Review Buku Parent With No Property, Cerita Langkah Sukses Ayah Membantu Anak Belajar di Rumah



Beberapa waktu terakhir, kita kerap mendengar istilah privilige yang ditujukan kepada anak-anak yang memiliki kemudahan dalam berbagai hal sehingga turut membantu mereka dalam mencapai kesuksesan. Sebut saja mereka yang terlahir dari keluarga kaya sehingga bisa bersekolah ke sekolah terbaik dan mendapat berbagai fasilitas untuk menunjang menunjang pendidikannya. Sebagai orang tua, tentunya kita juga menginginkan anak-anak kita menjadi anak yang sukses, soleh dan mendapatkan pendidikan yang terbaik. Namun bagaimana jika sebagai orang tua, kita memiliki keterbatasan dalam penghasilan sehingga tak bisa memfasilitasi anak-anak dalam hal pendidikan?

Saat mengunjungi perpustakaan daerah beberapa waktu lalu, saya menemukan sebuah buku menarik yang ditulis oleh seorang penulis dari Korea Selatan. Buku ini berjudul Parent with No Property, dan menceritakan bagaimana si penulis berhasil membuat anaknya kuliah di Universitas Seoul yang sangat bergengsi tanpa mengikutkan anaknya ke kursus manapun. Han Hee Seok, nama penulis ini menggunakan metodenya sendiri untuk membantu putrinya belajar sejak putrinya itu sejak masuk SMP.

Kisah yang dituliskan Han Hee Seok ini sendiri mengingatkan saya akan drama Sky Castle yang ditayangkan beberapa tahun lalu. Dalam drama Sky Castle tersebut, saya mendapat sedikit gambaran tentang bagaimana kerasnya sistem pendidikan di Korea. Anak-anak harus belajar sampai malam dan mengikuti berbagai les agar nilai mereka bagus dan bisa diterima di salah satu dari 3 Universitas ternama Korea, yakni Seoul University, Korean University dan dan Yonsei University yang kerap disingkat menjadi SKY. Lalu bagaimana cara Han Hee Seok membantu putrinya belajar hingga bisa menjadi peringkat pertama di sekolahnya? Berikut sedikit review yang bisa saya berikan:

 

Sinopsis Buku Parent with No Property

 


Judul buku : Parent With No Property (If You Are a Parent With No Property, Teach Your Children How to Study | Penulis : Han Hee Seok | Penerbit : Penerbit B First

Penerjemah : Rencidiptya | Penyunting : Nunung Wiyati | Perancang Sampul : Ads Studio | Ilustrasi : Upiet

Pemeriksa Aksara : Veronika Neni & Fitriana | Penata Aksara : Gabriel

Tahun terbit : 2013 | ISBN : 978-602-8864-76-3

 

Blurb :

Ada yang bilang bahwa setiap anak yang lahir pasti membawa piring nasinya sendiri. Meski mengecewakan, harus diakui bahwa itu hanya ada pada generasi zaman dulu. Pada generasi sekarang, anak tidak lahir dengan membawa piring nasinya sendiri. Anak harus belajar untuk bisa memilikinya.

 

Han Hee Seok adalah seorang ayah yang sangat mencintai keluarganya. Kehidupan mereka memang sulit, sewa rumah yang menunggak, hidangan sederhana di atas meja makan, sepatu sekolah anak-anak yang kian lusuh, hingga SPP yang tak terbayarkan. Namun, ia tak pernah menyerah pada keadaan dan memilih melakoni hidupnya dengan penuh tawa.

Tawanya seketika berganti dengan keresahan yang amat sangat ketika putri sulungnya, Geoul, menginjak bangku SMP. Rapornya penuh angka merah, jauh di bawah standar nilai teman-temannya yang lain. Geoul sering mengeluh bahwa ia satu-satunya siswa yang tidak mengikuti kursus. Padahal, persaingan mendapat nilai terbaik benar-benar berat. Ibarat "Kaki yang terlambat melangkah, tidak mungkin lagi jadi yang teratas".

Meski sulit, Han Hee Seok tak mau jadi ayah yang mewariskan kemiskinan. Ia bertekad menjadi "pelatih" yang memicu semangat Geoul. Mereka berlari bersama layaknya maraton, mempertahankan kecepatan dan berusaha fokus pada tujuan. Tapi kali ini, hubungan antara ayah dan anak pun ikut diuji. Hingga Han Hee Seok kembali bertanya-tanya, sudahkan ia menjadi ayah yang baik bagi putrinya? 

