Saya dan suami sendiri tinggal terpisah dari orang tua di usia kedua pernikahan. Dengan beberapa alasan, kami memilih perumahan yang terletak di pinggiran kota yang dulunya merupakan lokasi persawahan. Di tahun pertama kepindahan kami di rumah tersebut, perumahan tersebut benar-benar terasa sepi. Hanya ada sekitar 10 rumah terus 49 dari 40 rumah yang di komplek. Jalanan menuju perumahan juga rusak karena memang lokasi tersebut masih berupa desa di Kabupaten Banjar.
Sekarang, setelah hampir 3 tahun bermukim, perumahan sudah mulai lebih ramai dari sebelumnya. Anak-anak yang dulunya masih bayi kini bertumbuh menjadi balita yang mulai bersosialisasi di lingkungannya. Tetangga juga sudah semakin banyak yang menempati rumah mereka. Satu hal yang tidak berubah, jalanan menuju perumahan yang rusak karena dilewati truk untuk pengembangan perumahan. Ini membuat saya sering banget ngebatin saat dalam perjalanan ke kantor atau sebaliknya. Yah, bisa dibilang beginilah salah satu risiko membeli rumah di kawasan yang belum berkembang.
Pertimbangan sebelum membeli rumah
Dalam hal memilih rumah untuk ditinggali, setiap orang pastinya memiliki pertimbangannya masing-masing. Ada yang memilih rumah berdasarkan lokasi ada juga yang bergantung pada dana yang dimiliki. Biasanya jika memilih rumah berdasarkan lokasi, maka lokasi yang dekat dengan pusat kota dan fasilitas umum menjadi pilihan pertama. Di lain pihak, biasanya semakin strategis sebuah lokasi perumahan, maka harga perumahan tersebut juga akan semakin mahal.
Untuk bisa memiliki rumah pertama ini, biasanya ada 3 pilihan yang bisa diambil, yakni:
Membangun rumah sendiri
Membangun rumah dari nol bisa menjadi pilihan jika pasangan suami istri sudah memiliki tanah dengan lokasi yang cukup baik. Kelebihan dari membangun rumah sendiri ini adalah pemilik bisa mendesain langsung rumah yang ingin ditinggalinya. Proses pembangunan rumah pun bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan pemilik rumah. Sisi jeleknya, kadang biaya yang dikeluarkan untuk membangun rumah sendiri ini bisa tak terduga karena idealisme pemilik rumah.
Membeli rumah bekas
Pilihan kedua yang dapat diambil dalam hal memiliki rumah pertama adalah dengan membeli rumah bekas. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari membeli rumah bekas ini. Pertama, rumah bekas harganya biasanya lebih murah dibandingkan rumah baru dan biasanya berada di lingkungan yang sudah terbentuk. Rumah bekas juga bisa langsung ditinggali karena biasanya sudah memiliki ruangan yang lengkap. Namun tidak menutup kemungkinan juga pembeli harus melakukan renovasi ulang jika rumah tersebut ternyata mengalami penurunan kualitas.
Membeli rumah di developer
Pilihan lain dalam hal memiliki rumah adalah dengan membeli dari developer. Perumahan yang dibeli dari developer biasanya berbentuk cluster dengan tipe dan bentuk yang seragam. Untuk membeli rumah dari developer kita bisa membeli secara cash, mencicil lewat KPR atau dengan pembayaran bertahap.
Di masa pandemi sendiri, daya beli masyarakat akan perumahan mengalami penurunan. Berdasarkan informasi dari katadata.id, di kuartal pertama tahun 2020, terjadi penurunan sebesar 42,7% untuk perumahan kecil, 50,6& % untuk rumah menengah dan 14% untuk pembelian rumah besar. Terjadinya penurunan pembelian rumah ini suku bunga KPR yang masih tinggi dan banyak masyarakat yang pendapatannya terpengaruh akibat adanya pandemi.
