Pada suatu Sabtu, saya dan suami berencana makan bubur ayam di tempat langganan kami. Jaraknya kurang lebih 4 km dari rumah. Nah, alih-alih menggunakan motor yang biasa kami gunakan, suami malah mengajak menggunakan SELIS yang baru beberapa minggu dibeli.
"Yakin baterainya cukup?" tanya saya pada suami saat itu. Seingat saya, si SELIS ini sudah sempat dipakai beberapa kali oleh ibu dan belum ada di-charge lagi baterainya. Saya agak khawatir kalau baterainya habis di jalan.
"Iya. Ini masih 60% kok," jawab suami dengan yakin. Tubuhnya dengan mantap menduduki sadel sepeda motor.
"Oke deh," jawab saya akhirnya. Maka dengan menggendong Yumna, saya pun duduk di jok belakang sepeda dan kami pun berangkat menuju lokasi makan bubur.
Pengalaman Menggunakan Sepeda Listrik Selis
SELIS yang kami gunakan sendiri merupakan tipe Murai dengan harga sekitar 6 juta rupiah. Sepeda listrik ini diklaim memiliki kemampuan tempuh hingga 45 km dan bisa menampung beban seberat 200 kg. Untuk kecepatannya sendiri berkisar 45 km/jam. Untuk tenaga listriknya sendiri, SELIS Murai ini dilengkai 4 buah aki 12 volt 12 AH yang terletak tepat di bawah sadel sepeda. Akinya sendiri bisa dibilang cukup berat saat diangkat jadi kita sebaiknya berhati-hati saat memindahkannya untuk di-charge.Dalam pengoperasiannya sendiri, SELIS dilengkapi kunci dan starter layaknya motor matic. Setelah kunci dipindah ke posisi On, kita tinggal memutar tuas gas dan sepeda pun berjalan. Namun perlu hati-hati karena di kecepatan awal yang dihasilkan bisa agak cepat jika dibandingkan dengan menggunakan motor matic. Oh, ya, sepeda listrik ini juga bisa mengeluarkan bunyi sirine loh kalau tersenggol.
Awal mula pembelian sepeda listrik ini sendiri berasal dari ide suami saya. Beliau menyarankan agar saya membeli sepeda listrik untuk ibu saya yang sehari-harinya masih aktif kesana-kemari menggunakan sepeda. Nah, berhubung kondisi sepedanya juga sudah sangat memprihatinkan, maka kami pun menganggap ini waktu yang tepat untuk membeli sepeda listrik.
Mungkin ada yang bertanya kenapa tidak sekalian beli motor saja untuk ibu saya? Nah untuk pertanyaan ini ada beberapa jawaban yang bisa diberikan. Alasan pertama, Ibu saya tidak memiliki SIM yang tentunya akan menyulitkan jika beliau mengendarai motor sendirian di jalan raya. Sedangkan alasan kedua karena SELIS tidak membutuhkan bensin yang artinya ibu saya tidak perlu keluar biaya bensin untuk alat transportasinya.
"Kita nggak lewat rute biasanya, ya?" tanya saya pada suami ketika di pertengahan jalan menyadari suami berbelok ke kiri dan bukannya ke kanan seperti biasanya.
"Sesekali lewat rute baru, sekalian ngetes sepeda," jawab suami lagi.
Saya pun hanya manggut-manggut sementara SELIS yang kami kendarai melaju pelan di sepanjang jalan. Bagi mereka yang baru pertama kali menggunakan SELIS Murai ini, pastilah agak canggung saat mengendarainya. Selis Murai ini tampilannya mirip dengan motor bebek lama namun lebih ramping. Pada bagian depannya terdapat keranjang khas sepeda mini yang bisa digunakan untuk meletakkan barang-barang. Sementara itu pada bagian tengah terdapat 2 pedal yang bisa digunakan saat sepeda sedang kehabisan daya listrik.