 

Review buku Parent With No Property

Sesuai dengan blurb yang diberikan pada bagian belakang, buku Parent With No Property ini memang menceritakan pengalaman penulis dalam membantu anak pertamanya belajar hingga berhasil menjadi juara 1 di kelas dan akhirnya berhasil diterima di Universitas Seoul. Sebagai seorang ayah, hati Han Hee Seok terluka saat melihat nilai rapor SD putri sulungnya yang jelek. Guru di sekolah pun memberikan catatan kalau putrinya itu mengalami kesulitan dalam belajar. Han Hee Seok sendiri meski mengaku berprofesi sebagai penulis, sehari-harinya bekerja serabutan dengan penghasilan yang sangat minim. Ini membuatnya tak bisa memasukkan anak-anaknya ke lembaga kursus untuk bisa membantu  dalam pelajaran di sekolah.

Meski begitu, Han Hee Seok tak ingin anak-anaknya hidup dalam kemiskinan seperti dirinya, Han Hee Seok pun mulai melakukan berbagai cara untuk bisa membantu putrinya belajar. Cara-cara yang dijalankan Han Hee Seok ini didapatnya dari melakukan berbagai pengamatan, bertanya kepada saudaranya yang seorang guru, datang ke seminar penerimaan mahasiswa baru, hingga bertanya langsung kepada mahasiswa tentang cara mereka belajar hingga bisa lulus universitas favorit.

Tentunya langkah-langkah yang dilakukan oleh Han Hee Seok tidak langsung berjalan dengan lancar. Mulanya sang anak masih ogah-ogahan melakukan berbagai perintah ayahnya seperti membuat catatan pelajaran di sekolah, membaca kolom berita setiap hari, hingga memberanikan diri bertanya kepada guru jika ada pelajaran yang tidak dimengerti. Namun dengan berbagai pendekatan pada akhirnya Geoul berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk belajar hingga sukses mendongkrak nilainya dari peringkat terakhir saat lulus SD menjadi peringkat pertama di bangku SMA.

Sebagai orang tua, buku Parent With No Property ini sangatlah menginspirasi. Meski mungkin masih ada kontroversi seputar tuntutan anak untuk menjadi nomor satu dan berprestasi, namun buku ini cukup memberikan wawasan baru bagi saya dalam menemani anak belajar nantinya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Han Hee Seok dalam membantu anaknya dalam belajar secara mandiri juga sangat bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.


Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk membantu anak belajar secara mandiri di rumah


Tentunya teman-teman penasaran dong, ya, langkah apa saja yang dilakukan Han Hee Seok dalam membantu anaknya belajar hingga berhasil menjadi nomor satu di kelas tanpa mengikuti kursus? Berikut beberapa langkah yang dilakukan penulis dalam membantu anaknya belajar secara mandiri di rumah:

1. Mendorong anak membuat catatan pelajaran

Hal pertama yang dilakukan Han Hee Seok untuk memotivasi putrinya dalam belajar adalah meminta Geoul meminjam buku catatan salah satu murid terbaik di kelasnya dan membandingkannya dengan buku milik Geoul sendiri. Dari sini, bisa dilihat kalau murid-murid yang pintar memiliki catatan dalam buku sementara Geoul bisa dibilang hampir tak pernah mencatat apapun di buku tulisnya terkait pelajaran yang diikuti. 
 
Banyak catatan dapat diartikan bahwa selama jam pelajaran dia memperhatikan kata-kata guru ketika menjelaskan. Jadi, efeknya dalam latihan juga akan berbeda sesuai dengan seberapa kita mendengarkan dengan baik penjelasan guru dan seberapa banyak kita membuat catatan (hal. 30)

Setelah melihat buku temannya ini, pelan tapi pasti, Geoul pun mulai membuat catatan di buku pelajarannya .
 

2. Membiasakan anak membaca kolom di surat kabar setiap hari

Selain meminta anaknya membuat catatan pelajaran, Han Hee Seok juga meminta sang putri untuk membaca kolom di surat kabar setiap hari. Untuk itu, Han Hee Seok rela menggunakan gajinya yang tak seberapa untuk berlangganan koran dan memotong bagian kolom khusus untuk diberikan kepada Geoul. Efek dari rutin membaca kolom di koran ini membuat Geoul semakin bertambah wawasannya bahkan mengasah kemampuan Geoul dalam berdebat.

