Sekian tahun lalu, saat saya belum berstatus sebagai ibu, seorang rekan kerja curhat di sela-sela jam istirahat kantor.
"Anakku makannya susah. Beratnya juga nggak nambah-nambah," begitu kata beliau pada saya dan seorang teman lain.
Saat itu, karena kurangnya ilmu yang saya miliki, saya pun menanggapi curhatannya itu dengan gurauan.
"Ah, nggak apa-apa, Kak. Nanti kalau sudah dewasa anak Kakak akan bersyukur karena susah gemuk," jawab saya kala itu.
Entah
apa yang ada di hati Kakak tersebut saat mendengar gurauan saya saat
itu. Di hadapan saya mungkin dia tertawa namun mungkin di hatinya dia
berkata, "Tunggu aja sampai kamu punya anak nanti." Ya, saya yang tidak
tahu tentang pentingnya pertambahan berat dan tinggi badan bagi bayi
sudah menganggap remeh curhatan seorang ibu yang galau akan tumbuh
kembang anaknya.
Beberapa tahu berselang, saya pun resmi menyandang status sebagai ibu. Tentunya saya sudah lebih mengerti tentang tumbuh kembang bayi. Setiap bulan saya berusaha rutin mengecek berat badan dan tinggi badan anak saya. Saya juga memantau perkembangan motorik, sosial dan perkembangan lain dari anak saya. Alhamdulillah, kalau menurut panduan yang saya ikuti, perkembangan motorik Yumna masih sesuai jalur.
Beberapa tahu berselang, saya pun resmi menyandang status sebagai ibu. Tentunya saya sudah lebih mengerti tentang tumbuh kembang bayi. Setiap bulan saya berusaha rutin mengecek berat badan dan tinggi badan anak saya. Saya juga memantau perkembangan motorik, sosial dan perkembangan lain dari anak saya. Alhamdulillah, kalau menurut panduan yang saya ikuti, perkembangan motorik Yumna masih sesuai jalur.
Sayangnya,
ada 1 hal yang membuat saya mulai ketar-ketir. Setelah usianya 1 tahun,
anak saya susah sekali naik berat badannya. Padahal saya sudah berusaha
membuatkan menu 4* untuknya setiap hari. Saya juga membelikan aneka
macam cemilan di sela-sela jam makannya. Namun, hingga usianya menginjak
14 bulan, berat badan anak saya belum mencapai angka 9 kg. Kalau sudah
begini, resmilah sudah saya merasakan kegalauan yang sama dengan yang
dirasakan rekan kerja saya dulu.
Problematika MPASI
Sebagai
ibu bekerja, pemberian MPASI merupakan salah satu tantangan baru yang
harus saya hadapi. Berbeda dengan pemberian ASI Perah, menyiapkan MPASI
bagi ibu bekerja memerlukan manajemen tersendiri. Mulai dari bahan yang
akan digunakan, menu yang dipilih, hingga waktu pembuatan MPASI
tersebut. Berhubung saya bekerja, otomatis saya hanya menyiapkan 1 menu
untuk anak saya setiap harinya plus cemilan berupa buah atau puding.
Ironisnya, meski sudah menyiapkan MPASI dengan penuh semangat, anak saya kadang menolak menu yang saya siapkan. Yup, GTM alias Gerakan Tutup Mulut kerap dilakukan Yumna sejak usianya memasuki 8 bulan. Untungnya ibu asuhnya memiliki cukup banyak cara agar Yumna mau makan, meski yah kadang waktu makannya jadi lumayan lama.
Ironisnya, meski sudah menyiapkan MPASI dengan penuh semangat, anak saya kadang menolak menu yang saya siapkan. Yup, GTM alias Gerakan Tutup Mulut kerap dilakukan Yumna sejak usianya memasuki 8 bulan. Untungnya ibu asuhnya memiliki cukup banyak cara agar Yumna mau makan, meski yah kadang waktu makannya jadi lumayan lama.