Meski demikian bukan berarti mereka yang ingin memiliki rumah tak memiliki pilihan. Saat ini PUPR memiliki program KPR Bersubsidi yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. KPR bersubsidi merupakan kredit/pembiayaan pemilikan rumah yang mendapat bantuan dan/atau
kemudahan perolehan rumah bagi pemerintah berupa dana murah jangka
panjang dan subsidi perolehan rumah yang diterbitkan oleh Bank Pelaksana
baik secara konvensional maupun dengan prinsip syariah.
Beberapa kelebihan dari KPR bersubsidi yang diberikan antara lain
- Uang muka ringan mulai dari 1%
- Suku bunga 5% tetap
- Jangka waktu cicilan hingga 20 tahun
- Subsidi bantuan uang muka sebesar Rp4juta rupiah* (khusus rumah tapak)
- Bebas premi asuransi dan PPN
Di kota Banjarmasin sendiri, ada cukup banyak developer yang membangun perumahan bersubsidi ini. Banyaknya peminat dari perumahan bersubsidi membuat developer berloma-lomba memasarkan produknya. Lokasinya tak lagi di pinggiran kota, namun ada juga yang terletak di lokasi yang cukup dekat dengan pusat kota. Untuk harga perumahannya sendiri berada di angka Rp. 160 juta rupiah untuk tipe 36 yang bisa dicicil selama 20 tahun. Sebuah pilihan yang menarik bukan, bagi milenial yang ingin memiliki rumah sendiri?
Sebelum memutuskan membeli atau membangun rumah, tentunya kita harus memperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan. Biaya memang menjadi salah penentu dalam keputusan memiliki rumah, baik itu membangun sendiri, membeli rumah bekas hingga membeli rumah di developer. Dengan
harga properti yang tinggi, biasanya orang akan memilih membeli rumah dengan cara mencicil entah itu lewat sistem KPR atau meminjam uang ke bank dan membayar cicilannya.
Dalam melakukan perhitungan biaya pembelian rumah, pastinya kita harus memperhatikan besarnya cicilan yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Berdasarkan ilmu dari para perencana keuangan, besarnya cicilan yang dikeluarkan setiap bulan untuk satu keluarga maksimal 30% dari pendapatan. Cicilan ini juga tak hanya untuk cicilan rumah, namun cicilan lainnya jika ada.
Untuk bisa melakukan perhitungan cicilan rumah ini, kita bisa menggunakan bantuan kalkulator perhitungan kredit rumah seperti mortgage calculator. Aplikasi perhitungan yang berasal dari Inggris ini cukup membantu dalam melakukan perhitungan cicilan dari biaya KPR rumah. Untuk mengetahui besarnya cicilan yang harus dibayar setiap bulan, kita hanya perlu memasukkan harga dari rumah, uang muka yang dibayar, bunga per bulan dan lama masa angsuran. Setelah semua data tersebut diisi, mortgage calculator akan menghitung berapa rupiah yang harus dibayarkan setiap bulannya.
Selain menghitung biaya cicilan rumah, mortgage calculator juga dapat digunakan untuk menghitung nilai maksimal pinjaman yang bisa kita ambil saat akan membeli atau melakukan renovasi pada rumah berdasarkan gaji suami istri. Ini penting sekali agar pasangan tak terlalu ngoyo dalam memilih rumah yang akan dibeli. Dengan melakukan perhitungan sebelum membeli rumah ini akan sangat membantu pasangan dalam melakukan pengelolaan keuangan bulanan mereka.
24 Comments
Yap,pastinya banyak banget pertimbangan yg jadi faktor penentu ketika kita mau beli rumah.
ReplyDeletesemoga bisa berjodoh dgn rumah terbaik yak.
Aku lebih suka beli rumah bekas, sih. Kalau baru ditinggal penghuninya, biasanya masih layak dan siap huni.
ReplyDeletePengen sih beli rumah sendiri, tapi masih terkendala di biaya & bingung nitipin anak ke siapa ntar kalo aku tinggal kerja
ReplyDeleteMantapp 💃
ReplyDeletePengen banget si Beli rumah sendiri nanti,
Semoga ya Allah 🌹
Banyak banget persiapan kalau ingin punya rumah, salah satunya menghitung biaya. Karena lokasi rumah, juga berpengaruh ke harga, uang muka, bunga, waah harus teliti banget kalau masalah biaya
ReplyDeleteKalau saya dulu beli rumah bekas, kebetulan ada tetangga yang menjual rumah. Rumah bekasnya kami rombak sekitar 50% karena kondisi bangunan yang sudah menurun kualitasnya dan dari segi desain kurang menarik.
