"Ma aku main ini, ya?" katanya sambil menunjukkan sebuah cotton bud yang diambilnya dari meja rias saya.
"Jangan. Main yang lain aja," kata saya saat melihat cotton bud tersebut.
Selepas menjawab pertanyaan Yumna, saya kembali mengeloni Yafiq. Saat Yafiq sudah mulai tertidur, tiba-tiba dari luar kamar terdengar suara tangisan Yumna. Sontak saya langsung bangkit dari tempat tidur untuk melihat apa yang terjadi pada putri saya itu. Saat tiba di luar kamar, tampak suami sudah menggendong Yumna yang masih menangis.
"Telinganya berdarah. Tadi main cotton bud," kata suami pendek.
Deg. Hati saya langsung mencelos. Rupanya Yumna tak mengindahkan larangan saya untuk tidak memainkan cotton bud ke telinganya. Alih-alih bermain dengan mainan yang lain, Yumna malah memasukkan coton bud itu ke telinganya sambil tiduran dan entah bagaimana cotton bud itu masuk terlalu dalam ke telinganya hingga berdarah.
"Gimana nih. Kita bawa ke rumah sakit ajakah?" tanya saya dengan panik.
"Ya sudah kamu siap-siap sana. Aku coba bersihkan darahnya dulu," kata suami kemudian.
Sambil menunggu saya bersiap-siap, suami berusaha memberikan pertolongan pertama pada Yumna dengan membersihkan darah yang terlihat di lubang telinganya. Saya sendiri langsung mengambil jilbab terdekat dan menggendong Yafiq yang masih tertidur. Selanjutnya, kami pun memacu motor menuju rumah sakit terdekat.
Setiba di Rumah Sakit, saya pun langsung menuju resepsionis untuk mendaftarkan Yumna. Setelah mendaftar, saya dipersilakan menuju ruang dokter THT dan menunggu bersama pasien lainnya. Setelah menunggu kurang lebih 1 jam, akhirnya nama Yumna dipanggil. Dokter yang ramah ini memeriksa telinga Yumna yang berdarah.
Baca juga : Pengalaman Toilet Training Anak Usia 2 Tahun
Baca juga : Pengalaman Toilet Training Anak Usia 2 Tahun
"Gimana, Dok, telinganya? Apakah tidak apa-apa?" tanya saya.
"Kalau saya lihat ini cuma kena bagian luar telinganya. Nanti saya kasih obat pereda nyeri, ya. Dua hari lagi datang lagi untuk cek telinganya."
Setelah membersihkan darah di telinga Yumna, dokter kemudian memberikan resep berupa Ibuprofen kepada kami.
Satu minggu setelah kunjungan kami ke dokter, ibu yang mengasuh Yumna saat saya bekerja mengatakan kalau telinga Yumna berdarah lagi. Duh, pastinya saya jadi panik lagi saat mendengar laporan ini. Memang setelah kunjungan ke dokter pertama kemarin kami memutuskan tak datang lagi karena berkeyakinan lukanya memang tidak sampai ke dalam telinga. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan dan obat Yumna kala itu membuat kami berpikir 2 kali untuk ke rumah sakit itu lagi.
Akhirnya saya putuskan membawa Yumna ke Rumah Sakit lain yang lokasinya dekat rumah ibu saya di kota Banjarmasin. Berdasarkan rekomendasi seorang rekan kantor, dokter di Rumah Sakit itu merupakan dokter THT yang cukup terkenal plus biaya pengobatan di sana juga lebih murah. Maka, keesokan harinya, saya pun mendaftarkan Yumna ke klinik dokter spesialis di Rumah Sakit tersebut. Sayangnya dokter yang ingin saya temui sedang ke luar kota dan digantikan oleh dokter lain. Ya sudahlah pikir saya yang penting telinga Yumna diperiksa lagi, kata saya dalam hati.
Malamnya, ditemani adik perempuan saya membawa Yumna untuk diperiksa kembali telinganya. Meski telinganya kembali berdarah, Yumna tetap ceria seperti biasanya. Hanya saja dia memang jadi agak sensitif kalau telinganya dipegang. Tiap kali ditanya apakah telinganya sakit juga jawabannya adalah "Masih sakit".