GTM sendiri bisa dikatakan sebagai problematika utama yang dihadapi para ibu dalam masa MPASI anaknya. Tak hanya ibu bekerja, stay at home mom juga bisa mengalami hal ini. Ada banyak alasan yang membuat anak melakukan Gerakan Tutup Mulut ini. Mulai dari sakit, tumbuh gigi, hingga trauma dengan makanan atau alat makannya. Intinya sih ibu harus bisa membaca penyebab dari GTM dan menemukan solusinya.
Nah yang membuat miris, hingga saat ini saya masih belum bisa mengatasi GTM yang dilakukan Yumna saat bersama saya di hari libur. Setiap kali akan saya suapi, tangannya langsung masuk ke mulut tanda menolak disuapi. Kadang juga dia malah minta menyusu saat akan diberi makan. Padahal menu yang dimakan tak jauh berbeda dengan menu yang saya buatkan saat ia ditinggal bekerja. Untungnya sih meski kerap menolak maka menu utama, Yumna masih mau makan cemilan buah dan pudingnya. Yah, setidaknya ada asupan vitamin yang masuk ke tubuhnya.
Anak Susah Makan Saat Bersama Ibunya
Tentang masalah anak yang susah makan ini sendiri, saya sempat bertanya kepada beberapa teman sesama ibu bekerja. Ternyata beberapa teman juga mengalami hal yang sama dengan saya. Anaknya susah makan saat bersama sang ibu. Bahkan ada ibu yang membawa anaknya ke rumah pengasuh di hari libur anaknya agar anaknya mau makan. Ironis sekali ya, kedengarannya?Kalau dilihat-lihat, salah satu alasan mengapa anak susah makan saat bersama ibunya adalah karena anak terbiasa makan dengan orang lain. Sebagai ibu bekerja, mau tak mau ibu harus menitipkan anak kepada orang lain. Ini otomatis membuat anak juga terbiasa makan dari tangan orang lain.
Sang ibu sendiri bisa jadi tak mengetahui kebiasaan makan anak selama ditinggal bekerja. Bagaimana trik yang harus dilakukan agar anak mau makan, hingga suasana yang harus dibuat saat anak sedang makan. Karena tak mengatahui trik-trik ini, ibu pun frustrasi dan akhirnya menyerah memberi makan anaknya. Hal lain yang juga bisa menjadi alasan adalah anak ingin lebih banyak menyusu dan bermanja-manja dengan ibunya. Kalau ini asumsi saya pribadi si. Hehe.
Untuk Yumna sendiri, memasuki usia 15 bulan ini, sebenarnya bisa dibilang sudah berkurang ogah makannya. Saya sendiri juga berusaha lebih santai dalam menghadapi penolakannya saat akan disuapi. Kalau memang nggak mau makan yowes ayo nenen aja seharian. Hehe. Selain itu, alih-alih disuapi, Yumna sepertinya lebih senang makan dengan tangannya sendiri jika berada di rumah. Karena itulah jika berada di rumah, saya lebih banyak membiarkan Yumna memilih sendiri makanannya saat bersama saya. Harapan saya sih, dengan semakin bertambahnya usianya nanti, Yumna akan lebih mudah makan saat bersama saya.
Itulah dia curhatan saya tentang masa MPASI anak saya. Ibu-ibu yang lain kira-kira ada yang pernah mengalami juga nggak, ya?
59 Comments
Halo mba. Aku pernah juga mengalami dilema MPASI saat anak masih kecil. Sehari bisa masak sampai 5 kali hanya agar anak bisa makan. Tetap semangat ya mba.
