Beberapa waktu yang lalu, saya dan anak-anak menonton film Disney berjudul Inside Out. Kalau kalian pernah menonton film ini, tentunya tahu isi cerita dari film tersebut. Dalam film Inside Out diceritakan 5 emosi yang ada pada diri manusia yakni senang (Joy), sedih (Sad), marah (Angry), jijik (Disgust) dan takut (Fear). Setiap emosi ini akan muncul dalam berbagai kejadian yang dialami oleh manusia.
Misalnya saat diberi hadiah, seorang anak akan merasa senang. Atau saat tiba-tiba seekor tikus muncul di hadapan kita, maka rasa takut yang akan muncul. Namun entah kenapa di antara kelima emosi yang ada ini, emosi sedih merupakan emosi yang kerap dilarang untuk ditunjukkan. Contoh sederhana saat seorang anak menangis maka kadang orang tua akan mengucapkan kata "Jangan menangis" atau malah di anggap sebagai anak cengeng.
Hal yang sama juga diperlihatkan dalam film Inside Out. Joy sebagai pemimpin para emosi dalam tubuh Riley beranggapan kalau keberadaan Sad hanya akan membuat Riley jadi tidak bahagia. Jadilah setiap kali terjadi perubahan emosi pada Riley sebagai akibat dari kepindahan orang tuanya ke kota baru, Sad yang berusaha menunjukkan emosinya dilarang oleh Joy. Kenyataannya, di akhir cerita malah kesedihanlah yang menyelamatkan Riley.
Tak hanya kesedihan, kemarahan juga kerap menjadi emosi yang ditahan oleh seseorang. Padahal emosi yang ditahan bisa jadi berakibat buruk. Mereka yang menumpuk kemarahan suatu saat akan meledak dan memberikan efek buruk bagi sekitarnya. Karena itu kita juga tak semestinya selalu menahan diri dari rasa marah. Meski demikian, tentunya dalam mengeluarkan emosi dalam bentuk kemarahan ini diperlukan manajemen yang baik.
Jenis-jenis emosi pada manusia
Saat seseorang ditanya kabarnya oleh orang lain, biasanya jawaban yang muncul adalah, "Baik saja," dari si penerima pertanyaan. Padahal bisa jadi di balik jawaban "Baik saja" tersebut tersimpan berbagai emosi yang dirasakan manusia seperti senang, sedih atau mungkin cemas.
Dr. Gloria Wilcox dari Gottman Institute telah mengembangkan sebuah gambar Feeling Wheels untuk menggambarkan emosi yang ada pada diri manusia. Dalam feeling Wheels tersebut bisa dilihat terdapat 6 emosi dasar manusia yakni marah, takut, senang, bersemangat, damai dan sedih. Nah, masing-masing dari emosi dasar ini juga memiliki turunan emosinya masing-masing.
Misalnya di saat kita merasa sedih, ternyata ada 6 perasaan yang bisa melatari kesedihan kita seperti rasa bersalah, malu, depresi, kesepian, bosan hingga mengantuk. Lingkaran terluar dari feeling Wheels akan menjelaskan efek dari emosi yang kita rasakan. Contohnya saat kita malu, maka itu akan membuat kita merasa bodoh. Lalu rasa bosan akan membuat kita inferior dan lain sebagainya.
Terkait perasaan sendiri, kita juga bisa membaginya menjadi 2 bagian yakni perasaan positif dan negatif dengan tingkat energinya masing-masing. Di saat kita merasa gembira, itu artinya kita sedang berada di perasaan positif dengan energi yang cukup tinggi. Ada juga perasaan positif dengan energi yang cukup rendah seperti merasa tersenyum, mengapresiasi, mencintai dan mempercayai. Keempat perasaan ini memiliki energi yang cukup rendah.
Lalu bagaimana dengan perasaan negatif? Untuk perasaan negatif juga memiliki tingkatan energinya sendiri. Jika kita merasa marah, maka itu artinya kita berada pada perasaan negatif dengan energi yang tinggi. Sedangkan saat kita merasa bosan, itu menunjukkan kalau perasaan kita sedang negatif namun dengan energi yang rendah. Dengan adanya pembagian perasaan yang dialami seseorang ini pastinya membantu sekali dalam melakukan identifikasi dari perasaan kita setiap harinya.
Mengenal fungsi emosi
Seperti yang saya tuliskan di atas, orang kadang berpikir kalau seharusnya hanya emosi positif saja yang dikeluarkan. Padahal emosi pada diri manusia sejatinya memiliki fungsi dan manfaatnya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat, penting bagi kita untuk bisa menangkap pesan dari emosi yang hadir tersebut.