Baca juga : Dikira Kena Cacar Air, Ternyata Yumna Kena Flu Singapura
Baca juga : Dikira Kena Cacar Air, Ternyata Yumna Kena Flu Singapura
"Kenapa bisa berdarah lagi ya, Dok, telinganya?" tanya saya pada dokter saat akhirnya tiba giliran Yumna untuk diperiksa.
"Kayaknya ini lecet, Bu. Jadi darahnya keluar lagi. Ini saya sekalian bersihkan telinga anaknya, ya. Agak kotor juga," kata dokter kepada saya.
Berbeda dengan saat diperiksa telinganya, di luar dugaan Yumna berontak keras dan menangis keras saat telinganya dibersihkan. Entah karena trauma telinganya tertusuk yang membuatnya ketakutan seperti itu. Saya dan adik yang diminta memangku tubuh Yumna saat telinganya dibersihkan hampir kewalahan memegangi Yumna. Untungnya tidak terjadi apa-apa saat proses pembersihan telinga hari itu.
Setelah pembersihan telinga selesai dilakukan, dokter mengingatkan agar saya rutin membersihkan telinga Yumna ke dokter minimal 6 bulan sekali. Untuk obatnya sendiri, karena stok obat dari dokter pertama masih ada, saya pun diminta untuk meneruskan pemberian obat tersebut.
Alhamdulillah setelah pemeriksaan yang kedua kondisi Yumna sudah normal kembali. Hanya saja, bisa dibilang peristiwa berdarahnya telinganya itu masih menyisakan trauma bagi Yumna. Dia sangat sensitif jika telinganya disentuh. Bahkan hingga kini anting yang dikenakannya hanya satu karena Yumna selalu menolak jika saya ingin memakaikan anting ke telinganya. Selain itu pastinya Yumna jadi kapok bermain-main dengan cotton bud lagi. Entah ya kalau ke dokter THT untuk dibersihkan telinganya?
Setelah pembersihan telinga selesai dilakukan, dokter mengingatkan agar saya rutin membersihkan telinga Yumna ke dokter minimal 6 bulan sekali. Untuk obatnya sendiri, karena stok obat dari dokter pertama masih ada, saya pun diminta untuk meneruskan pemberian obat tersebut.
Alhamdulillah setelah pemeriksaan yang kedua kondisi Yumna sudah normal kembali. Hanya saja, bisa dibilang peristiwa berdarahnya telinganya itu masih menyisakan trauma bagi Yumna. Dia sangat sensitif jika telinganya disentuh. Bahkan hingga kini anting yang dikenakannya hanya satu karena Yumna selalu menolak jika saya ingin memakaikan anting ke telinganya. Selain itu pastinya Yumna jadi kapok bermain-main dengan cotton bud lagi. Entah ya kalau ke dokter THT untuk dibersihkan telinganya?
Sebagai ibu sendiri, peristiwa ini membuat saya jadi lebih waspada dalam meletakkan benda-benda di sekitar rumah. Selain itu, saya juga semakin sadar pentingnya memperhatikan indera pendengaran kita yang satu ini. Padahal kenyataannya ada cukup banyak gangguan yang terjadi pada telinga namun kita tidak mengetahui atau menyadarinya. Sebut saja penumpukan kotoran telinga, infeksi saluran telinga tengah, infeksi saluran telinga luar, dan gangguan lain yang kalau dibiarkan bisa berakibat fatal bagi telinga kita.
Saat gangguan pada telinga ini terjadi, tentu saja hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter spesialis THT. Namun kadang ada kondisi yang membuat kita tak bisa langsung mendatangi dokter seperti pandemi Corona yang terjadi sekarang. Untungnya sekarang ada aplikasi seperti Halodoc yang bisa membuat kita berkonsultasi online dengan dokter terkait keluhan yang kita rasakan.