ReplyDeleteWah keren, mbak bisa masak sampai 5x. Kalau saya masih seadanya aja deh. Heu
DeleteMasyaAllah Mb, mantaab demi anak makan ya, luarbiasa, kalau saya gak sampai 5x, 3x huhu
DeleteHarus sabar ya mba kalau anak GTM, kalau dulu aku sambil diajak main emang waktunya luama banget hahaha tapi demi anak makan harus SABAR :) semangat mba
ReplyDeleteIya, mbak. Nah kalau sama ibu yang jagain memang sabar dia sampai 1 jam ngasih makan. Kalau saya nggak sabar dan langsung stop. Heu
DeletePas MPASI, saya bukan sekedar galau karena harus masak berulang kali, tapi juga mesti saya dan saya lagi yang menghabiskan makanan lembek itu. Kalau si kecil, emang lebih senang makan pakai tangan mba, jadi saya juga biarin aja.
ReplyDeleteHihi, iya, mbak. Saya juga kadang kebagian menghabiskan makanan si bayi kalau dia ogah makan
DeleteSemangaaaaaat...
ReplyDeleteMemang ada masanya bocah susah makan...kalo saya pas anak pertama emang rada khawatir n gimana gt anak gak makan, tapi pas anak kedua n ketiga lebih santai.....yang penting si anak masih terlihat ceria n aktif....tapi waspada kalo si anak lemes n kurang tenaga gt...
Yang penting anaknya tetap aktif ya, mbak. Noted
Deletealhamdulilah kedua anak saya gak ada yang suka susah makan, lancar tapi tetep saja berat badannya naik gak meroket, mungkin genetika juga mempengaruhi ya
ReplyDeleteMungkin karena anaknya aktif juga, mbak. Jadi habis makan langsung hilang jadi energi. He
Deletembaaa, aku juga pernah ngalami. Adik Ashika klo sama mbaknya kebiasaan digendong dan keliling. Klo sama aku nggak pernah, harus duduk di rumah. Tapi lama-lama jadi ngerti sih, cuma perlu kesabaran ekstraaa ya hehe.
ReplyDeleteIya, mbak. Harus sabar nungguin si bayi makan
Deleteiya sich, saya juga lihat dari ponaka saya, kalau mak yang kasih makan ngak mau, karena terbiasa dengan saya, jadi makannya mau kalau saya yang nyuapin
ReplyDeleteNah, iya mbak. Anak saya kalau sama ibu asuhnya gampang banget buka mulut kalau sama selain dia banyak banget gayanya. Heu
DeleteMb..anakku yanv pertama dulu susah sekali makannya..diemut. kadang 1 kali makan itu satu jam.
ReplyDeleteTeorinya, kalau nyuapin anak sambil duduk..tapi klo sambil duduk gitu mana mau anakku makan. Jadi realitasnya di lapangan...maemnya sambil jalan2..lihat ayam..lihat kucing...sambil prosotan..gitu mba.
Bertahun-tahun make pola itu. Maem diemut dan nomaden.
Semakin besar, lama-lama mapan juga. Paling di depan tv, sambil nonton tv. Pol makannya juga sudah nggak terlalu eater.
Pelan2 aja mba...nanti pasti ada saarnya dia jadi gembul doyan makan
Iya, mbak. Saya kagum deh sama yang bisa menerapkan teori makan sambil duduk dan nggak pakai main itu. Anak saya makannya sambil dia jalan kalau sama saya. Heu
DeleteGTM ini banyak faktor sih bun, jadi kadang kita bingung juga. Bisa jadi seperi yang bunda bilang, anak terbiasa makan dengan orang lain. Bisa jadi emang timingnya masih kenyang karena habis nyusu atau lagi bengkak gusinya, dll. Yang penting jangan dipaksa biar ga trauma. Saya juga bolehin kasih snack atau buah kalau dia lagi ga mau makan nasi. Tapi nggam saya kasih sufor takutnya tiap ga selera makan dia minta susu terus. Keep strong, bun :D
ReplyDeleteIya, mbak. Saya juga kadang nggak terlalu maksain juga sih anaknya harus makan. Cuma ya takutnya dia jadi nggak naik bb nya karena susah makan
DeleteMemang ada tipe anak susah makan dan doyan makan keknya mba. Aku mengalami keduanya, si kakak sampai 2 tahun baru mau makan setelah disapih, susahnya minta ampun deh... Kalo si adek kebalikannya, doyan makan, tapi ya tetap ada masa2 GTM nya mba. Sekarang kalo si adek mulai GTM lagi aku kasih Likurmin mba buat balikin nafsu makannya dan zat besi syrup, krn ga GTM aja anak ASI rawan defisiensi zat besi apalagi kalo GTM (baca di idai). Aku lebih parno anak kekurangan Fe sih daripada vitamin mineral lain.
