplyDeleteKalau orang kantor ini paham benar ya kak beda dengan kita yang kerjanya freelancer yang belum mendapatkan sentuhan yang begini
ReplyDeleteWaktu daku lewat seleksi, jadi naik status dari karyawan kontrak ke karyawan tetap, lalu pas udah karyawan tetap assessment lagi untuk kenaikan grade
ReplyDeleteAku belum pernah ikut kenaikan jabatan mbak jadi gini nih bikin aku bayangin suasananya kayak sidang skripsi. Iya, ndak, Mbak?
ReplyDeleteprosesnya tidak sesimple yang sy bayangkan ya ternyata. Sebab sy termsduk org yang senang berada di zona nyaman kaau ngebahas kenaikan jabatan, so far, sangat berguna banget buat gambaran ke depannya kak
ReplyDeleteBaca rentetannya enak kaya mulus" aja, jadi inget dulu kerja di sekolah ga naik" jabatan. Hihihi
ReplyDelete