Grow Happy : Tak Hanya Sehat dan Tercukupi Nutrisinya, Anak Juga Perlu Tumbuh Bahagia untuk Masa Depannya




"Ma, Ma, bangun. Main," begitu kata Yumna pada saya yang baru merebahkan badan. Tangannya menarik-narik baju saya memaksa untuk bangun. Saya yang aslinya ingin leyeh-leyeh mau tak mau bangun dan mengikuti langkahnya menuju ruangan belakang rumah kami. Ia pun mulai membongkar-bongkar kotak mainannya, dan tak lama Yumna sudah asyik dengan mainannya tersebut.

Bagi para ibu, pastinya tak asing dengan kejadian di atas. Saat kita sedang ingin menikmati me time atau melakukan sebuah pekerjaan si Kecil tiba-tiba mengajak kita bermain bersamanya. Kadang kita benar-benar menemani mereka bermain, kadang pula sambil disela melakukan pekerjaan lain, entah itu memasak, mengetik atau main ponsel.

Nah, belakangan saya baru tahu kalau keterlibatan penuh orang tua saat bersama anak sangat berpengaruh pada tumbuh kembang dan kebahagiaan anak, selain juga faktor nutrisi pastinya. Setidaknya itulah ilmu yang saya dapatkan saat mengikuti workshop parenting bertema Grow Happy yang diadakan Lactogrow beberapa waktu yang lalu.

Rabu pagi 28 November, dengan diiringi hujan, saya bersama suami berangkat menuju Kordinat Cafe tempat acara dilaksanakan. Sebelumnya, terlebih dahulu kami mengantarkan Yumna ke daycare tempat sehari-hari ia dititipkan. Begitu saya tiba, tampak beberapa teman sesama blogger dari Female Blogger of Banjarmasin sudah berkumpul bersama. Saya segera bergabung dengan para ibu ber-dresscode putih biru tersebut. Berhubung acara belum mulai, kami pun menggunakan kesempatan ini untuk berfoto ria.

Setelah menunggu kurag lebih 1 jam, acara pun dimulai. Ternyata ternyata tak hanya blogger wanita, namun beberapa rekan media dan jurnalis pria juga diundang untuk mengikuti acara ini. "Wah, menarik pastinya," kata saya dalam hati saat mengetahui hal ini. Acara hari itu sendiri dipandu oleh MC Dini dan pastinya diisi oleh para narasumber yang kompeten, yakni Pramudita Sarastri selaku Brand Executive Nestle Lactogrow, Psikolog Elizabeth Santosa, M. Psi, Psi, SFP, ACC dan Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A(K).

Salah Persepsi Orang Tua tentang Kebahagiaan Anak



Sebagai seorang ibu, pastinya saya melakukan berbagai upaya agar Yumna bisa tumbuh dengan baik. Mulai dari memberikan ASI eksklusif dan dilanjutkan hingga usianya 21 bulan, menyiapkan MPASI rumahan, dan tentunya memberinya stimulasi agar tumbuh kembang fisiknya bisa optimal. Nah, rupanya ada satu hal yang kurang saya perhatikan dalam proses tumbuh kembang Yumna, yakni rasa bahagia yang ia rasakan.

Mbak Pramudita sendiri dalam sesinya memaparkan hasil studi yang dilakukan oleh Nestle Lactogrow di tahun 2018, yang mengungkapkan bahwa saat menilai karakteristik kebahagiaan anak, kebanyakan orang tua hanya memperhatikan ciri-ciri fisik. Padahal menurut Myers dan Diener (2018), kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja, namun lebih kepada rasa nyaman, aman dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.  Ada juga orang tua yang merasa bahagia jika bisa memenuhi semua keinginan anaknya. Padahal ternyata anak merasa bahagia kalau ditemani orang tuanya.

Bagi saya sendiri, salah satu indikasi kalau Yumna bahagia adalah seringnya dia tertawa saat bersama saya dan suami. Saat saya menjemputnya seusai kerja, dia akan bersemangat menyambut saya. Saat kami bermain, dia akan tertawa senang. Saat kami membelikannya barang atau makanan, dia akan bersemangat menerimanya. Nah, yang jadi pertanyaan saya adalah kalau anak nangis karena tantrum apakah bisa dibilang tidak bahagia? Ah, saya jadi menyesal tidak menanyakan hal ini pada para narasumber.