Selain chat dengan dokter dengan berbagai spesialisasi, aplikasi Halodoc juga menyediakan fitur janji dengan Rumah Sakit dan beli obat yang pastinya akan sangat membantu kita yang sedang tak bisa keluar rumah karena kebijakan pemerintah. Tak hanya itu, di masa pandemi Corona seperti sekarang kita juga bisa membuat janji dengan dokter untuk melakukan Rapid Tes yang saat ini digunakan pemerintah untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang diproduksi tubuh saat melawan virus Corona.
15 Comments
Baca judulnya saya langsung ucap aduh mba 😅
ReplyDeleteKayaknya harus disembunyiin itu cotton budnya mba, biar gk ke ulang lagi 😭
Alhamdullilah gendang telinga tidak apa apa. Mpo juga kapok beli asal cotton bud. Suka lepas dan nyangkut di dalam lubang telinga
ReplyDeleteMasalah cotton bud ni memang ngeri ya bun kl dimainin anak2. Krn mereka blm begitu paham penggunaannya. Ngeri aku baca judulnya.
ReplyDeletecotton bud ini memang harus dihindari banget dari jangkauan anak2. Mereka kadang suka penasaran dan mau ikutan kita saat membersihkan telinganya. Btw, untungnya ada Halo Doc ya jadi ga perlu kuatir lagi :)
ReplyDeleteSy baca cerita ini deg degan jg
ReplyDeleteMaklum ada anak usia 3 thn yg kelewat aktif gitu
Duh ikut deg-degan saya
ReplyDeleteSelama ini saya sangat hati-hati kalau membersihkan telinga anak. Begitu juga mewanti-wanti anak agar jangan membersihkan telinga sendiri. Harus dengan orang dewasa. Semoga jadi pelajaran kita semua ya pengalaman Yumna ini
Aku yang belum nikah aja sedih bayangin telinga Yumna berdarah, pasti sakit banget. Apalagi Ibu nya ya. K
ReplyDeleteCutton bud ngga seberbahaya itu untuk anak kecil. Semoga Yumna cepat pulih ya Mba
Ya ampun moga ngak kejadian lagi ya mba. Aku pernah anak kemasukkan air trus kami naik pesawat eh telinganya sakit ampe ke RS khusus telinga
ReplyDeleteAduh serem ini, aku semenjak ke dokter THT bersihin telinga anakku jadi gak pernah lagi ngorek telinganya dan biasanya hanya membersihkan dibagian luar saja. Cek ke dokter THT biasanya 3 bulan sekali saja.
ReplyDeleteHaruslah berhati-hati ya dalam penggunaan cotton buds untuk membersihkan telinga, daku pernah dengar lebih baik tidak menggunakan itu
ReplyDeleteAduhhh baca ini ngeri mbak..
ReplyDeleteMakanya sampai sekaranh aq g berani bersih in telinga anak, yg bersih in bapaknya
Ya Allah mba, semoga hal demikian tidak terjadi lagi di kemudian hari ya mba.kk Yumna semoga sehat senantiasa. Btw, makasih mbak udah sharing pengalamannya
ReplyDeleteAah...anakku juga pernah main-main manik-manik, lalu gak sengaja masuk ke telinga. Bukan main paniknya, karena anaknya malah gak nangis. Dieemm aja...
ReplyDeleteMakin curiga kalau anak bertingkah gak seperti biasa. Mana tengah malem, posisi suami juga sedang dinas, jadi aku hanya bertiga sama anak-anak.
Subhanallah,
Alhamdulillah, anakku yang pertama kaleum. Jadi pas aku panik, dia bisa bilang "Tenang Ma... Nanti kaka temenin Mama ke rumah sakit."
Padahal waktu itu usianya masih 6 tahun.
Kalau ingat kejadian itu memang yaa...jadi orangtua mesti sabarrr...tenang dan kalem saat menghadapi masalah.
Ya Allah alhamdulillah segera tertangani dengan baik yah Mbak. Anakku pernah juga pegang cutting bud, langsung aku minta. Untung dianya mau XD
ReplyDeleteCutton bud emang agak bahaya mba, sekarang saja kalau misal anak ngeluh telingan Kotor Saya pakenya besi yang buat bersihin telingan Dan jauhkan dari jangkauan mereka soalnya biasa anak kecil rasa ingin tahunya tinggi
ReplyDelete