ReplyDeleteInformasi yang sangat menarik ditengah keingingan untuk memiliki rumah sendiri dan persiapan untuk berkeluarga
ReplyDeleteThanks mbak, bentar lg aku mau married nih lg cari2 info tntg rumah hehe.
ReplyDeleteKayanya sih pengen bkin rumah baru aja yg lokasinya dket ortu gitu.
jadi penasaran dengan mortgage calculator. karena anak anakku sekarng mulai bekerja
ReplyDeletesaya ingin mendorong mereka punya rumah, walau sederhana
tapi nggak tau harus mulai dari mana
Aku berharap nantinya kalau berumah tangga ya tinggal terpisah dengan orangtua. Biar lebih mandiri gitu, tapi lihat nanti juga sih karena pasti ada pertimbangan ini itu apalagi jika punya Orangtua tunggal. Yang pasti harus ngatur keuangan biar keinginan kita tercapai
ReplyDeleteNoted banget. Karena saat inipun aku juga sedang mengupayakan untuk membeli rumah sendiri. Mulai belajar dikit2 soal design interior dan perkiraan biayanya. Thankyou kak
ReplyDeletekalau untuk pasangan baru memang yang penting cukup untuk berdua jadi rumah kecil pun ga masalah
ReplyDeleteaku dulu beli rumah second mbak, lalu di kpr in di bank, hehe
ReplyDeletelebih terjangkau dan prosesnya lebih cepat daripada membeli rumah baru dari developer
Rumah ini, abang dan mamaku beli, dari orang hehe.. aku gak ngerti sih gmn perhitungannya.. tapi ya sudahlah.. banyak perbaikan juga
ReplyDeleteDoa yang kencang Ya Allah.... Semoga bisa punya rumah sendiri dan nyaman di rumah.
ReplyDeleteTapi untuk KPR ini kami sepertinya nggak memungkinkan karena ada satu dan lain hal yang jadi pertimbangan.
aamiin
Deletesetuju banget! keputusan membeli rumah sendiri ini memang penting banget si mba bagi pasangan baru, karena bagaimanapun privasi itu penting.
ReplyDeleteDulu pertimbangan beli rumah bekas karena lebih dekat dengan rumah mertua dan itu terwujud juga di tahun kedua pernikahan
ReplyDeletealhamdulillah ya, von ada rezekinya beli rumah dekat mertua
DeleteUdah pernah merasakan Tinggal di rumah bekas (rumah dinas) yang terawat baik dan pernah tinggal di rumah second yang perawatan nya sungguh jorok... Hiks ..
ReplyDeleteDan Alhamdulillah sekarang diberi ijin Allah tinggal di rumah sendiri yang dibangun dari nol.
Sepakat deh dengan mempertimbangkan keuangan dan segala hitung hitungannya dulu sebelum akhirnya memutuskan membeli rumah dimana dan yang seperti apa.
ReplyDeleteBiar nggak berantem juga dan nggak terasa terlalu berat sepanjang menyelesaikan proses pembeliaannya.
Pasangan baru memang sebaiknya tinggal pisah dari orang tua yaa biar lebih mandiri. Punya rumah sendiri ini bukan hanya impian pasangan muda, tapi pasangan tua pun pengen juga tinggal di rumah sendiri, hehehe
ReplyDeleteRumah tuh impian saya juga
ReplyDeleteSoalnya sudah 10 tahun nikah masih ngontrak aja nih
Baca ini jadi makin berusaha dengan giat rasanya
Setiap pasangan pasti pengen punya rumah sendiri, layaknya mendambakan momongan ya mbak. Sayangnya saya blm bisa punya rumah sendiri karena masih berat meninggalkan mertua 😄semoga suatu hari nanti bisa punya rumah sendiri. Aamiin
ReplyDelete