Selain sebagai momen untuk berkumpul bersama keluarga, libur lebaran juga biasanya digunakan untuk berwisata. Biasanya momen piknik dan berwisata ini dilakukan pada hari kedua atau ke tiga lebaran. Karena itulah tak heran jika setelah lebaran tempat wisata selalu ramai pengunjung.
Untuk saya sendiri, lebaran hari ke dua saya habiskan dengan berwisata ke Kiram Park bersama suami, anak-anak dan ibu saya. Kiram Park ini berlokasi di daerah Cempaka Kabupaten Banjar, tak jauh dari destinasi wisata Aranaway yang sudah pernah dikunjungi sebelumnya. Sudah cukup lama saya penasaran dengan Kiram Park ini karena kabarnya tempatnya bagus untuk wisata keluarga.
Berbeda dengan perjalanan menuju Aranaway yang kami tempuh melewati jalur kota Banjarbaru, maka untuk Kiram Park ini kami memilih rute baru melewati jalur Liang Anggang-Bati-bati menuju jalan Mistar Cokrokusumo. Untuk bisa mencapai Kiram Park ini, waktu tempuh yang diperlukan sekitar 1 jam dengan jarak 48 km. Kami sendiri berangkat sekitar pukul 10 dan tiba di Kiram Park sekitar pukul 11 siang.
Untuk memasuki lokasi Kiram Park, pengunjung terlebih dahulu harus membayar tiket masuk sebesar 5000/orang untuk hari biasa dan 10.000/orang untuk hari libur. Bagaimana kesan saya setelah mengunjungi tempat wisata Kiram Park ini? Yuk baca tulisan ini sampai habis.
Desa Kiram yang disulap menjadi wisata tahura dan penginapan
Kiram merupakan sebuah nama desa yang berada di Kecamatan Cempaka Kabupaten Banjar. Wilayahnya berupa area perbukitan yang disulap menjadi tempat wisata lengkap dengan vila yang disewakan bagi mereka yang ingin menginap. Dari informasi yang saya temukan di internet, di Kiram Park ini kita bisa menikmati beberapa fasilitas seperti kolam renang untuk anak, taman kelinci, berfoto di replika kapal nabi Nuh yang ada di puncak bukit serta berkemah di salah satu areanya.
Saat memasuki area wisata, jujur saya agak kaget karena ternyata Kiram Park ini tidak sesuai dengan bayangan saya. Tempat wisata ini tampak sepi dan lengang. Mungkin karena saat itu masih suasana lebaran. Areanya terbilang cukup luas dan berkontur cocok bagi mereka menyukai pemandangan alam dan perbukitan. Di beberapa tempat tampak terlihat gazebo yang diperuntukkan bagi mereka yang ingin menikmati bekal. Satu keluarga tampak saya lihat bersantap ria di salah satu gazebo yang disediakan. Pertanyaan yang muncul di benak saya adalah, apakah gazebo tersebut disewakan atau tidak?
Karena penasaran, saya bersama kedua anak saya mencoba mengitari area yang ada di Kiram Park ini. Selain gazebo pertama yang saya lihat sebelumnya, masih ada sekitar 2 atau 3 gazebo kosong dengan informasi kontak untuk menyewa gazebo tersebut. Saat mengeksplorasi tempat wisata ini, saya juga menemukan ada 3 buah kolam yang airnya berwarna coklat. Apakah kolam ini dimaksudkan sebagai kolam renang atau bukan? Saya kurang mengerti. Selain gazebo dan kolam, saya juga menemukan sebuah musala kecil terbuat dari bambu yang tampak sepi dengan fasilitas WC yang airnya tidak mengalir.
Saya kemudian meneruskan perjalanan menuju salah satu tangga di dekat musala. Nah, di bagian ini barulah saya menemukan kantor pengelola dari tempat wisata dan juga kamar-kamar yang disewakan bagi para pengunjung serta area taman kelinci yang sayangnya sedang tutup. Iseng saya bertanya pada wanita yang bertugas di kantor itu, "Di sini fasilitasnya apa saja ya, Mbak?" tanya saya. "Vila, Mbak. Di sini kami jualannya ya sewa villa ini," jawabnya sambil menyerahkan brosuk harga sewa Vila dan gazebo yang ada. Saya lihat tarif sewa villa yang disediakan bervariasi mulai dari 300 ribu hingga 750 ribu. Ada juga biaya untuk sewa aula atau lapangan jika ingin mengadakan kegiatan.
Setelah, dirasa tidak ada lagi yang bisa dilihat, akhirnya saya dan anak-anak kembali tempat kami memarkir mobil untuk menentukan apa yang akan dilanjutkan selanjutnya. Saya sempat berpikir untuk pindah lokasi namun suami menolak dan memilih tetap berada di tempat wisata Kiram dan menikmati pemandangan yang ada karena ya sudah terlanjur masuk kan?