Di awal-awal ibu saya menggunakan SELIS ini, bisa dibilang beliau sukses menjadi pusat perhatian orang-orang. Mereka tentunya bertanya berapa harga sepedanya hingga di mana membeli sepeda listrik tersebut. Saya dan suami sendiri awalnya sempat kebingungan di mana membeli SELIS di kota Banjarmasin. Memang sih dengan bantuan google kami berhasil menemukan beberapa toko sepeda yang menjual sepeda listrik. Tapi begitu disambangi, tokonya nggak ketemu.
Akhirnya saya pun iseng mencari di instagram. Eh ternyata di instagram saya malah menemukan akun @selis_bjm yang merupakan akun Toko OEI yang menjual sepeda listrik di Banjarmasin. Toko OEI ini sendiri memiliki 2 alamat. Alamat pertama di Jl. Pangeran Samudera no. 25 di samping Lima Cahaya, sementara alamat kedua yang merupakan pusat penjualan sepeda listriknya berada di Jl. A. Yani Km 6 No 484 (samping Ace Hardware).
"Tadi kok penanda baterainya berubah-ubah ya angkanya? Kadang 60% kadang 30%," suami tiba-tiba berkata setelah kami tiba di lokasi makan bubur. Saya tentu saja terkejut mendengar perkataan suami. Kalau baterainya tinggal 30%, alamat kehabisan listrik kami nanti.
"Nah, kan baterainya mau habis. Siap-siap gowes lho nanti," jawab saya nanti.
"Padahal rasanya sepedanya cuma dipakai beberapa kali, kok," suami berusaha membela diri.
Sebagai sepeda yang mengandalkan daya listrik, pada bagian dashboard SELIS terdapat indikator penanda seberapa banyak listrik yang tersisa. Untuk mengisi baterainya sendiri diperlukan waktu kurang lebih 5- 8 jam hingga benar-benar penuh. Nah jika indikator sudah menunjukkan angka 30%, sebaiknya pengendara berhati-hati sebab kemungkinan sebentar lagi daya listrik sepeda akan habis dan mau tak mau pengendara harus menggunakan pedal untuk menjalankan sepeda.
"Kok makin lambat, Mas sepedanya?" tanya saya dalam perjalanan pulang kami beberapa waktu kemudian.
"Iya, nih kayaknya baterainya habis,"
Saya hanya bisa tertawa miris. Dugaan saya benar. Sepeda listrik yang kami gunakan kehabisan daya di tengah perjalanan pulang.
"Trus gimana dong?" tanya saya lagi.
"Ya gowes ae."
Suami pun mulai mengayuh pedal sepeda yang tersedia. Sayangnya tak seperti sepeda biasanya, putaran yang dihasilkan SELIS ini sangat kecil akibatnya sepeda tak banyak bergerak dan akhirnya suami kelelahan sendiri karena harus membawa saya dan anak kami.
"Kamu pulang naik gojek aja deh. Aku pulang sendiri ," kata suami akhirnya.
Saya akhirnya mengeluarkan ponsel dari tas dan menekan aplikasi ojek online. Tak lama, ojek yang dipesan pun tiba dan saya terpaksa meninggalkan suami di pinggir jalan. Kurang lebih 1 jam kemudian suami akhirnya tiba di rumah dengan baju basah oleh keringat.
Dari pengalaman ini, beberapa kesimpulan yang bisa saya ambil dari menggunakan SELIS antara lain:
- SELIS cocok digunakan untuk pemakaian dalam kota sehari-hari dengan jarak yang tidak terlalu jauh
- Besarnya beban yang diangkut SELIS bisa berpengaruh pada pemakaian daya listriknya. Seperti pengalaman saya dan suami yang naik SELIS berdua, daya listriknya cepat berkurang karena beban yang dibawa cukup banyak
- Selain beban, faktor tinggi rendah jalan juga bisa berpengaruh pada pemakaian daya listrik SELIS. Semakin banyak tanjakan makan semakin banyak litsrik terpakai.