Menurut Psikolog Elizabeth Santosa, M. Psi, Psi, SFP, ACC sendiri, anak yang tumbuh bahagia akan memiliki beberapa kelebihan yang bisa berpengaruh pada berpengaruh pada keberhasilan pendidikan, kesuksesan karir dan hal penting lainnya, yakni:
  • Anak yang bahagia akan memiliki kesadaran diri yang lebih baik
  • Anak yang bahagia memiliki manajemen diri yang baik
  • Anak yang bahagia memiliki kesadaran sosial yang lebih baik
  • Anak yang bahagia memiliki kemampuan sosial yang lebih baik
  • Anak yang bahagia memiliki kemampuan mengambil keputusan yang lebih baik
Setelah memaparkan tentang kelebihan dari anak yang tumbuh bahagia, PSikolog Elizabeth Santosa, M. Psi, Psi, SFP, ACC juga menjabarkan hal-hal yang harus diingat saat kita bersama anak. Intinya sih saat kita bersama anak, pastikan kita benar-benar berada bersama mereka, tidak terdistraksi oleh hal lain seperti ponsel, misalnya.

Selain itu, pastikan juga kita melakukan eye to eye contact saat bersama anak. Saat anak berbicara, kita mendengarkan dengan seksama. Saat mereka memanggil, kita juga sebaiknya segera menyahut. Ini pastinya akan membuat anak merasa dirinya penting dan dihargai. Ah, ini PR banget nih buat saya dan suami.

Orang Tua yang Bahagia Membesarkan Anak yang Bahagia

Tak hanya berbicara tentang membesarkan anak yang bahagia,  Psikolog Elizabeth Santosa, M. Psi, Psi, SFP, ACC juga menekankan pentingnya orang tua agar bisa bahagia lebih dahulu. Seperti yang kita tahu, saat ini para ibu kerap menghadapi tekanan sosial terkait pilihan-pilihan yang dibuatnya. Mom war silih berganti bermunculan. Mulai dari ibu bekerja vs tidak bekerja, bayi ASI vs tidak ASI dan berbagai masalah lainnya. Hal ini pastinya berpengaruh pada kondisi psikolog ibu yang berpengaruh pada kebahagiaannya.

Psikolog Elizabeth Santosa, M. Psi, Psi, SFP, ACC sendiri menjabarkan ada 4 hormon yang bisa mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Keempat hormon tersebut adalah Dopamine, Serotonin, Oksitosin dan Endorphin. Untuk bisa lebih bahagia, tentunya kita harus meningkatkan hormon-hormon tersebut seperti banyak berolahraga, membantu orang lain, bercengkerama dengan orang yang dikasihi, hingga melakukan perayaan terkait pencapaian kita.




Pentingnya Kesehatan Pencernaan Buah Hati Demi Masa Depannya


Sesi terakhir dari acara hari itu adalah pemaparan tentang pentingnya kesehatan buah hati bagi masa depannya oleh Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A(K). Seperti yang kita tahu, dalam 1000 hari pertamanya, seorang anak akan menjalani masa yang disebut sebagai golden age yang merupakan masa penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Di masa golden age yang dimulai dari awal kehamilan hingga usia anak 2 tahun ini, orang tua dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak mulai dari memberikan ASI hingga usianya 2 tahun dan juga makanan yang bergizi.

Dalam penjelasannya, dr. Ariani menyebutkan kalau anak yang mengkonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang akan memiliki saluran pencernaan yang sehat dan dapat menyerap nutrisi dengan baik, sehingga anak akan memiliki selera makan dan pola tidur yang baik yang dapat menunjangnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Tentang saluran pencernaan sendiri, saya jadi ingat ketika beberapa waktu lalu Yumna putri saya sempat mengalami sembelit. Selama beberapa hari dia selalu kesulitan saat akan BAB, bahkan pernah sampai nangis-nangis karena sudah ngeden-ngeden BAB tak kunjung keluar. Saat berhasil keluar, BAB-nya juga ukurannya besar seperti orang dewasa. Duh, sedih banget saya melihatnya. Ini mungkin disebabkan oleh menu makan Yumna yang sepertinya kurang serat dan kurang minum beberapa minggu terakhir :(