Dalam sesi kelas online yang saya ikuti dalam program inner child healing, dr. I Gusti Rai Wiguna, Sp.KJ menjelaskan 8 emosi dasar yang memiliki fungsinya masing-masing. Kedelapan emosi dasar manusia tersebut antara lain:
- Amarah, yang melecut semangat untuk menghadapi masalah
- Takut, yang berfungsi melindungi kita dari bahaya
- Antisipasi, untuk melihat ke depan dan merencanakan
- Kaget, untuk membuat kita fokus ke situasi yang baru
- Gembira, untuk mengingatkan kita pada hal yang penting
- Sedih, berfungsi menghubungkan kita dengan orang-orang yang kita sayangi
- Percaya, berfungsi untuk terkoneksi dengan orang-orang yang menolong kita
- Jijik, berfungsi untuk menolak hal-hal tidak sehat
Terkait dengan emosi yang ada pada manusia, kita kerap mengaitkannya dengan cara berpikir. Orang yang sedang dikuasai emosi kadang lebih banyak berpikir secara emosional. Pikiran emosional ini biasanya berdasarkan pada apa yang terasa nyaman bagi dirinya, kadang bersikap reaktif atau defensif dan sering menentang pikiran rasional.
Di lain pihak, kita juga memiliki kemampuan untuk berpikir secara rasional di mana keputusan diambil berdasarkan logika dan pengalaman dan lebih banyak menekan atau mengabaikan emosi. Dengan menggabungkan pikiran emosional dan rasional, kita akan bisa menjadi sosok yang bijaksana yang menghargai emosi dengan cara mengenali emosi dalam diri dan kemudian bertindak secara rasional.
12 Comments
penting ini mengelola emosi, banyak yang tidak bisa walau sudah dewasa
ReplyDeleteSebenarnya kita sudah kenal sama emosi2 ini, cuma kadang kita yg gak bisa mengelola emosi dengan baik. Hasilnya, bisa aja merugikan diri sendiri maupun orang lain
ReplyDeleteAku nonton Inside Out di bioskop, dulu sama anak-anak. Karena sepupuku yang psikolog kasih rekomendasi film anak yang bagus ini. Semua berdasarkan riset, maka bagus banget memang, baik buat anak maupun orangtua.
ReplyDeleteSetuju, menggabungkan pikiran emosional dan rasional, membuat kita menjadi sosok yang bijaksana yang menghargai emosi dengan cara mengenali emosi dalam diri dan kemudian bertindak secara rasional.
emosi itu memang harus dikenali ya agar kita pun bisa mengendalikannya, karena dengan adanya emosi juga orang jadi lebih mudah mengontrol dirinya ya.
ReplyDeleteMwngelola emosi emang paling penting ya mba agar bsa mengontrol diri dan bisa berpikir dlu sebelum bertindak, karena kalo emosi terlalu meluap2 dampaknya bisa kemana2
ReplyDeleteKelola emosi gampang2 susah. Makanya harus mengenal emosi kita sendiri utk bs mengendalikannya.
ReplyDeleteWah, feeling wheel ini kaya sekali yaa,,,
ReplyDeleteAku pikir pengelompokkan masalah emosi hanya sampai ke sedih, gembira, marah, ternyata kalau diperdalam, marah aja bisa ada 6 jenis emosi lainnya yaa...
Mengenalinya ini penting agar bisa mengendalikan dan tetap mengambil keputusan yang tepat saat dibutuhkan.
Wah, kepengen banget deh aku bisa ikut program healing inner child begini. Aku kayaknya masih punya banyak sisi inner child yang belom bisa hilang. Jadinya masih terhambat untuk bisa produktif. Selama ini jadinya naik turun deh. :(
ReplyDeleteMemang seru tuh nonton Inside Out, belajar emosi dengan cara yang menyenangkan. Sekarang makanya kalau ada yg nanya kabarku, aku jawab apa adanya aja, entah lagi baik atau nggak baik. Pengen gitu jujur sama perasaaan dan pikiran yang capek.
ReplyDeleteOleh karena itu memang penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani seperti sia-sia.
ReplyDeleteWaah..lengkap sekali isi feeling wheel-nya ya mbak, saat kita paham darimana suatu emosi itu muncul akan lebih mudah untuk meredakannya tentunya
ReplyDeleteWaah..lengkap sekali isi feeling wheel-nya ya mbak, saat kita paham darimana suatu emosi itu muncul akan lebih mudah untuk meredakannya tentunya
ReplyDelete