- Jika SELIS kehabisan baterai di tengah jalan, hal yang bisa dilakukan adalah mengayuhnya dalam keadaan diam seperti naik sepeda statis
Catatan tambahan:
- Karena SELIS menggunakan aki sebagai media aki sebagai penghantar listriknya, maka tentunya memiliki usianya sendiri sebelum akhirnya diganti. Nah, harga aki dari SELIS ini sekitar Rp. 500.000.00.
- Beberapa kerusakan yang mungkin terjadi pada sepeda listrik antara lain tali gas putus dan harus diganti dengan biaya kurang lebih Rp. 300.000,00
- Karena produk ini masih baru maka otomatis untuk perbaikannya harus ke dealer-nya yang jika jaraknya jauh agak menyulitkan mengingat jarak tempuh selis yang hanya 15 - 20 km
106 Comments
Jadi pengen punya sepeda listrik ini, cocok dipakai saya yang gak punya Sim dan gak berani mengendarai di jalan raya
ReplyDeleteIya, mbak. Salah satu keuntungan pakai sepeda listrik ini nggak harus punya sim. Heu
Deletesetahun ini aku lagi pengin banget punya selis, rasanya lucu aja ya naik motor rasa sepeda sambil ngegonceng anak, sayangnya belum di approved paksu soale katanya boros batre, maklum paksu biasa ngoprek motor
ReplyDeletedari tulisan ini, aku bisa punya pertimbangan sendiri beli ato gak
Kalau kata saya sih buat pemakaian dalam kota aja lumayan irit, mbak. Ibu saya makainya buat ke pasar ngechargenya sekitar 3 hari sekali
Deletewah , suka lihat yang pakai sepeda listrik , terlihat nyaman juga ya
ReplyDeleteIya lumayan enak dipakainya, mbak. Naik sepeda rasa motor. Hihi
DeleteMaaf, saya kok malah ngakak baca ceritanya. Ternyata suami2 itu sama saja ya, suka over yakin. Berarti selis itu cocoknya utk seputaran kampung saja kali ya, nggak capek genjot kalau habis baterai.
ReplyDeleteHihi iya, mbak. Mungkin kalau kemarin bawa sepedanya sendirian nggak bakal mati di jalan sepedanya :D
DeleteBapak mertua (alm) punya ini Mbak, merknya sama..seneng sekali pakainya Beliau dulu. Sebenarnya Beliau bisa naik motor dan ada SIM, cuma kalau sepeda listrik jadi enggak ngebut katanya, beda dengan motor, jadi cocok untuk lansia..bisa jalan pelan saja.
ReplyDeleteSayang, karena enggak ada yang pakai sekarang nganggur di rumah, Karena Ibu sudah sepuh enggak naik sepeda lagi
Iya, kecepatannya sedang aja ya, mbak. Cocok buat yang pengen santai naik sepedanya
Deletewah murah meriah ya, lumayan buat ke pasar pagi atau ke tempat tempat dekat daripada naik motor hehe
ReplyDeleteYap. Bener banget. Jadi bisa irit bbm deh :)
DeleteKayaknyabaku mendingan pake selis aja deh ya. Aku trauma naik motor. Pdhl dulu jatuh dr motor udh 10 thn yg lalu, tp masih kerasa sampai sekarang klo pas belajat nyetir.
ReplyDeleteMakasih sharingnya mbak. Btw, salam kenal ya. 😊
Bisa dicoba tuh, mbak selisnya. Salam kenal juga :)
DeleteSepeda listriknya menyerupai motor matic ya mbk, tambah kreatif aja inovasi2 yang ada. Keren,, dimana aja tempat Distributornya mbk?