Melalui acara workshop Lactogrow kemain, saya jadi tahu kalau dalam urusan sistem pencenaan ini, sangat berhubungan dengan organ yang bernama usus. Usus merupakan organ tubuh yang kompleks karena memiliki 60-70 % sel imun, memiliki 100 trilyun bakteri "microbiota usus" dan juga 100 juta neuros. Mikrobiota dalam usus sendiri sebaiknya harus dijaga dalam kondisi seimbang yakni 85% bakteri baik (komensal) dan 15% bakteri jahat (patogenik). Nah, jika jumlah perbandingan bakteri baik dan bakteri jahat ini tak seimbang, pastinya akan menganggu sistem pencernaan kita.

Bakteri baik yang ada di usus sendiri memiliki beberapa fungsi, antara lain:
  • Memproduksi biosurfaktan yang bisa menghambat bakteri menempel
  • Memproduksi bakteriosin & hydrogen peroksida yang bisa menghambat dan membunuh bakteri
  • Memperbaiki kerusakan sel usus

Nestle Lactogrow, susu pertumbuhan untuk membantu tumbuh kembang si kecil yang bahagia

 
Untuk bisa membentuk saluran cerna yang sehat, kita harus menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
  • Konsumsi makanan bernutrisi lengkap dan bervariasi
  • Konsumsi makanan yang mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan.
  • Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan melakukan olahraga secara teratur
Probiotik sendiri adalah suatu mikroorganisme hidup yang jika diberikan dalam jumlah yang sesuai dan adekuat maka akan memberikan manfaat kesehatan. Beberapa makanan yang mengandung probiotik ini adalah kimchi, yoghurt, asinan kubis, kombucha, acar, kefir, miso, keju, tempe, dan beberapa jenis makanan lainnya.

Selain dari bahan makanan alami seperti yang saya sebutkan di atas, kita juga bisa melengkapi kebutuhan si kecil akan probiotik melalui susu pertumbuhan yang diberikan setelah usia anak 1 tahun. Salah satu susu pertumbuhan adalah Nestle Lactogrow, yang merupakan susu pertumbuhan untuk anak usia 1 tahun ke atas yang mengandung Lactobacillus reuteri, Asam Linoleat (Omega 6), Asam Linolenat (Omega 3), minyak ikan, 12 vitamin dan 7 mineral yang memiliki varian rasa plain, vanila dan madu. Nestle Lactogrow ini diformulasikan secara khusus oleh para ahli di Nestle Research Centre, Switzerland untuk membantu tumbuh kembang si kecil yang bahagia.


***
Menjadi orang tua katanya merupakan proses belajar seumur hidup. Karena itu penting bagi kita sebagai orang tua untuk terus menggali ilmu tentang parenting. Sebagai ibu saya sendiri sangat senang mengikuti workshop dari Lactogrow ini dan insyaAllah ilmunya sangat bermanfaat bagi kita semua.


Baca Juga
Reactions

Post a Comment

31 Comments

  1. Makasih ilmunya mbak, senangnya kalau ada yang sharing ilmu dari event yang narasumbernya ahli di bidangnya. Memang kalau urusan anak bukan cuma pertumbuhan fisiknya yang harus diperhatikan ya, tetapi juga perkembangan emosionalnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Banyak banget memang yang harus kita perhatikan soal tumbang anak ya

      Delete
  2. Karena kebahagiaan juga ngaruh ke kesehatan anak ya Mbak hihi

    ReplyDelete
  3. Saya pun selama ini berusaha untuk bisa menemani anak-anak. Kalau anak-anak bahagia, orang tua pun ikut bahagia.

    ReplyDelete
  4. Dan memang orang tua yang bahagia akan menciptakan kebahagiaan buat anak-anaknya :) semoga anakku masuk kategor bahagia hehehe

    ReplyDelete
  5. Wah senengnya ada psikolog favoritku Mbak Lizzie...Acara yang seru pasti. Keren Nestle Lactogrow bikin acaranya!
    Punya anak yang tumbuh bahagia sepertinya jadi cita-cita semua orang tua yaaa. Semoga aku bisa mambahagiakan anak-anakku juga

    ReplyDelete
  6. Seru banget ya acaranya. Aku belum pernah ikut acara parenting kayak gini. Aku setuju banget kalau orangtua bahagia maka anak pun juga bahagia. Semoga kita semua bisa bahagia ya, Mbak.