Kolom merupakan tulisan yang sistematis dan logis. Orang-orang yang menulis kolom tidak hanya menceritakan tentang satu kejadian. Setelah prolog, mereka akan memilah hasil yang dapat diambil dari berbagai macam prediksi dengan hati-hati, kemudian menambahkan pendapat ahli juga.


3. Mengajak anak menonton acara dokumenter di televisi dan mengunjungi pentas seni dan drama

Selama ini mungkin orang-orang beranggapan televisi sebagai sebuah media yang hanya menyiarkan hal tak penting. Namun, bagi Han Hee Seok, televisi bisa membantu putrinya dalam belajar terutama untuk program-program dokumenter. Karena itulah, Han Hee Seok kerap mengajak anak-anaknya untuk menonton acara dokumenter di televisi
 
Jadi, pendapatku adalah, televisi akan memberikan banyak hal positif jika kita menonton dengan bijak. Di antara berbagai macam program televisi, program yang paling berguna adalah program dokumenter (hal. 35)

Selain itu, untuk mengasah kepekaan anak-anaknya kepada seni, Han Hee Seok juga kerap mengajak anak-anaknya menonton pentas seni dan drama jika hari libur tiba. Dengan menonton pertunjukan drama memberikan pengaruh yang luar bisada pada cara berpikir anak-anak.

Dan, aku berpikir bahwa kegiatan yang berhubungan dengan seni pun bermanfaat. Pengalaman dan pembelajaran di bidang seni yang bermacam-macam dapat meningkatkan aktivitas otak secara bervariasi. Otak yang bervariasi dapat berarti bahwa aktivitasnya sudah selesai dan dapat berartu juga kemampuan anak menyerap pengetahuan sudah berkembang (hal. 48)

4. Mendorong anak untuk berani bertanya kepada guru jika tidak memahami sebuah pelajaran

Karena tak mampu mengirim Geoul ke lembaga kursus, satu-satunya harapan bagi Han Hee Seok agar putrinya bisa belajar dengan baik adalah dengan bergantung pada guru. Untuk itu, Han Hee Seok meminta Geoul untuk memberanikan diri bertanya pada gurunya jika ada pelajaran yang masih tidak dimengerti. Mulanya Geoul enggan melakukan saran ayahnya karena tidak berani jika harus bertanya di luar jam pelajaran. Namun akhirnya Geoul pun memberanikan diri bertanya kepada gurunya saat tak mengerti sebuah pelajaran dan ternyata gurunya dengan senang hati menjelaskan bagian yang tidak dimengerti. Setelah berani bertanya kepada guru ini, bisa dibilang Geoul semakin mudah dalam proses belajarnya.

Aku harus memecahkan masalah ini kalau ingin menyelesaikannya tanpa tempat kursus. Aku berpikir apakah ada cara untuk menyelesaikannya. Tiba-tiba saja aku teringat dengan perkataan keponakanku.

Paman, tidak ada cara lain selain guru. (hal. 60-61)

5. Menyediakan banyak buku bacaan untuk anak

Tak bisa dipungkiri, buku merupakan salah satu sarana belajar yang sangat penting. Semakin tinggi jejang pendidikan yang ditempuh, maka buku yang harus dibaca pun semakin banyak. Han Hee Seok sangat menyadari hal ini dan ketika putrinya akan memasuki SMA. Ia pun berusaha menyediakan banyak buku bacaan untuk Geoul. Untuk itu, Han Hee Seok mengunjungi perpustakaan di kotanya dan meminjam buku-buku yang direkomendasikan oleh Kakak Iparnya untuk dibaca Geoul. 
 
.. Buku itu harus dibaca sejak kecil. Oleh karena itu, akan lebih baik membaca buku banyak-banyak ketika SMP. Jika membiasakan membaca ketika masih SMP, maka anak tidak hanya akan dengan mudah mengerti isi bacaan, tetapi juga memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak membaca. (hal. 111)

6. Membuat rencana belajar dengan detail

Jika seorang anak tidak terlahir dengan jenius, maka salah satu cara agar mereka berprestasi pastilah dengan belajar sungguh-sungguh. Untuk itu, perlu bagi anak untuk membuat rencana belajar. Dalam hal ini, Han Hee Seok mengarahkan Geoul untuk membuat rencana belajar dengan detail entah itu terkait waktu belajar hingga materi apa yang ingin dipelajarinya dalam rencana belajar tersebut. Meski mungkin rencana belajar tersebut tidak bisa terlaksana 100%, namun setidaknya anak bisa menjalaninya hingga 80%.