ReplyDeleteIya, mbak. Bahkan ada yang benar-benar kayak motor matic bentuknya. Nah kalau distributor kayaknya sudah ada mbak di berbagai kota besar di Indonesia
DeleteWah aku mau banget pakai ini, mayan hemat bahan bakar dari rumah ke tempat kerja.. sekalian olah raga juga, kalau dikantor banyak duduk, kalau dirumah banyak mager, jadi pas banget ini <3
ReplyDeleteIya. Kalau buat dalam kota aja sepeda listrik ini bisa jadi pilihan
Deleteaku ga bisa (ga mau tepatnya) naik motor n lebih suka sepedahan. suami nyuru beli selis buat anter jemput skola. tapi aku males ahh hahaha
ReplyDeleteLebih sehat naik sepeda ya, mbak. Hehe
DeleteWah..jadi deh2an kalo pake sepeda listrik gini..takut dorong..
ReplyDeleteIya. Sebelum berangkat harus dicek dulu baterainya
Deletemba aku ngakak dulu yah emang kalau pak suami rata2 suka begitu tenang aja ga akan abis baterei taunya abis ya :D kebayang keringetnya pasti banyak buburnya abis buat boseh ya mba :D
ReplyDeletedulu sih aku pengen banget beli selis tapi kenyataannya motor lebih enak :D
Iya. Hihi. Istrinya mah enak pulang naik gojek :D
DeleteWah kalau mau abis baterai indikator baterainya up and down ya. Kalau punya cadangan aki, berat gak sich, kalau dibawa bawa?
ReplyDeleteAkinya berat, mbak. 5 kilo lebih kayaknya
DeleteWaaah pengeeen
ReplyDeleteAyo coba :)
DeleteHahaha jadi galau deh. Beli SELIS apa Mirorrless nih?
ReplyDeleteSecara dua-duanya perlu banget
Ayo istikharah dulu. He
DeleteSaya sempat coba pakai sepeda ini di Ancol. Lalu bilang ke suami kalo pengen punya. Pas tau harganya langsung mundur teratur hehehehe.
ReplyDeleteIya harganya hampir separo harga motor
DeleteOhh jd kalo digowes, dia lbh berat drpd sepeda biasa ya mbaa.. Rada serem juga kalo yg bawa sudah tua.. Kasian hrs dorong :D. Aku prnh kepengin beli sepeda listrik gini, utk papa mertua.. Tp sayangnya keburu berpulang.. Ini modelnya bagus yaaa.. Kebayang jd pengen punya utk ajak anak2 jalan pagi muterin komplek :D
ReplyDeleteIya, mbak. Soalnya akinya berat. Mungkin kalau akinya dilepas sepedanya bakal lebih ringan
Deletesaya jg pake selis cuma beda tipe mba... sy baru aja posting ttg pengalaman naik selis eh nemu postingan ini :)
ReplyDeleteSalam kenal, mbak. Semoga awet ya selisnya :)
DeleteKalau batrey tekor memang ngayuh sepedanya jadi berat atau seperti apa, lun pake selis EOI
DeleteYa ampun mba malah apes ya jadinya kehabisan listriknya ��������
ReplyDeleteWah ternyata sepeda Selis ini daya listriknya juga bergantung sama bebannya ya mba, kirain seberapa jauh jarak ditempuh aja ternyata ada faktor lainnya juga ya.
Susah juga ternyata kalo kehabisan ditengah jalan kudu gowes, hiks.
Iya. Jadi harus benar-benar dicek dulu baterainya sebelum jalan
DeleteKebetulan kantor saya gak terlalu jauh dari rumah. Kayaknya bisa nih pake selis. Kecepatannya tapi gak terlalu cepat ya mba?