    ReplyDelete
  7. Wah mba terima ksih ya untuk tulisannya. Mengingatkan saya sekali. Iya terkadang saya fokus pada asinya, mpasinya, kegiatan stimulasinya tpi kurang memperhtikan kebahagiannya. Tahun ini salah satu resolusi saya mengurangi gadget dan fokus maen ama anak. Sejak jd blogger sy jd sering buka internet akibat saya blum bisa mengatur waktu hiks. Hrusnya saya jd blogger yg pinter atur waktu juga ya ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga, mbak duh susah banget mendisiplinkan diri buat mengurangi gadget ke anak. Huhu

      Delete
  8. Waaaa... ini susu anakkuuuu.. Setelah sekian lama blogwalking, alhamdulillah nemu tulisan tentang LactoGrow :). Makasih oleh-oleh workshopnya, sangat bermanfaat buat saya nih :)

    ReplyDelete
  9. ponakan ku nih susunya lactogrow.. btw, selalu suka sama event parenting kayak gini.. makasii makasii sharenya ya mbak.. jadi masukan banget buat pengasuhan aku dan anak anak dirumah nih jadinya

    ReplyDelete
  10. Seru banget acaranya, menambah ilmu parenting. Sekarang aku lagi fokus ngajarin anakku segala macem. Juga gak lupa buat terus bikin dia bahagia. Makasih mba buat tulisannya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah jadi penasaran nih diajarin apa aja anaknya :)

      Delete
  11. aku paling suka kalo hadir acara kaya gini, pulang-pulang pasti bawa insight baru buat dipraktekin ya mba.

    ReplyDelete
  12. mom aku ikut acara ketika mereka roadshow ke medan. dan beneran bikin ketampar bolak balik dengan tema dan workshopnya. bagus banget ini pernting workshop dari nestle lactogrow.

    ReplyDelete
  13. Penting juga ternyata 4 hormon itu untuk rasa bahagia. Bahagia nggak diukur dari luar aja, dari dalam pencernaan juga jadi patokan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Kalau perut bermasalah memang bawaannya uring-uringan jadinya

      Delete
  14. Sekarang makanan atau minuman atau susu buat anak sudah oeduli sama prebiotik ya. Krn kecerdasan anak2 itu berawal dr perut. Kalau perutnya bermasalah dr asupan yg kurang baik, maka berefek ke perkembangan otaknya ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget mba, krn nutrisi mampirnya di perut jadi pengolahan dan penyerapan optimal juga apa2 di perut. Mengusahakan kesehatan perut = mengusahakan nutrisi otak juga akhirnya.

      Delete
  15. Mba, sama nih PR aku juga sebisa mungkin kalo lagi ngobrol sama anak jangan sambil maenan HP ya, harus liat mata anaknya yaa hehe. Selain itu anak yang bahagia itu bisa berdasarkan pencernaan yang sehat ya mbak :)

    ReplyDelete
  16. Sudah tugas kita sebagai orang tua untuk memastikan si kecil tumbuh bahagia. Salah satunya yaa dengan pastikan kita pun bahagia bersama si kecil.

    ReplyDelete
  17. Makasih ilmunya kak, jadi bekal bagi saya kelak ketika sudah menjadi ibu, bagaimana cara mendidik anak yang baik dan tepat

    ReplyDelete
  18. Anak memiliki hak untuk bahagia dan menikmati masa tumbuh kembangnya. Sebagai orang tua peran kita penting sekali nih, mood kita pun mempengaruhi juga loh.

    ReplyDelete
  19. Mood anak fokus utama di perut, dan orangtua wajib tau tentang ini supaya anak tetap happy sepanjang hari

    ReplyDelete
  20. setuju banget nih. saya belum punya anak sih, cuma bayang-bayangin aja. misal ada orang tua tidak bahagia, tingkat stress tinggi. pelampiasan akhirnya ke anak. horornya, menimbulkan inner child ke anak. hmmm

    efek domino banget ya.

    btw, nice share mbak. makasi ya sudah berbagi. saya jadi pingin ikutan seminarnya nih.

    ReplyDelete
  21. Berbagi yang bermanfaat, ya, orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik buat buah hatinya ya. Semoga sehat selalu

    ReplyDelete