Akhirnya saya pun setuju untuk melanjutkan wisata di Kiram tersebut dan memilih sebuah Gazebo kecil yang terletak di bagian bawah untuk menggelar makanan dan menyantap makan siang. Anak-anak sendiri meski kecewa karena tidak bisa berenang seperti yang saya janjikan alhamdulillah tetap menikmati wisata hari itu. Mereka akhirnya memilih untuk duduk-duduk di pinggir kolam sebelum akhirnya memutuskan bermain air di salah satu kolam yang airnya luber. Akhirnya niat mereka berenang kesampaian deh. Wkwkwk.
23 Comments
wah hijau pastinya asri dana dem ya
ReplyDeleteMungkin kena pandemi jadi agak kurang terawat ya Mbak kolam, gazebo dan area di awal masuk Kiram Park. Syukur terobati saat menemukan Masjid Bambu yang dicari. Unik ini masjidnya, menunjukkan kearifan lokal..Terbayang adem di dalamnya..
ReplyDeleteSayang juga destinasi wisata yang luas itu kalau terbengkalai ya, padahal biaya perawatannya pasti gak lah murah.
ReplyDeleteWah harusnya terawat ya, bagus padahal tempatnya
ReplyDeleteMungkin karena pandemi ya, lama tutup jadi nggak terawat
Kiram Park ini sudah lama kah Mbak atau baru? Masjid bambunya masyaAllah keren ya Mbak, estetik gitu dan terlihat sangat asri.
ReplyDeletesetahu saya kiram park ini dibangun sekitar tahun 2019-2020 gitu, mbak. jadi masih baru sih dia tempat wisatanya
DeleteMungkin karena pandemi ya jadi nggak terawat begitu. Saya pertama kali liat masjid bambu yang unik ini langsung jatuh cinta kebayang ademnya bikin nyaman
ReplyDeleteAku malah membayangkan gitu itu bambunya rawan kemakan rayap, nggak sih? Unik sekali ya emang ini masjidnya. Pengen bisa ke sana euy suatu saat.
DeleteSemoga setelah situasi makin kondusif, tempat-tempat wisata makin terawat ya. Juga kembali dikunjungi, agar pariwisata kembali bangkit.
ReplyDeleteBangunan mesjidnya unik ya mbak, Mudah-mudahan nanti makin rame dan makin terawat juga tempatnya.
ReplyDeleteKeren ya mba, saat potensi Desa bisa dioptimalkan seperti ini. Masjidnya juga adem. Semoga setelah ini semakin terawat semuanya ya. Eman-eman kalau orang Jawa bilang tuh.
ReplyDeleteMasjid bambunya menarik nih. Moga kapan2 bisa ke Banjar
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteSelalu merasa ayem kalau di dalam masjid. Apalagi Masjid bambu Kiram teksturnya dominan bambu.
Rasanya menyatu banget dengan alam, bikin tambah "adem" di hati.
Tempatnya adem ya, pas buat main keluarga. Konsep masjid nya bagus banget, nggak perlu pakai AC kalau kayak gini kali ya
ReplyDeletesemoga manajemen kiram park segera memperbaiki beberapa area yang kurang sedap dipandang, sayang jika area wisata kurang terawat, dapat membuat pengunjung kecewa sehingga enggan berkunjung kembali
ReplyDeleteItu memang coklat airnya apa gimana mbak Antung? Aku suka banget desain masjidnya adem sekalii
ReplyDeleteIya mbak airnya coklat. Makanya jadinya nggak bisa dipakai berenang
DeleteSemoga kapan kapan bisa jalan ke sini. Soalnya aku belum pernah ke Kalimantan juga
ReplyDeleteNoted! Someday kalau mudik ke banjarmasin bisa jadi alternatif tempat wisata biat dikunjungi. Seringnya kalau udah pulang ke rumah nenek berkunjungnya ya pasti ke rumah-rumah saudara.
ReplyDeleteAku belum pernah nih ke Kiram. Pasti asyik ya u.wisata bareng keluarga.
ReplyDeleteWisatanya ramah anak ya mbak. Pasti anak suka banget di ajak ke Kiram. Bisa healing tipis-tipis ya mbak. Btw maaf lahir batin ya mbak
ReplyDeleteMesjirnya padahal baguuuuus. Unik juga bentuknya. Jarang2 aku melihat mesjid dari bambu gini. Tapi sayang utk tempat wisata memang seperti ga keurus ya mba. Mungkin efek pandemi. Semoga aja dengan kondisi yg makin membaik, tempat2 wisata juga jadi rame lagi
ReplyDeleteLama banget saya gak ke Banjarmasin. Sepertinya kalau liburan ke Banjarmasin wajib ke sini deh. Soalnya suasana nampak adem,asri dan juga bisa bawa anak kecil ya mbak
ReplyDelete