ReplyDeleteAlon-alon asal kelakon kah.. :)
Iya, mbak. Kecepatannya 30-40 km/jam
DeleteIni lucu bgt mba, sama aman klo hbis baterai bisa dikayuh sambil2 olahraga kan hhi
ReplyDeleteTapi berat banget ini sepedanya. Kecuali kalau akinya dilepas
DeleteWah, kukira harganya mahal bgt loh kmrn.. Tyt terjangkau jg ya.. Jd mupeng, tp kalo dibeli emang kepake? Hahhaha.. Mikir lagi.. ��
ReplyDeleteAku malah mikir harganya cuma 3 jutaan kemarin itu. Heu
DeleteWah seperti nya ini cocok banget buat aya, aya kalau naik motor selalu ada perasaan was" ��
ReplyDeleteBisa dicoba, aya. He
DeleteDulu hampir beli selis juga buat anak tapi anaknya gak mau. Mau beli motor. Wkwkwk. Katanya ntr bingung markirnya d sekolah gimana.masul kategori sepeda apa motor. Takut hilang. Yaah anak2 macam macam alasannya. Tapi ntr tulisan ini kukasih anakku biar baca. Kale pas tahun ajaran baru dia mau pakai selis ke sekolah.
ReplyDeleteKemarin ulun ada lihat ka anak smp pakai selis ini ke sekolahya. Yang jelas sih aman dari razia polisi pastinya
DeleteSaya bisa naik motor karena terpaksa mba. Pernah terpikir pengen beli sepeda listrik aja. Trus, kemarin saya lihat adik saya punya sepeda listrik. Katanya buat si mbak ART agar bisa antar jemput anaknya adik. Untuk perjalanan dekat sangat membantu dan tidak perlu SIM.
ReplyDeleteIya, mbak. Kayaknya sekarang sudah mulai banyak ya yang pakai sepeda listrik
DeleteWah menarik sekali, lumayan buat jalan2 cari makanan di deket2 rumah. Suka lihat juga ada ibu2 yg bawa, penasaran sama harganya, tapi sekarang udah tahu kisaran 6 jutaan ya..sipp
ReplyDeleteIya, mbak harganya sekitar itu. Tapi ada juga yang lebih mahal tergantung model
DeleteKayaknya ini cocok ya buat anak kuliahan, yang sebenarnya jarak kos
ReplyDeletedan kampus ga terlalu jauh. Noted :))
Semoga bermanfaat ya :)
DeleteCocok buat olah raga ya biar makin sehat apalagi bersama pasangan.
ReplyDeleteIya bisa dijadiin alat olahraga sepeda statis, mbak
Deletewah... sepedanya keren ya, pingin juga Mbak rasanya.. hihi, tapi mikir-mikir lagi musti nabung ya kalo mau beli soalnya harga sepeda listrik ini lumayan mengurs kantong.. hehe
ReplyDeleteIya harganya lumayan. He
DeleteKalau gowes brarti berat ya mbak.. kan akinya doang 5kg
ReplyDeleteIya, mas. Akinya yang bikin sepedanya berat. Mungkin kalau dilepas bakal lebih ringan digowes
DeleteIya inj harga sepeda udh kayak harga motor seken yaaak, masih mahal
ReplyDeleteIya, mbak. Nggak tahu ya kalau ada merk lain yang lebih murah
DeleteNawra pernah minta dibelikan sepeda ini, katanya sih buat dia sekolah
ReplyDeleteSaya juga pernah lihat anak smp pakai sepeda listrik, mbak. Tapi kayaknya merknya beda
DeleteWah cocok nih buat antar jemput anak sekolah. Tapi harganya matan juga yah.