ReplyDeleteIya, fika. Aku juga sekarang mulai ngasih Yumna zat besi soalnya bb nya susah banget naiknya. Semoga aja nggak kena ADB
DeleteAku juga pernah merasakan mbak Antung, waktu Syuna masih 1+ BBnya standar di kurva pertumbuhan, dibandingkan teman2 seumuran, Syuna nggak bisa gemuk kayak mereka. Lebih banyak tumbuh ke atas daripada ke samping. Hehe
ReplyDeleteTapi menjelang usia 2 tahun, nafsu makannya membaik sendiri, jadi tetap semangat. Mungkin bs dirangsang dgn multi vitamin dan ekstrak temulawak, mba Antung :D
Wah semoga aja nanti Yumna juga begitu
DeleteTernyata seorang ibu gak bisa diremehkan ya mbak, rasanya belum siap menjadi seorang ibu. Dimana harus telaten ngurus anak apalagi pola makannya, untung juga kalo dia suka kalo gak kan ribet juga :')
ReplyDeleteHihi. Iya begitulah tantangan seorang ibu. Ini baru sepersekiannya sebenarnya. Heu
DeleteWah kalau Denger cerita kaya gini, rasanya aya mikir" lagi buat nikah muda . Karena rasanya belum siap untuk rutinitas setiap hari kaya gitu mba 😭
ReplyDeleteNah menikahlah kalau sudah merasa benar-benar siap, aya :)
DeleteAku yg IRT tulen aja anak GTM Parah loh mba dulu. Sampe full asi 2 tahub coba. Haha. Dulu aku jungkir balik perjuangan soal mpasi ini. Tyt solusinya? Ada diantalogiku. Gubrak. Haha
ReplyDeleteWah 2 tahun asi. Mantap jiwa. Heu
DeleteSaya juga pernah ngadepin anak GTM, Mbak. Pas dia kena TB. Cuma lambat laun saya perhatiin, akhirnya GTM bisa berkurang kalau dia aktif, sama minum madu yang khusus anak. Selain itu, diatur jam makannya. Kalau jamnya mau makan, nggak saya kasih susu atau makanan lain yang mengenyangkan dia.
ReplyDeleteIya nih, mbak anak saya kalau sama saya diajak makan pasti langsung bilang mau nenen. Kalau dipaksa makan dia langsung tutup mulut
DeleteWah, jadi mommy ternyata tricky juga. Harus sabar dan paham kondisi baby. Semangat Mbak! Perjuangan sebentar lagi, nanti2 mungkin dia yang nagih minta maem.
ReplyDeleteAamiin. Semoga aja dengan semakin bertambah umurnya dia makin mau makan
DeleteItu ya mbak dilemanya ibu pekerja, aku yang kini sedang hamil 6 bulan juga mengkhawatirkan hal yang sama. Takut kalau anak kayak gitu, semangat terus ya mbak, salam sama dedeknya :)
ReplyDeleteIya. Tapi ada juga ibu bekerja yang anaknya gampang banget makannya. Semoga aja nanti anaknya nggak susah makan ya
DeleteI feel you. Sampai sekarang bahkan anak saya susah makan. Berat badannya pun pas pasan. Sempat khawatir tapi karena dia lincah aku jadi gak terlalu panik.
ReplyDeleteIya, sih, mbak. Kalau lihat anak masih lincah saya sih berpikiran positif aja. Cuma khawatir sama kurva pertumbuhannya aja nih sebenarnya
DeleteKalau saya dulu dicekoki temu Ireng biar suka makan mbak.. smg adek Yumna sehat slalu..