Semakin terperinci jadwal yang kita buat, kita akan semakin aktif menepatinya. Jika ingin menepati janji, maka keinginan kita akan semakin kuat (hal. 102)

7. Mendalami tata bahasa Bahasa Inggris dan mempelajari Bahasa Inggris dengan suara keras

Sebagai bahasa internasional, menguasai bahasa Inggris bisa menjadi kunci keberhasilan bagi seseorang. Seperti yang kita tahu, berbagai beasiswa di belahan dunia menggunakan bahasa Inggris sebagai salah satu persyaratan tesnya. Nah, untuk bisa membantu anaknya menguasai bahasa Inggris ini, Han Hee Seok bertanya kepada seorang mahasiswa yang ditemuinya dalam sebuah perjalanan. Mahasiswa tersebut kemudian memberikan saran agar Geoul lebih memahami tata bahasa dalam Bahasa Inggris.

Kalau mengerti tata bahasa dengan baik, jika ada soal dalam bentuk lain yang keluar, maka akan dapat mengerjakannya dengan mudah dengan dasar yang sudah dipahami. Namun, kalau hanya menghafalkan kosakata, nantinya akan ada masalah ketika soal yang keluar dalam bentuk lain (hal. 73)
Selain mendalami tata bahasa Bahasa Inggris dengan baik, saran lain yang didapat Han Hee Seok dalam membantu putrinya belajar bahasa Inggris adalah dengan mengucapkan bahasa Inggris dengan suara keras.

"Berbicara dengan suara yang keras itu yang paling penting. Karena bahasa Inggris bukanlah bahasa kita, kalau hanya berbicara dalam hati, kita tidak dapat mengetahui bagaimana pengucapan yang benar dan kemampuan untuk konsentrasi pun akan memburuk" (hal. 78)

8. Kreatif dalam memberikan pujian kepada anak

Selain mendorong anak untuk terus semangat dalam belajar, tentunya orang tua juga harus memberikan pujian jika anak mereka berhasil mencapai sesuatu. Dalam hal ini, Han Hee Seok berpendapat kalau orang tua harus kreatif dalam memberikan pujian kepada anaknya.

Anak-anak tumbuh dengan mendapatkan pujian. Dan, orang tua yang bijak pasti juga pintar memberikan pujian bagi anak-anaknya. Sebuah pujian akan membantu membangkitkan keberanian mereka dan meningkatkan kemampuan anak-anak untuk lebih berkreasi (hal. 130)
Ada cara-cara untuk memberikan suatu pujian. Misalnya, dengan mengucapkan sepatah kata yang memuji pada akhir pembicaraan, mengucapkan kata-kata yang singkat, tetapi berpengaruh besar, serta mengelus dengan tangan atau menepuk dengan tangan sambil tersenyum penuh kasih sayang. Masih banyak lagi cara untuk menunjukkan pujian kepada orang lain. (hal. 130)

9. Memastikan anak cukup tidur

Meski meminta anaknya untuk selalu semangat dalam belajar, Han Hee Seok sangat memperhatikan jam tidur anaknya. Ia akan memastikan Geoul tidur setidaknya 6 jam setiap harinya. Bagi Han Hee Seok, kurangnya jam tidur akan sangat berpengaruh pada konsentrasi anak dalam belajar. Hal yang pastinya ada benarnya karena kita semua tahu begadang itu bukan hal yang baik untuk kesehatan.
 
Meskipun sudah berusaha keras sekuat tenaga, kalau tidak tidur, maka akan timbul masalah pada tubuh dan otak kita. Hari berikutnya, kata-kata guru tidak akan dapat masuk ke telinga kita. Yang ada, seharian pikiran kita akan kosong. (hal. 160) 

10. Saat anak lelah, izinkan mereka beristirahat

Tentunya bukanlah hal yang menyenangkan jika kita harus terus-menerus melakukan sebuah kegiatan, termasuk belajar. Apalagi dengan sebuah target yang harus dicapai yang membuat kita harus benar-benar disiplin. Alih-alih menyenangkan, kita jadi menganggap rutinitas yang dijalani sebagai sebuah beban. Hal tersebut juga dialami oleh Geoul saat dirinya sudah duduk di bangku SMA. Meski sudah berusaha sungguh-sungguh, nilainya di SMA tak sebagus saat masih di SMP. Ini membuatnya kesal dan tertekan.