ReplyDeleteIya ini cocok buat jarak dekat :)
DeleteSempat pengen punya sepeda listrik. Tapi karena butuh motor untuk perjalanan agak jauan dikit, akhirnya balik lagi suka motor aja :)
ReplyDeleteIya, mbak. Sepeda listrik ini kesannya masih nanggung ya
DeleteYach, komen mbak Alida bikin makin galau nih, secara juga butuh untuk digunakan dengan jarak agak jauh 😂😂😂
DeleteHallo Bu Ayana,mau tanya saat charge Aki nya apakah harus dicopot dari sepeda? saya denger dari sales nya untuk charge sampai penuh perlu 5jam,apakah tdk bikin tagihan listrik Naik? klo boleh tahu brp rupiah tagihan listrik untuk charge Aki nya
ReplyDeleteIya, mas. Saat di-charge sebaiknya akinya dilepas dari sepedanya. Kalau kondisi baterai habis memang makan waktu 5 jam sih buat nge-cas. Tapi kalau belum habis paling cuma 2 jam
DeleteMenyambung pertanyaan diatas, tagihan listrik naik drastis tidak? Secara selis murai watt nya lumayan besar (500watt) dan waktu chargenya lumayan lama
Deletenggak banyak kok naiknya seingatku
DeleteSy jg pake sepeda listrik tp yg merk richei Mbak. Harganya lebih murah, cuma 4 jt an... Lumayan bs buat muter2 kampung. Tp kalo dipake tanjakan baterai jd cepet habis wkwkwk
ReplyDeleteIya, mbak. Dia nggak tahan rintangan sepedanya. Heu
DeleteSaya sekalipun belum pernah naik sepeda listrik, kaya apa ya rasanya. hmmmmm...
ReplyDeleteKayak naik motor sih rasanya tapi lambat. Heu
DeleteGak bisa untuk beli bubur dan kudu dikayuh dalam keadaan statis? Kalau dijual ke saya mau gak? ^-^v
ReplyDeleteMbk...selis ini bisa dipake ma orang yg ga bisa naek sepeda ga??
ReplyDeleteAsal bisa naik motor bisa juga pakai selis, mbak
DeleteAkhirnya, nemu review pengguna Selis asli 😁. Habis diluar sana kebanyakan copas aja.
ReplyDeleteBoleh tanya, mbak, kira-kira mungkin nggak ya kalau untuk jarak tempuh 8km PP?
Kalau bawa aki cadangan, bagasinya bisa nggak mbak?
Maaf banyak tanya, sedang galau banget jni, mau Selis atau benerin motor tua 😁😁
Kalau naik selisnya sendiri dan jalannya nggak banyak tanjakan insyaAllah tahan aja, mbak. Ibu saya pernah bawa 14 km tapi sampai tujuan baterainya mau mau habis
DeleteBaik, mbak. Makasih....
DeleteIni kalo misal jalannya belum halus gitu gimana ya, ngaruh juga ke cadangan listriknya ya. Aku suka naik sepeda tapi sepeda manual. Pernah disuruh beli sepeda listrik aja tapi belum mau, masih suka genjot sembari buat olahraga dan lebih hemat.
ReplyDeleteKayaknya kalau jalannya belum halus nggak terlalu banyak pengaruhnya, mbak
DeleteAssalamu'alaikum,Mbak.
ReplyDeleteSalam kenal dr saya di Bandarlampung. Saya jg pengguna Selis Murai sdh sejak 2 tahun lebih sebulan. Saya beli waktu bln januari 2017. Lumayan awet sih kalo menurut saya. Apalagi saya beli si Murai itu dlm kondisi second. (sayangnya saya lupa nanya sama yg punya sebelumnya sdh berapa lama usia si Murai sejak dia pertama kali beli baru).
Dan setelah 2 tahun ini, baru ada kendala muncul. Kayaknya akinya sdh mulai soak minta diganti yg baru. Setiap habis dicharge, cuma bs dipake sekali jalan (brgkt) buat ke kantor yg jaraknya cuma 2 kilo. Walhasil klo plg musti digowes. Kan menges jg lama2.
Overall puas pake Selis ini.��
Kira kira kalo kehujanan mati ato rusak gk ya..🙏🙏
ReplyDeletekeknya seruuu :O
ReplyDeleteBatrainya soak setelah berapa lama kira-kira ya? Udah muali rame sekarang yg pake Selis, mantap kynya..