ReplyDeleteGTM ..oh GTM..pengalamanku, Mbak.
ReplyDeleteAnak pertama GTM, padahal yang ngasih makan selalu saya, atau dia bosen liat muka emaknya ya..enggak tahu juga. Eh, pas sudah sekolah, Alhamdulillah dia lihat temannya makan mungkin jadi makin oke makannya. Nah, sekarang adiknya, sampai kelas 3 masih makan seadanya. Jadi kalau sudah cukup ya sudah..hadeh, padahal emaknya pengin, dia makan lagi itu dan ini hihihihi. Tapi kuncinya tetap semangat!
Memang gtm nggak pandang bulu ya, mbak. Saya juga berharap anak saya ntar kalau gede lebih gampang makannya
DeleteEh tapi kadang anakku bosen mbak disuapin aku terus hahaha. Maunya makan sendiri atau disuapin Bapaknya. Baiklaaaaaah Ibu selonjoran di sofa aja hahaha.
ReplyDeleteHihi kalau anaknya sudah bisa milih begitu mah hayo aja yaa. Hihi
DeleteAlhamdulillah semua anak-anak saya kalo lagi sama saya doyan makannya
ReplyDeleteAlhamdulillah ya, mbak. Bagi tipsnya dong. Hehe
DeleteEmang ada anak yang gitu suka nyari perhatian ibunya , jadi harus Sabar ya
ReplyDeleteIya, mbak. Paling bete itu kalau sudah masak ini itu tapi bayinya tetap nolak. Hedeh
DeleteHarus siapin mental nih saya. Sebab akhir bulan depan anak saya mulai mpasi
ReplyDeleteSemangat, ya!
DeleteTernyata sebegitunya perjuangan seorang Ibu demi nyuapin makan anak ya mba.
ReplyDeleteSangat bermanfaat apalagi seperti kami yg belum ini.. Tenkiu sharing2nya mba
Semoga bermanfaat ya
DeleteDi atas 1 th memang normalnya nambah 100-200 gr aja tiap bulan. Jadi asal masih rutin naik beratnya insyaallah ga perlu galau ya��
ReplyDeleteOo gitu ya, mbak. Makasih informasinya
DeleteToss banget! Anak ku juga seusia Yumna, skg 14 bulan. Makan masih mau, masih oke saya bilang, tp naiknya berat badan irit banget. Tapi yaudah lah ya, yg penting sehat dan aktif. Hehe~
ReplyDeleteHehe iya, mbak
DeleteGTM itu memang menyebalkan! Sepertinya ini masalah mayoritas ibu-ibu. Hehehe. Walau ada juga beberapa teman saya yang bersyukur melewati fase mpasi tanpa harus mengalami GTM. Nah anakku sekarang sudah 2 tahun, tapi BBnya uda 6bulan tidak naik-naik walau tanpa GTM. Sudah konsul ke dokter tapi cuma disarankan makanan tambahan yaitu susu. Semoga berhasil deh ini! Nice post, mbak!
ReplyDeleteIya kadang suka iri ya sama teman yang anaknya gampang banget makannya. Tapi semoga aja masalah GTM ini segera berlalu
Deletewahhhh belum punya anak tapi kalau terbayang seperti itu perlu ekstra kekuatan lahir dan batin... makasi atas cerita menarik lainnya.
ReplyDeleteIya. Aku juga baru tahu setelah punya anak. He
DeleteAnak aku juga gini nih buunn.. sejak awal MPASI kalo disuapin sama mamanya baru beberapa suapan udah GTM, padahal sm papanya atau orang lain lahap banget makannya.. Sedih sih padahal aku juga pengen banget nyuapin anak waktu lahap gitu😢
ReplyDeleteApa betul karena emang kepengen nyusu dan bermanja2kalo sama ibunya yaa?