Sebagai seorang ayah, Han Hee Seok berusaha memahami keadaan putrinya. Dan alih-alih meminta Geoul belajar lebih keras, ia menyarankan agar Geoul beristirahat sejenak dari rutinitas belajarnya di sekolah dan pulang ke rumah lebih cepat untuk bermain bersama adik-adiknya. 

"Ada dua macam cara yang dilakukan para atlet olahraga untuk lepas dari tekanan. Mereka berusaha melepaskan tekanan itu dengan berlatih lebih sungguh-sungguh atau beristirahat sejenak dari rutinitas yang biasa dijalaninya." (hal. 174)

Demikian review dan beberapa langkah yang dilakukan penulis untuk membantu anaknya belajar secara mandiri. Semoga bermanfaat buat teman-teman semua :)

Baca Juga
Reactions

Post a Comment

16 Comments

  1. Mendorong anak untuk bertanya jika memang tak mengerti, memberikan pujian, memberikan fasilitas buku, untuk sementara mungkin hanya itu yang saya mampu

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga mau mencoba mempraktikkannya nanti, mas

      Delete
  2. Wah menarik banget nih bukunya, saya jadi kepengin baca juga. Saya coba cek ke perpustakaan daerah deh kali aja ada dapet bukunya. Terima kasih ulasannya, kak.

    ReplyDelete
  3. memang peran ortu hrs membuat anak mandiri dlm hal belajar, kebanyakan sering dibantu tanpa mengajarkan kemandirian belajar shg tergantung sama ortunya

    ReplyDelete
  4. Ayah yg hebat, anak2nya pasti akan terkenang selamanya dg cara mengajar si ayah yang sangat mengesankan.

    ReplyDelete
  5. Artikelnya jadi pencerahan buat saya yang lagi gabut gimana cara memotivasi anak belajar. Tapi saya juga harus mau disiplin buat nemenin anak belajar biar nggak kesepian

    ReplyDelete
  6. Dari semuanya ini kayanya yg no 7 sih yang aku belum intens, bahkan sangat jarang. Kalo dibuat list gini jadi bisa teratur ya

    ReplyDelete
  7. Keren. Dari sebuah kisah pribadi, jadi motivasi untuk semua orang tua. Suka dengan segala tips2nya bener pas untuk ngajarin anak

    ReplyDelete
  8. Mbaa.. Ini bukunya beli ato penjem? Jd pengen baca jg nih.

    Sebenarnya, yg jd peer kedua dr permasalahan ekonomi n pendidikan anak adalah acceptance anak di lingkungan sekolahnya. Ini berpengaruh besar thdp rs percaya diri n semangat belajar anak. Sungguh penasaran gimana cerita detail ttg kisah si ayah n anak ini. Mau baca bukunyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku pinjam di perpuspal 6, winda. nah kalau soal pergaulan anaknya di sekolah kurang diceritakan sih.

      Delete
  9. Jam tidur, istirahat sama pujian ga sih yg jarang diberikan orang tua sekalipun anaknya berprestasi tapi tergantung ortu nya juga sih tp kadang emang jarang aja ngeliat ortu yg muji anaknya di Indonesia ini.

    ReplyDelete
  10. Cocok bgt nihh buku nya apalagi buat aku dan suami jd orgtua baru agar bisa dan bener2 ngajarin anak dgn hati2 .. kerennn

    ReplyDelete
  11. Motivasi nya asik, cocok untuk remaja buat aku yang belom punya anak.

    Aku setuju pada point pemberian pujian terhadap anak

    ReplyDelete
  12. kak antung aku pengen banget bukunya!
    bener banget itu harus kreatif dalam memberikan pujian ke anak

    ReplyDelete
  13. inspiratif banget ya! mungkin bisa disandingkan (walau tdk setara) dg kisah Nabi Ibrahim dan Lukman, bagaimana mereka mendidik anak. gak semua dibebankan ke ibu

    ReplyDelete