ReplyDeletekata teknisinya sih setahun sudah harus ganti. tapi kayaknya tergantung pemakaian
DeleteSetelah pertama kali punya sepeda listrik d thn 2002, sampai yang 2017 pun, satu kesimpulan penting yang harus di pertimbangkan adalah...PADA SAAT BATRE HABIS, MASIHKAH NYAMAN UTK DI GOWES...
ReplyDeleteKrn kalau batre hidup semua spd listrik enak. Rekomendasi: kalau mau cari sepeda listrik, carilah yang bertype sepeda gowes asli (MTB) tp bertenaga listrik. Shg kalau batre habis, ttp bisa berkendara dgn lebih nyaman...
Selamat berkendara
iya bener banget. selis ini kalau baterainya habis asli berat banget pas ngegowesnya jadi harus benar-benar diantisipasi pas lihat baterai tinggal sedikit
DeleteWaduh sudah terlanjur seneng abot enteng dilakoni kah jeer
DeleteSaya juga kalau kuliah pake sellis. Ya walaupun lama tapi nggak apa-apa, daripada pake mtr, masih trauma ehehe.
ReplyDeleteSaya lagi nimbang-nimbang mau beli Selis nih Mbak, soalnya masih trauma naik motor, padahal harus antar jemput anak sekolah. Makasih reviewnya, jadi ada gambaran. Sayangnya sih keknya budget belum cukup untuk tipe Murai, hehe
ReplyDeletePengen sih beli SELIS lumayan irit buat antar sekolah hanya kalau dijalan menanjak bagaimana bunda apakah kuat?
ReplyDeleteKuat aja sih, mbak. Cuma dia jadinya menghabiskan energi listriknya
Deletebagaimana kondisi sepeda listriknya sekarang bu, masih awetkah ?..
ReplyDeletemau minta izin kasih info tempat service sepeda listrik rusak area jabodetabek y bu 🙏 (service & sparepart)
silahkan di klik untuk lihat nomor tlp nya :
https://tempatservicemotorlistrik.wordpress.com/2014/06/02/bengkel-tempat-service-motor-listrik-trekko-molis-betrix-tlp-021-9156-8386-0813-1423-2808-area-jabodetabek/
terima kasih, mudah2an infonya bermanfaat.
alhamdulillah masih bagus aja. makasih infonya yaa
DeleteSaya punya Selis Butterfly tapi baru setengah tahun koq akinya dah minta ganti ya..
ReplyDeleteSelis ini cocok banget digunakan untuk jalan-jalan sore dan juga dengan menggunakan selis udah membantu untuk melestarikan alam karena selis tidak menghasilkan emisi :)
ReplyDeleteWkwk akhirnya malah gowes sendiri ya karena Mbak Antung naik gojek. Penasaran sebenarnya gimana penampakan sepeda listrik ini ketika digunakan.
ReplyDeleteSaya tadi beli selis bekas. Coba² pake buat beli obat di apotik. Indikator baterai full. Saya boncengan dengan anak sy yg masih SD kelas 2. Pas mulai laju tiba² indikator batre turun ke 20%. Udah tanggung jalan dipaksakan melaju. Gak kuat lama pas ada tanjakan si selis 'ngeden'. Akhirnya kami turun, didorong lah si selis. Sy liat indikator batre full lagi. Di jalan datar kami naik lagi selisnya..pelaaan banget. Padahal gasspoll...
ReplyDeleteAda yg bilang jangan disekaliguskan gasnya. Harus di ayun...apa benar? Mohon pencerahannya,,mbak.
seru nih punya sepeda listrik.. apalagi buat sy yg punya anak 😍
ReplyDeletewah ternyata sepeda listrik sudah ada dari 2018 ya..ketinggalan info malah saya.. :D
ReplyDeletebtw secara lingkungan sepeda listrik lebih aman dan bebas emisi dan suara pun ga seberisik kendaraan bermotor pada umumnya,
salam kenal and sukses selalu